20 December 2022 8831
General Reinsurance

Gempa Cianjur dan Garut: Serupa tapi Tak Sama

Menurut para ahli, gempa bumi merupakan suatu kejadian alam akibat pergerakan kerak atau mantel bumi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas tektonik, peristiwa ini sulit diprediksi dan membutuhkan langkah yang tidak sederhana dalam pengukurannya (Kanamori, 1994). Gempa bumi menghasilkan patahan-patahan yang menyebabkan deformasi tanah yang signifikan dan kerusakan infrastruktur (Hung et al., 2022).
 
Gempa bumi memiliki sebab akibat yang berbeda-beda tergantung dari karakteristiknya masing-masing, tak jarang gempa bumi dapat berakibat fatal dan menyebabkan bencana lainnya (likuifaksi dan tsunami). Akhir tahun 2022, Indonesia dikagetkan dengan dua gempa yang terjadi cukup berdekatan (baik secara waktu dan lokasi). Dapat dilihat pada Gambar 1, dua gempa tersebut yaitu Gempa Cianjur (21 November 2022) & Gempa Garut (3 Desember 2022).
 

dfds

Gambar 1. Lokasi dan besar magnitudo Gempa Cianjur & Garut (earthquake.usgs.gov)
 
Jika dilihat sekilas, kedua gempa ini sangat identik dari segi magnitudo dan lokasinya, sehingga muncul beberapa pertanyaan-pertanyaan yang perlu divalidasi dalam artikel ini:
  • Apakah kedua gempa ini merupakan mainshock & aftershock?
  • Magnitudo mirip, lantas apakah dampak kerusakan yang dihasilkan serupa?
  • Apakah kedua sumber gempa ini sama?
  • Apakah kedua gempa tersebut sama-sama menghasilkan gempa susulan?
 
Empat pertanyaan ini akan dijawab pada artikel ini secara ringkas, sehingga kita dapat dengan jelas membedakan jenis-jenis gempa, sumber gempa dan skala kerusakan.
 

Gempa Cianjur

 
Gempa yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 ini memiliki pusat gempa di koordinat 6,853 LS dan 107,095 BT dengan kedalaman 10 km. Berdasarkan ShakeMap (Sumber : https://earthquake.usgs.gov/), gempa ini mencapai MMI (skala kerusakan di permukaan) IX di puncaknya, serta mencapai rata-rata MMI V-VI (Gambar 2) pada rupture distance 100 km dari epicenter gempa (Gambar 3). Rupture distance merupakan ukuran jarak dari pusat gempa ke permukaan bumi.
 

dfd

Gambar 2. Peta intensitas MMI Gempa Cianjur berdasarkan ShakeMap (earthquake.usgs.gov).
 

dsf

Gambar 3. Crossplot antara MMI dan Rupture Distance pada Gempa Cianjur  (earthquake.usgs.gov).
 
Gempa Cianjur mengakibatkan kerugian berupa rusaknya rumah sekitar 53.408 unit, korban luka-luka sebesar 593 dan korban jiwa sebesar 334 (Sumber: https://databoks.katadata.co.id/). Banyaknya kerugian dan korban jiwa tersebut juga dipicu akibat adanya longsor di beberapa tempat. Setidaknya ada sekitar 417 gempa susulan yang terjadi akibat Gempa Cianjur ini (BMKG).
 

Gempa Garut

 
Gempa yang terjadi pada tanggal 3 Desember 2022 ini memiliki pusat gempa di koordinat 7,249 LS dan 107,588 BT dengan kedalaman 112,5 km. Berdasarkan ShakeMap (Sumber : https://earthquake.usgs.gov/), gempa ini memiliki nilai tertinggi MMI IV (Gambar 4).
 

dsa

 
Gambar 4. Peta intensitas MMI Gempa Garut berdasarkan ShakeMap (earthquake.usgs.gov).
 
Jika dibandingkan dengan Gempa Cianjur, Gempa Garut cenderung lebih tidak menghasilkan kerusakan maupun kerugian yaitu sekitar empat rumah rusak dan satu korban luka-luka (Sumber : https://www.cnnindonesia.com/).
 

Kaitan Dua Gempa Tersebut dan Resiko yang Ditimbulkan

 
Dari hasil pemaparan kedua gempa diatas, dapat disimpulkan bahwa dibalik kemiripan magnitudo gempa dan lokasi, ternyata dampak yang dihasilkan jauh berbeda. Gempa Garut memiliki magnitudo yang sedikit lebih besar dibanding Cianjur, namun dampak yang dihasilkan jauh lebih ringan dibanding Cianjur.
 
Salah saktu faktor yang menyebabkan perbedaan dampak ini adalah kedalaman pusat gempa, Gempa Cianjur memiliki kedalaman gempa 10 km, sedangkan Gempa Garut memiliki kedalaman gempa 112,5 km. Dengan perbedaan kedalaman yang lebih dari 10 kali lipat, tentu saja efek di permukaan yang diakibatkan oleh Gempa Garut tidak akan sebesar Gempa Cianjur. Hal ini dikarenakan energi yang dihasilkan sudah mengalami pengurangan dan penyerapan seiring penjalaran gelombang ke permukaan.
 
Faktor lainnya yang mempengaruhi dampak kedua gempa ini dan sekaligus menyimpulkan bahwa kedua gempa ini tidak berkaitan ialah faktor penyebab terjadinya gempa.  Menurut analisa BMKG, Gempa Cianjur dan Gempa Garut tidak saling berkaitan karena berbeda sumber gempanya. Gempa Cianjur disebabkan oleh salah satu sesar/patahan lokal yang membentang di Jawa Barat, yaitu Sesar Cimandiri, sementara Gempa Garut disebabkan oleh Gempa Intraslab (Gambar 7) yang diakibatkan oleh penunjaman lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia pada zona subduksi (Gambar 6). Gempa Intraslab disebabkan adanya bagian lempeng yang mengalami retak/pecah dan arah patahannya biasanya tidak searah terhadap arah penunjaman lempeng.
 

dsasaf

Gambar 5. Jalur Sesar Cimandiri (garis hitam) (Sumber: Safitri et al, 2018).
 

fsdfs

Gambar 6. Zona Subduksi (penunjaman lempeng) pada Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia (Sumber: http://www.huttoncommentaries.com/).
 
 

dadsa

Gambar 7. Ilustrasi Gempa Intraslab.
 
Dari ilustrasi pada Gambar 5 dan Gambar 7, tentu kedua gempa ini jauh berbeda dari karakteristiknya. Dalam hal ini, Gempa Cianjur memiliki kerusakan yang lebih berat karena memiliki kedalaman dangkal dan sifat batuan yang heterogen dan brittle, sehingga menyebabkan banyak gempa susulan. Sementara Gempa Garut memiliki kedalaman yang cukup dalam (>100 km) dan memiliki batuan yang bersifat homogen, sehingga jarang terjadi gempa susulan.
 
Namun, bukan berarti gempa intraslab selalu tidak bersifat merusak. Salah satu gempa intraslab yang merusak adalah Gempa Padang tahun 2009 (M = 7.6) yang memakan korban meninggal sebanyak 1117 jiwa (Sumber: bpbd.padang.go.id). Gempa Intraslab dapat menghasilkan dampak yang cukup signifikan, karena selain sumber gempa sering terjadi di bawah pusat populasi (Preston et al, 2003), gempa ini juga dapat menghasilkan magnitudo yang besar karena bersumber dari lempeng yang menunjam.
 
Kesimpulan
 
Dengan adanya pemaparan artikel ini, kita dapat menjawab 4 pertanyaan yang disinggung di awal artikel:
 
  • Kedua gempa ini bukanlah rangkaian mainshock & aftershock.
  • Meskipun memiliki magnitudo yang mirip, namun dampak yang dihasilkan jauh berbeda.
  • Kedua sumber gempa ini berbeda, Gempa Cianjur bersumber dari patahan lokal (Sesar Cimandiri), sementara Gempa Garut bersumber dari Gempa Intraslab.
  • Hanya Gempa Cianjur yang menghasilkan banyak gempa susulan, hal ini dikarenakan sifat batuan yang cenderung heterogen dan brittle.

Author

Faisal Anggoro, S.Si., M.E.

Email: faisal@indonesiare.co.id