10 October 2023 3817
Life Reinsurance

Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya

Mungkin telah banyak di antara kita yang mengetahui bahaya kesehatan dari berat badan berlebih, baik itu overweight maupun obesitas. Namun, tahu kah kalian, bahwa berat badan yang kurang dari normal (underweight) juga dapat menimbulkan berbagai bahaya kesehatan dan dapat juga merupakan indikator kalau kesehatan kita sedang ‘tidak baik-baik saja’? Yuk, kita bahas lebih dalam terkait potensi bahaya kesehatan bagi orang dengan berat badan kurang (underweight)!
 
Untuk dapat mengklasifikasikan apakah seseorang masuk ke dalam kelompok underweight, normal weight, overweight, ataupun obesitas, kita terlebih dahulu harus mengenal metode perhitungan indeks massa tubuh (IMT) alias body massed index (BMI). IMT atau BMI pada dasarnya merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang, di mana perhitungan tersebut didapatkan dari perbandingan berat badan dan tinggi badan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk dapat mengetahui BMI dari seseorang:
 
 daae
Setelah mengetahui berapa BMI dari seseorang, kita dapat mengklasifikasikan BMI orang tersebut dalam beberapa kategori berikut:
 
BMI Kategori BMI
<18.5 Underweight
18.5 – 24.9 Normal Weight
24.9 – 29.9 Overweight
30.0 – 34.9 Obesitas Grade I
35.0 – 39.9 Obesitas Grade II
>40.0 Morbid Obesity
 
Perlu menjadi catatan bahwa pengukuran status gizi dengan perhitungan BMI dan klasifikasi BMI di atas merupakan perhitungan dan klasifikasi yang diperuntukkan bagi orang dewasa (>18 tahun). Adapun untuk kelompok usia anak dan remaja, pengukuran status gizi akan menggunakan metode antopometrik yang meliputi perbandingan antara berat badan dengan usia, tinggi badan dengan usia, berat badan dengan tinggi badan, serta IMT dengan usia.
 
Meskipun orang dengan berat badan kurang (underweight) cenderung terlihat lebih ‘fit’ jika dibandingkan dengan orang dengan berat badan berlebih (overweight atau obesitas), sebenarnya, underweight telah menjadi permasalahan yang serius dan menjadi catatan dari WHO (World Health Organization). Perburukan status gizi memang masih menjadi determinan masalah kesehatan utama dunia, terutama pada negara berkembang. Di Indonesia sendiri, hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di tahun 2013 pada masyarakat dengan usia di atas 18 tahun menunjukkan bahwa 8.7% dari kelompok tersebut mengalami berat badan rendah (underweight).
 
Laporan ‘The State of Food Security and Nutrition in the World’ yang dirilis oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada Juli 2022 menyebutkan bahwa jumlah orang dengan berat badan kurang (underweight) di seluruh dunia mencapai sekitar 767 juta orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sekitar 425 juta orang di antaranya berada di Asia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk underweight tertinggi di kawasan Asia Tenggara, yaitu 17.7 juta orang atau 6.5% dari populasi nasional.
 
Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan seseorang memiliki berat badan kurang (underweight)?
 
Pada dasarnya, serupa dengan berat badan berlebih (overweight atau obesitas), kondisi berat badan kurang (underweight) dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis sendiri utamanya disebabkan oleh kurangnya asupan makanan/nutrisi pada tubuh dan gangguan metabolisme tubuh. Pada penderita underweight, tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan massa otot dan penurunan imunitas yang dapat menyebabkan orang tersebut dapat rentan terinfeksi penyakit. Selain itu, beberapa hal yang juga dapat menjadi faktor fisiologis dari kondisi underweight seseorang di antaranya adalah faktor genetik, over-exercise, pengobatan atau terapi tertentu (misalnya, kemoterapi), gangguan fungsi pencernaan, gangguan fungsi liver, dan gangguan tiroid.
 
Dari faktor psikologis, kondisi underweight dapat disebabkan oleh keinginan seseorang untuk memiliki bentuk tubuh yang ‘ideal’ menurut persepsinya (body image). Keinginan tersebut dapat mempengaruhi pola makan dan kebiasaan hidup dari orang tersebut, sehingga berat badan dari orang tersebut akan kian menurun. Selain itu, beberapa hal yang juga dapat menjadi faktor psikologis dari kondisi underweight seseorang di antaranya adalah stress berkepanjangan, anoreksia, dan bulimia.
 
Perburukan status gizi pada usia muda merupakan prediktor yang kuat terhadap perburukan kesehatan pada usia tua. Berat badan rendah pada usia muda dapat mengakibatkan rendahnya kepadatan mineral tulang dan penurunan kekebalan tubuh, sehingga, orang tersebut berisiko tinggi untuk terkena penyakit/infeksi menular. Beberapa gangguan kesehatan yang dapat terkait dengan kondisi underweight di antaranya adalah:
 
Celiac Disease
 
Celiac Disease merupakan salah satu kondisi auto-immune, di mana, sistem imun kita menyerang jaringan tubuh kita sendiri saat kita mengkonsumsi gluten. Kondisi ini menyebabkan usus halus kita tidak dapat mencerna dan menyerap nutrisi dengan baik, yang lambat laun akan menyebabkan berat badan kita menurun. Kondisi Celiac Disease sendiri dapat ditandai oleh beberapa gejala seperti diare atau konstripasi kronis, nyeri perut, mual, muntah, lactose intolerance, dan perut kembung (bloating).
 
Diabetes
Pada penderita diabetes, insulin tidak diproduksi secara cukup dan kerja dari insulin tersebut juga tidak optimal. Akibatnya, tubuh tidak dapat menyerap glukosa dengan baik dan tidak dapat memanfaatkannya sebagai energi bagi tubuh untuk dapat beraktivitas. Kondisi ini menyebabkan tubuh harus membakar lemak dan otot untuk bisa mendapatkan energi. Lambat laun, berat badan dari penderita pun dapat menurun.
 
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid yang dapat mempercepat metabolisme tubuh. Percepatan metabolisme tubuh membuat makanan yang kita konsumsi diproses terlalu cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan berat badan kita akan semakin menurun.
 
Gangguan Menstruasi dan Kesuburan
Pada wanita penderita underweight, hormon dapat menjadi tidak stabil, sehingga menyebabkan siklus menstruasi turut menjadi terganggu. Iregularitas siklus menstruasi dalam waktu panjang dapat mengganggu produksi sel telur pada wanita, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
 
Osteoporosis
Orang dengan berat badan kurang (underweight) berisiko untuk memiliki penurunan kepadatan tulang, yang lambat laun dapat menyebabkan kondisi osteoporosis. Dalam studi yang bertajuk ‘International Journal of Clinical Practice’ yang diterbitkan pada tahun 2016, sebanyak 24% dari wanita underweight (BMI < 18.5) menunjukkan kepadatan tulang yang lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita dengan berat badan kurang.
 
Nah, ternyata berat badan kurang dan tubuh yang kurus tidak selamanya baik ya, teman-teman. Berat badan berlebih memang tidak bagus dan dapat membahayakan kesehatan, namun demikian pula dengan berat badan kurang. Oleh karena itu, kita harus mengatur gaya hidup kita agar dapat memiliki berat badan yang normal dan kesehatan yang baik.
Stay safe and healthy, semuanya!
 

Author

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id