Pada Bulan Agustus tahun 2020, terjadi salah satu ledakan non-nuklir terbesar di Pelabuhan Beirut, Lebanon yang memakan lebih dari 100 orang korban jiwa dan melukai sedikitnya 4000 orang. Ledakan maha dahsyat ini diakibatkan oleh senyawa kimia yang dikenal dengan nama amonium nitrat. Apa sebenarnya amonium nitrat dan bagaimana bisa bahan kimia tersebut menyebabkan ledakan yang sangat besar?
Gambar 1. Ledakan Amonium Nitrat Pelabuhan Beirut, Lebanon
Sumber: https://unsplash.com/photos/9Y4Nd3sHPmk (free image)
Amonium nitrat adalah bahan kimia berbentuk padatan berwarna putih dan umumnya digunakan sebagai sumber nitrogen untuk pupuk. Selain itu, amonium nitrat digunakan sebagai komponen utama bahan peledak dalam industri pertambangan. Amonium nitrat merupakan bahan kimia yang mudah meledak. Salah satu alasan mengapa amonium nitrat mudah meledak adalah karena senyawa ini mengandung bahan bakar dalam bentuk ion amonium dan nitrat yang merupakan zat penghasil oksigen yang kuat.
Amonium nitrat yang digunakan dalam pembuatan pupuk di industri biasanya disimpan dalam jumlah besar, dimana bila tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan ledakan. Saat terkena tekanan tinggi dan panas dengan suhu lebih dari 190oC, amonium nitrat akan terurai dan menghasilkan oksida nitrat, oksigen, air, dan sejumlah besar panas dan energi kinetik yang bisa menyebabkan ledakan besar.
Pencetus ledakan amonium nitrat bisa diakibatkan beberapa faktor, yaitu teknik penyimpanan (karung dalam tumpukan besar), tidak adanya ventilasi yang memadai, kontaminasi kimia, kelembaban, dan paparan sumber panas eksternal yang disebabkan oleh api atau nyala (flame). Dalam kasus ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, ledakan amonium nitrat diinisiasi oleh kebakaran dari gudang kembang api yang terletak berdekatan dengan gudang amonium nitrat. Pada pukul 17:55 waktu Beirut setempat, Selasa 4 Agustus 2020, ledakan pertama yang disusul dengan kebakaran terjadi di gudang kembang api di Hangar 12 Pelabuhan Beirut (PoB). Api yang berasal dari gudang kembang api memanaskan 2.750 ton amonium nitrat yang terletak berdekatan dan menyebabkan ledakan amonium nitrat yang setara dengan 1.155 ton TNT dan mampu menciptakan gempa berkekuatan 3,3 magnitudo.
Produsen amonium nitrat di Indonesia sangat perlu memperhatikan keamanan penyimpanan dari stock amonium nitrat untuk menghindari kejadian ledakan yang mungkin bisa terjadi. Sudah banyak peraturan dan persyaratan ketat untuk penanganan dan penyimpanan amonium nitrat yang dikeluarkan oleh beberapa negara. Di AS, peraturan utama dikeluarkan pada tahun 2001 oleh Occupational Health and Safety Administration (OSHA).
Peraturan OSHA menetapkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan amonium nitrat salah satunya adalah ventilasi. Ventilasi memadai diperlukan di area penyimpanan amonium nitrat. Ventilasi yang memadai merupakan kunci untuk mencegah akumulasi gas beracun dan gas panas serta aglomerasi. Faktor lainnya adalah penggunaan bahan yang mudah terbakar di area penyimpanan, menjaga suhu di bawah 130°F, membatasi jumlah amonium nitrat yang disimpan di satu tempat, dan memastikan tindakan pemadaman kebakaran yang memadai.
Gambar 2. Faktor utama dalam Penyimpanan Amonium Nitrat
Sumber:
https://www.cas.org/resources/cas-insights/safety/ammonium-nitrate-making-it-safer-today-better-tomorrow
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpubh.2021.657996/full
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53673924