09 September 2019 24631

A Brief History of Music Episode 1: Masa Pra-sejarah sampai Masa Abad Pertengahan

Musik adalah salah satu manifestasi terpenting dari akal dan pikiran manusia. Di setiap zaman, musik selalu memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya peradaban secara kontinyu, musik pun turut berevolusi. Menjadi sangat menarik untuk mengetahui bagaimana musik berkembang dari masa ke masa. Secara garis besar, perkembangan musik dapat dibagi ke dalam 8 periode besar. Mari kita bahas tiga periode musik yang paling terdahulu.
 
Periode pertama berlangsung pada masa pra-sejarah. Zaman pra-sejarah merupakan zaman ketika masih belum ditemukannya metode penulisan. Zaman tersebut membentang dari mulai 3.3 juta tahun yang lalu (stone age) sampai zaman besi (sekitar tahun 3000an SM ketika sistem penulisan mulai ditemukan). Beberapa ahli menyampaikan bahwa manusia pada zaman tersebut mengimitasi suara-suara alam dengan menggunakan suara mereka sendiri.
 
Instrumen musik sudah dikenal sejak masa pra-sejarah. Pada tahun 2009 dan 2012, ilmuwan dan arkeolog menemukan artefak yang memiliki kemiripan dengan instrumen suling yang dikenal secara luas di zaman modern kini. Instrumen tersebut terbuat dari tulang burung dan mamut (Mammoth), yang disinyalir berasal dari tahun 35,000-43,000 SM. Dari penemuan artefak tersebut, para ilmuwan dan arkeolog menyimpulkan bahwa musik merupakan hal yang umum dalam aktifitas manusia sehari-hari, mulai dari aktifitas yang bersifat religius, hingga aktifitas rekreasional.
 
Adanya musik dan juga kesenian ditengarai menjadi pembeda yang jelas antara manusia modern dengan spesies Neanderthals. Keberadaan musik memungkinkan spesies manusia modern pada zaman tersebut memperkuat hubungan sosial antara sesamanya dan melakukan ekspansi baik secara teritorial maupun secara demografis. Hal tersebut cukup kontras dengan spesies Neanderthals yang lebih tertutup dan menetap di daerah yang terpencil. Sifat konservatif tersebut disinyalir menjadi salah satu alasan kepunahan mereka.
 
Perkembangan musik kemudian berlanjut ke zaman ketika manusia mulai mengenali sistem penulisan. Salah satu sistem penulisan yang dianggap paling tua adalah Cuneiform atau tulisan paku yang ditemukan oleh Bangsa Sumeria pada masa sekitar 3200 SM. Bangsa Sumeria memanfaatkan tanah liat sebagai media penulisan. Media tersebut dikenal dengan sebutan clay tablet.
 
Adanya sistem penulisan memungkinkan partitur musik atau lagu dapat diarsipkan di permukaan clay tablet. Salah satu peninggalan tertua yang terselamatkan dari periode ini adalah clay tablet yang berasal dari abad ke-14 SM, yang ditemukan di Royal Palace, sebuah istana kuno di Ugarit, Sumeria pada tahun 1948 (Gambar 1). Clay tablet tersebut berisikan partitur musik yang dikenal dengan nama Hurrian Hymn yang kini dianggap sebagai partitur musik tertua dalam peradaban manusia. Hasil interpretasi dari partitur tersebut dapat dilihat pada video di bawah ini :

 
 
Gambar 1. Clay tablet peninggalan bangsa Ugarit yang memuat partitur musik (urkesh.org)
 
Musik yang berasal dari zaman ini dikenal dengan nama Ancient Music. Periode Ancient Music membentang hingga masa ketika kekaisaran Romawi mengalami keruntuhan, yaitu pada abad ke-4 M. Setidaknya terdapat beberapa kebudayaan besar yang memiliki peran dalam perkembangan musik pada periode ini. Kebudayaan tersebut diantaranya adalah Mesopotamia, Persia, India Kuno, Yunani, Romawi dan Cina. Periode ini ditandai dengan mulai dikenalnya not musik dan tangga nada. Periode Ancient Music juga ditandai dengan banyaknya instrumen-instrumen musik yang diciptakan, seperti lute (sejenis gitar/kecapi) oleh Mesir Kuno, Lira yang merupakan peninggalan kebudayaan Yunani dan mesopotamia, Hydraulus atau organ hidrolik, Lituus (sejenis trompet) dan Tibia (sejenis flute), yang merupakan peninggalan bangsa Romawi, dsb.
 
Gambar 2. Mosaik pemain lira yang ditemukan di reruntuhan kota Ur, Irak (wikipedia.org)
 
Salah satu tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan Ancient Music adalah Pythagoras yang merupakan seorang filsuf, matematikawan dan ilmuwan kenamaan Yunani (circa 570 – 495 SM). Pythagoras menemukan suatu teori bahwa bunyi-bunyian yang melodis dapat ditranslasikan ke dalam persamaan matematika. Fakta ini menjadi dasar yang esensial dalam pengembangan jenis-jenis tangga nada di periode musik selanjutnya, yaitu periode medieval atau zaman abad pertengahan.
 
Zaman abad pertengahan berlangsung sejak tahun sekitar 500 M hingga 1500 M. Seperti yang telah disebutkan di paragraf sebelumya, zaman ini diinisiasi dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Hilangnya kekuasaan Romawi berdampak sangat signifikan terhadap hancurnya perekonomian, kebudayaan dan demografi di Eropa. Kemiskinan, peperangan, tersendatnya perkembangan kesenian dan budaya di wilayah Eropa menghiasi periode awal zaman pertengahan. Sehingga, masa-masa awal ini sering juga dikenal dengan nama Zaman Kegelapan atau Dark Ages, yang berlangsung sekitar tahun 500 M hingga 1000 M.
 
Sepeninggalan Kekaisaran Romawi, Eropa mengalami disintegrasi politik karena daerah kekuasaannya terpecah ke dalam banyak kerajaan-kerajaan kecil yang tidak memiliki kesatuan visi. Pada saat ini lah pergerakan agama Kristen memainkan peranan penting untuk kembali menyatukan Eropa. Pengaruh agama Kristen tidak hanya pada bidang politik saja, namun juga terhadap musik. Pada zaman pertengahan, musik yang berkembang luas adalah musik yang digunakan untuk keperluan peribadatan agama Kristen yang dikenal dengan nama Musik Gereja atau Liturgical Music. Salah satu Liturgical Music tertua adalah nyanyian Gregorian atau Gregorian Chant. Kata Gregorian diambil dari nama Paus Gregorius I yang hidup di abad 6 M. Contoh Gregorian Chant dapat didengar pada video berikut :
 
 
 
Meskipun Zaman Pertengahan diawali dengan kemunduran kebudayaan dan kesenian, namun pada periode ini, musik berkembang dengan pesat. Salah satu kontribusi yang esensial pada periode tersebut adalah berkembangnya notasi musik. Pada masa-masa awal zaman pertengahan, notasi musik belum diaplikasikan. Sehingga, persebaran musik hanya melalui mulut ke mulut. Namun, seiring dengan berkembangnya musik-musik gereja, urgensi untuk menyebarkan musik ke daerah-daerah lain pun meningkat. Untuk mempermudah penyebaran musik tersebut, dikembangkan lah notasi musik. Dengan adanya notasi musik, maka musisi bisa menuliskan melodi lagu ciptaannya ke sebuah media tulis seperti kertas. Dengan demikian, persebaran musik menjadi lebih mudah, musik dapat dinyanyikan atau dimainkan dengan melodi yang sama dengan menggunakan notasi musik tersebut. Notasi musik yang paling awal dikenal dengan nama Neumes.
 
Gambar 3. Neumes yang berisikan nyanyian gereja (schoyencollection.com)
 
Musik pada masa awal zaman pertengahan memiliki karakteristik berupa musik monophonic. Musik ini hanya terdiri dari satu melodi saja, tanpa disertai dengan iringan kord atau melodi lainnya. Contohnya seperti pada Gregorian Chant, musik disenandungkan oleh seorang atau satu grup biarawan dengan satu melodi yang sama, tanpa diiringi instrumen musik. Masih ingat dengan lagu atau ringtone yang diputar di handphone nokia 3310? Ya, itu juga contoh dari music monophonic. Musik kemudian berkembang di masa-masa akhir zaman pertengahan menjadi musik polyphonic, yang kemudian jenis musik ini digunakan secara luas di periode-periode music berikutnya, terutama di periode renaissance dan barok, yang akan dibahas di artikel selanjutnya.
 
 
Sumber :
1.       news.bbc.co.uk
2.       bbc.com
3.       archaeology.org
4.       unesco.org
5.       urkesh.org
6.       cmuse.org
7.       en.wikipedia.org
8.       en.wikipedia.org
9.       britannica.com

Penulis

Maesha Gusti Rianta ST., M.Sc

Email: maesha@indonesiare.co.id