14 February 2022 3305
Reasuransi Umum

Kilas Balik Fenomena Banjir Besar di Tahun 2021 Akibat dari Perubahan Iklim

Selagi perhatian dunia masih terfokus pada pandemi COVID19 selama dua tahun terakhir, kejadian bencana alam yang berhubungan dengan iklim masih terus terjadi. Berdasarkan Sixth Assessment Report yang dipublikasikan oleh Intergovernmental Panel of Climate Change pada bulan Agustus 2021, dinyatakan secara tegas bahwa aktifitas manusia memiliki dampak terhadap peningkatan temperatur global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dengan laju yang cepat[1].

Berubahnya pola iklim global menjadi salah satu faktor atas peningkatan frekuensi dan severitas kejadian bencana alam. Seorang peneliti Oxford University, Friederike Otto, menyatakan bahwa hubungan antara bencana akibat fenomena cuaca yang ekstrim dengan perubahan iklim serupa dengan hubungan antara merokok dan kanker[2]. Selama tahun 2021, terjadi beberapa bencana alam dengan nilai kerugian yang sangat besar, mulai dari banjir, gelombang panas, hingga kekeringan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh AON, nilai kerugian akibat bencana alam (termasuk gempa bumi) di tahun 2021 mencapai USD 343 miliar[3]. Salah satu bencana alam yang paling masif yang terjadi di berbagai belahan bumi adalah banjir.

Di tahun 2021, tercatat beberapa banjir besar yang melanda berbagai negara di berbagai benua. Salah satu yang paling menggemparkan adalah banjir di bagian Eropa Barat yang sedikitnya meliputi Jerman, Belgia, dan Luksemburg[4]. Kejadian banjir tersebut disebabkan oleh hujan dengan curah yang ekstrim yang terjadi di tanggal 12 hingga 15 Juli 2021. Curah hujan tersebut disinyalir menjadi yang tertinggi dalam 100 tahun terakhir di Eropa Barat[5]. Negara yang paling besar terimbas dari kejadian ini adalah Jerman dengan total kerugian mencapai USD 40 miliar dan total korban jiwa lebih dari 220 orang[5]. Di Belgia sendiri, kerugian akibat banjir ini mencapai USD 11 juta dengan total korban jiwa mencapai 32 orang[6].

Maesha1
Gambar 1. Banjir yang terjadi di Desa Altenburg, Jerman pada bulan Juli 2021.
Sumber:
https://www.dw.com/en/german-flood-victims-left-traumatized-as-climate-crisis-looms/a-59111396

Selain di Eropa Barat, banjir besar juga terjadi di Pacific Northwest yang meliputi bagian barat Amerika Utara, yang termasuk di dalamnya adalah provinsi British Columbia. Pada tanggal 17 November 2021, status darurat ditetapkan pada provinsi British Columbia sebagai akibat dari badai dengan curah hujan yang ekstrim[7]. Banjir besar menyebabkan sebanyak 18 ribu warga dievakuasi dengan kerugian total melebihi USD 1 miliar. Kurang lebih kerugian sebesar USD 450 juta ditanggung oleh asuransi. Hal tersebut menjadikan kejadian banjir ini menjadi bencana alam dengan total kerugian terbesar sepanjang sejarah provinsi British Columbia[8].  Fenomena badai tersebut juga disinyalir sebagai yang terburuk dalam satu abad terakhir.

Maesha2
Gambar 2. Banjir yang terjadi di Abbotsford, British Columbia, Canada, pada November 2021
Sumber: https://www.theguardian.com/environment/2021/nov/17/pacific-north-west-flooding-british-columbia-washington-state-canada
 

Tidak hanya di Eropa dan Amerika Utara, hujan dengan curah yang ekstrim pun terjadi di Asia. Salah satu daerah di Asia yang paling besar terdampak adalah Provinsi Henan, Cina. Seperti halnya cuaca ekstrim yang terjadi di Eropa, fenomena hujan besar di Henan juga terjadi di pertengahan bulan Juli 2021. Curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari tersebut dianggap setara dengan hujan yang terjadi dalam 1 tahun. Korban jiwa dari bencana alam ini mencapai lebih dari 300 orang dan sebanyak 800 ribu warga dievakuasi. Nilai kerugian finansial mencapai USD 18 miliar[9].

Maesha3
Gambar 3. Banjir yang terjadi di Provinsi Henan, China, di bulan Juli 2021
source: https://www.bbc.com/news/world-asia-china-57924535

Fenomena cuaca ekstrim yang terjadi di Jerman, Kanada dan China cukup menjadi bukti bahwa bahkan negara-negara maju pun masih sangat rentan terhadap bencana alam akibat dari perubahan iklim. Tingkat kerentanan ini tentunya akan jauh lebih tinggi pada negara-negara lain yang tergolong miskin maupun yang berkembang. Salah satu contohnya adalah Sudan Selatan yang berdasarkan Global Climate Index, negara tersebut menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim[10].
Di tahun 2021, Sudan Selatan mengalami banjir terburuk dalam 60 tahun terakhir[11]. Sebanyak 780 ribu penduduk terdampak langsung akibat banjir ini. Berbeda dengan negara-negara maju yang mungkin bisa melakukan pemulihan dalam waktu yang cepat, banjir di Sudan Selatan ini memiliki dampak yang berkepanjangan. Banjir merusak lahan pertanian dan turut menyebabkan kematian hewan-hewan ternak. Akibatnya, kelangkaan bahan pangan mengancam kelangsungan hidup 2.5 juta penduduk. Bahkan, sebanyak 100.000 penduduk sudah masuk dalam kategori kelaparan. Kelangkaan bahan pangan memaksa penduduk untuk bergantung pada bunga teratai sebagai bahan makan utama[10].

Maesha4

Gambar 4. Penduduk Sudan Selatan mencari bunga teratai untuk menjadi bahan pangan sehari-hari
Source: https://www.theguardian.com/global-development/2021/nov/30/the-rising-cost-of-the-climate-crisis-in-flooded-south-sudan-in-pictures

 
Mengapa pemanasan global dan perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan frekuensi dan severitas dari banjir? Secara sederhana, peningkatan temperatur global menyebabkan lebih banyak air yang menguap dari daratan maupun lautan. Hal tersebut tentunya menyebabkan semakin tinggi konten uap air di atmosfer. Berdasarkan Sixth Assessment Report, peningkatan temperatur global sebesar 1.5o berakibat pada semakin meningkatnya intensitas hujan lebat. Report tersebut juga menyatakan  bahwa peningkatan temperatur juga berdampak pada peningkatan frekuensi hujan lebat di sebagian besar wilayah Afrika dan Asia (level kepercayaan tinggi), Amerika Utara (level kepercayaan medium ke tinggi) dan Eropa (level kerpecayaan menengah. Artinya banjir besar akan sangat mungkin untuk terjadi kembali di tahun-tahun mendatang. Mengingat besarnya kerugian akibat banjir, pencegahan peningkatan temperatur global harus senantiasa menjadi prioritas utama.
 

References

[1] Intergovernmental Panel on Climate Change, 2021. Climate Change 2021, s.l.: IPCC, Switzerland.
[2] Gibbens, S., 2021. Deadly heat waves, floods, drought will get worse if warming continues. [Online]
Available at: https://www.nationalgeographic.com/environment/article/deadly-heat-waves-floods-drought-will-get-worse-if-warming-continues
[Accessed 9 February 2022].
[3] AON, 2022. 2021 Weather, Climate and Catastrophe Insight, s.l.: s.n.
[4] Davies, R., 2021. Widespread European flooding, July 2021. [Online]
Available at: https://www.efas.eu/en/news/widespread-european-flooding-july-2021
[Accessed 9 February 2022].
[5] Schumacher, E., 2022. Natural disasters cost $280 billion in 2021: German insurance firm. [Online]
Available at: https://www.dw.com/en/natural-disasters-cost-280-billion-in-2021-german-insurance-firm/a-60378575
[Accessed 9 February 2022].
[6] News.am, 2021. Flood damage in Belgium exceeds € 10 billion. [Online]
Available at: https://news.am/eng/news/654826.html
[Accessed 9 february 2022].
[7] NASA, 2021. Pacific Northwest Flooding and Landslides November 2021. [Online]
Available at: https://appliedsciences.nasa.gov/what-we-do/disasters/disasters-activations/pacific-northwest-flooding-and-landslides-november-2021
[Accessed 9 february 2022].
[8] Charlebois, B., 2021. Floods the most costly weather-related disaster ever for B.C.. [Online]
Available at: https://www.nationalobserver.com/2021/12/10/news/floods-most-costly-weather-related-disaster-bc#:~:text=The%20Insurance%20Bureau%20of%20Canada,event%20in%20the%20province's%20history.%22
[Accessed 9 february 2022].
[9] sky, 2021. 'Eye-watering' costs of 2021's environmental disasters revealed - as leaders urged to make climate change a priority. [Online]
Available at: https://news.sky.com/story/eye-watering-costs-of-2021s-environmental-disasters-revealed-as-leaders-urged-to-make-climate-change-a-priority-12504051
[Accessed 10 february 2022].
[10] Martinez, S., 2021. The rising cost of the climate crisis in flooded South Sudan – in pictures. [Online]
Available at: https://www.theguardian.com/global-development/2021/nov/30/the-rising-cost-of-the-climate-crisis-in-flooded-south-sudan-in-pictures
[Accessed 10 february 2022].

[11] Rich, S., 2021. In pictures: South Sudan's worst flooding in decades. [Online]
Available at: https://edition.cnn.com/2021/12/17/weather/gallery/south-sudan-flooding/index.html
[Accessed 10 february 2022].

Penulis

Maesha Gusti Rianta ST., M.Sc

Email: maesha@indonesiare.co.id