06 March 2019 25114

Hipertensi pada Anak

 

Penyakit tekanan darah tinggi –yang juga dikenal sebagai hipertensi- mungkin sudah bukan penyakit yang asing di telinga kita. Penyakit hipertensi memang menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diderita di dunia, yaitu sekitar 34% dari populasi orang dewasa berusia 20 tahun ke atas. Namun, tahukah kalian kalau ternyata hipertensi dapat diderita juga oleh anak-anak?

Sumber foto: https://www.medpagetoday.com/resource-centers/advances-in-childrens-health/pediatric-hypertension-time-sound-alarm/1108

 

Sebelum membahas tentang hipertensi pada anak, mari kita mengenal tekanan darah terlebih dahulu…

Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh aliran darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah yang dihasilkan saat jantung berkontraksi. Sementara tekanan darah diastolik adalah tekanan darah yang dihasilkan saat jantung relaksasi.

Tekanan darah normal pada orang dewasa, pada usia berapapun, adalah kurang dari 120/80 mmHg. Sedangkan tekanan darah normal pada anak bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, usia, serta tinggi dan berat badannya. Semakin tua usia anak, semakin tinggi tekanan darahnya. Tekanan darah anak laki-laki juga umumnya lebih tinggi dibanding tekanan darah anak perempuan. Selain itu, tekanan darah juga dapat dipengaruhi oleh aktifitas fisik anak, tingkat stress anak, dan lingkungan sekitar anak. Maka dari itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam kondisi anak yang tenang dan dalam lingkungan yang kondusif untuk mendapatkan hasil yang seobjektif mungkin.

Untuk anak berusia kurang dari 13 tahun, batasan normal tekanan darah dilakukan berdasarkan persentil tekanan darah. Tekanan darah normal adalah tekanan darah yang berada di bawah persentil 90. Tekanan darah pada persentil 90 – 95 masuk ke dalam kategori pre-hipertensi. Sedangkan tekanan darah yang berada di atas persentil 95, masuk ke dalam kategori hipertensi.

Untuk melihat persentilnya, lebih dahulu kita harus mengetahui persentil tinggi badan anak. Untuk tabel persentil berat badan juga berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan.

Sumber foto: https://manandvanislington.com/quiz-how-much-do-you-know-about-pediatric-hypertension-chart-pediatric-hypertension-chart/58450/diagnosis-and-management-of-hypertension-in-children-and-adolescents-pediatric-hypertension-chart-2/


Apakah anak mungkin mengalami hipertensi?

Ya, anak-anak mungkin mengalami hipertensi. Walaupun, sebagian besar kasus hipertensi pada anak adalah hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh adanya suatu penyakit lain, misalnya infeksi ginjal atau penyakit kongenital. Sementara pada anak usia remaja, kasus hipertensi yang ditemukan sebagian besar adalah hipertensi primer atau esensial, yaitu sebesar 85 – 90% kasus, yang mana sebagian besar dilatarbelakangi oleh kondisi obesitas pada anak dan riwayat hipertensi pada keluarga.

Tanda dan gejala hipertensi pada anak juga relatif berbeda dibanding dewasa. Pada bayi baru lahir, tanda dan gejala hipertensi dapat berupa sesak napas, berkeringat, gelisah, sianosis, muntah, dan kejang. Pada anak yang lebih besar, hipertensi dapat ditandai oleh adanya nyeri kepala, gangguan penglihatan, mimisan, kejang, penurunan kesadaran, mual dan muntah, nyeri dada, kelemahan otot atau kelumpuhan, dan gangguan pertumbuhan.

Prinsip penanganan hipertensi pada anak kurang lebih sama dengan penanganan hipertensi pada dewasa. Jika hipertensi yang diderita anak adalah hipertensi primer/esensial, maka langkah pertama dari penanganan hipertensi adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi garam dan mengendalikan berat badan. Jika hipertensi yang diderita anak adalah hipertensi sekunder, maka penanganan yang harus dilakukan adalah mengobati penyakit yang melatarbelakanginya. Misalnya, jika anak memiliki penyakit ginjal yang menyebabkan tekanan darahnya menjadi tinggi, maka untuk menangani hipertensi anak tersebut, penyakit ginjalnya lah yang harus diobati.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Karena hipertensi bukanlah penyakit yang dapat muncul secara mendadak, sebenarnya hipertensi dapat dideteksi dengan cukup cepat. Idealnya, anak berusia 3 tahun ke atas direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan minimum setiap enam bulan sekali, termasuk di antaranya pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah. Pada anak-anak dengan faktor risiko tertentu, seperti riwayat lahir prematur, berat lahir kurang atau berlebih, memiliki penyakit kongenital, atau riwayat penyakit kronis, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih intensif.

 

********

 

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id