12 November 2018 21286

Efusi Pleura

 
Efusi pleura merupakan kondisi di mana terdapat cairan pada pleura, yaitu selaput pembungkus permukaan paru. Kondisi ini dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu produksi cairan yang berlebih atau penurunan kemampuan lymphatic absorption. Normalnya, ruangan pleura ini juga berisi cairan, namun dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sekitar 10 ml. Adanya cairan berlebih ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi paru, penyakit jantung, cirrhosis, trauma, bahkan keganasan.
 
Sumber Gambar : medicinenet.com
 
Cairan efusi pleura ini dapat berupa transudate atau exudate. Cairan transudate merupakan cairan yang serupa dengan cairan normal pada ruangan pleura. Cairan transudate ini dapat ditemui pada kasus efusi pleura karena penyakit jantung. Cairan exudate merupakan cairan yang banyak mengandung protein, darah, bakteri, serta sel-sel peradangan. Cairan exudate ini dapat ditemui pada kasus efusi pleura karena pneumonia atau kanker paru. Cairan exudate inilah yang biasanya lebih berbahaya dan direkomendasikan dokter untuk segera dilakukan ‘evakuasi'.
 
Sumber Gambar : medcomic.com
 
Untuk dapat menegakkan diagnosis efusi pleura, dokter pertama-tama harus melakukan anamnesis terhadap pasien. Seperti misalnya, apakah pasien memiliki riwayat trauma, keganasan, penyakit infeksi, penyakit liver, penyakit jantung, dll. Selain anamnesis, dokter akan memperhatikan tanda dan gejala yang mengarah ke efusi pleura. Karena efusi pleura ini merupakan penumpukan cairan pada ruangan pleura, maka proses pengembangan paru-paru akan terganggu saat bernapas. Oleh karena itu, sesak napas adalah gejala utama dari kondisi ini. Selain itu, batuk juga dapat menjadi gejala dari efusi pleura, terutama jika efusi pleura dilatarbelakangi oleh infeksi pada paru-paru, seperti bronchitis atau pneumonia.
 
Pada pemeriksaan fisik, terutama pada efusi pleura dengan akumulasi cairan > 300 ml, dokter biasanya menemukan beberapa abnormalitas pada pemeriksaan paru-paru, misalnya suara redup pada perkusi paru, pengembangan paru yang tidak simetris, serta penurunan fremitus taktil. Untuk diagnosis pasti efusi pleura, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan radiologi paru seperti rontgen thorax atau CT scan paru. Sedangkan untuk menegakkan penyebab dari efusi pleura, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan thoracocentesis untuk memeriksa transudate atau exudate yang ada.
 
Sumber Gambar : britannica.com
 
Efusi pleura harus mendapatkan penanganan yang adekuat untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi dan komplikasi, seperti kollaps paru yang dapat menyebabkan gagal pernapasan. Pengobatan untuk efusi pleura dilakukan dengan cara mengobati kondisi yang melatarbelakanginya. Misalnya, efusi pleura disebabkan oleh tuberculosis, maka pasien harus menjalani terapi untuk kondisi tuberculosisnya. Selain itu, dokter mungkin juga akan merekomendasikan dilakukan thoracentesis atau penyedotan cairan pleura, terutama pada kasus di mana penumpukan cairan sudah sangat banyak sehingga menyebabkan gejala yang sangat mengganggu penderita, seperti sesah napas yang berat.
 
***

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id