Haaii, masih berjumpa dengan tema penyakit tropis dan menular. Untuk Senin ini, kita membahas cacar air yaa sesuai request dari teman kita Bapak Bimo
Cacar air –yang nama ilmiahnya adalah varicella dan nama bekennya adalah chicken pox- merupakan salah satu penyakit tropis yang sangat menular. Cacar air ini disebabkan oleh virus varicella-zoster. Seperti penyakit virus pada umumnya, cacar air sebenarnya bersifat self-limited alias dapat sembuh sendiri. Sayangnya, penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak ini memiliki tanda dan gejala yang sangat mengganggu.
Penyakit cacar air memiliki masa inkubasi sekitar 10 – 21 hari. Artinya adalah, setelah terinfeksi virus varicella-zoster penderita tidak akan menunjukkan tanda dan gejala apapun selama 10 – 21 hari. Setelah itu, baru penderita akan menunjukkan tanda dan gejala seperti:
Demam, Penurunan nafsu makan, Nyeri kepala, Nyeri perut, Kelelahan dan badan terasa lemah, Nyeri tenggorokan, Kesakitan (terutama pada anak kecil)
Setelah beberapa hari, munculah bercak-bercak kemerahan yang merupakan ciri khas dari cacar air. Pada fase pertama, akan muncul papule pink atau kemerahan selama beberapa hari. Setelah itu, akan muncul lepuhan berisi cairan (vesicle) yang akan bertahan selama beberapa hari sebelum pecah. Setelah itu akan muncul krusta yang juga memerlukan beberapa hari sebelum hilang.
Lesi-lesi tersebut dapat muncul di seluruh tubuh penderita. Bahkan, pada cacar air yang berat lesi dapat muncul pada mata, tenggorokan, anus, dan vagina. Penderita cacar air dapat saja mengalami ketiga fase lesi tersebut –papule, vesicle, dan krusta- dalam waktu bersamaan. Sampai krusta di kulit benar-benar kering dan hilang (sekitar 5 – 6 hari sejak muncul papule), penderita masih tetap infeksius terhadap orang-orang di sekitarnya.
Cara mendiagnosis cacar air sebenarnya sangat mudah dan tidak memerlukan pemeriksaan tambahan apapun. Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja, dokter umum dapat menegakkan diagnosis cacar air. Untuk pengobatan cacar air juga biasanya hanya diberikan antiviral –seperti valacyclovir, acyclovir, atau famcyclovir- dan obat-obatan symptomatic untuk meredakan tanda dan gejala seperti demam, nyeri kepala, nyeri perut, dll.
Ohya, sebenarnya treatment terpenting dari cacar air adalah jangan digaruk. Terutama kalau kita terkena cacar air pada usia relative sudah dewasa. Bekas lesinya sangat berpotensi untuk bertahan lama. Bisa gagal rencana kita buat jadi gadis sampul atau L-Men of the year J
Terus gimana dong kalo gatel?? Bisa dicoba oles-oles pakai calamine lotion, anti-histamine topical, atau minum anti-histamine oral. Selain itu katanya mandi dengan baking soda juga membantu. Tapi saya belom pernah coba, takut ngembang kaya kue bolu.
Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular. Risiko cacar air amat tinggi terutama jika pada beberapa kelompok berikut:
Nah, buat yang sedang menderita cacar air, atau anaknya, istrinya, suaminya, atau orang-orang terdekatnya juga sedang menderita cacar air, sebaiknya jangan terlalu mengekspos diri atau eksis di komunitas. Jangan terlalu dekat-dekat orang apalagi yang belum pernah cacar air. Karena cacar air itu sangat infeksius dan sangat mudah untuk menular. Kalau anaknya ada yang kena cacar air, monggo disuruh istirahat saja di rumah. Ngga usah sekolah, nanti kalo nularin anak orang bisa berabe. Sebaliknya kalau teman sekolah anaknya ada yang kena cacar air dan anak kita belum pernah kena cacar air, anaknya bisa dieremin aja dulu di rumah, atau kita sekalian cuti terus pelesir ke luar negeri, untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cacar air merupakan salah satu self-limited disease. Namun bukan berarti cacar air tidak dapat menimbulkan komplikasi atau fatalitas. Beberapa komplikasi yang dapat ditemukan pada cacar air adalah:
Jadi, walaupun cacar air kesannya adalah penyakit yang umum dan ringan, bukan berarti bisa disepelekan yaa...
*********