14 January 2019 37607

Mengenal IQOS

Rokok telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup sebagian orang. Merokok bahkan tidak lagi hanya dijadikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan atas tembakau atau nikotin, tetapi juga telah menjadi simbol dari pergaulan dan gaya hidup. Walaupun demikian, seiring perkembangan jaman yang memudahkan informasi untuk diakses, para perokok semakin terbuka matanya akan bahaya yang mengancam kesehatan mereka. Oleh karena itu, kehadiran rokok elektrik yang digadang-gadang sebagai alternatif cara merokok yang lebih ‘sehat’ disambut dengan amat hangat.
 
IQOS dan stik tembaukanya
Sumber Gambar : vapingpost.com
 
Philip Morris International Inc., (PMI) sebagai salah satu produsen rokok terbesar di dunia juga turut serta meramaikan pasar rokok alternatif dengan meluncurkan perangkat bernama IQOS (I-Quit-Ordinary-Smoking). Perangkat ini tidak menggunakan nikotin cair seperti e-cigarette yang kita kenalsebelumnya, melainkan menggunakan stick tembakau kecil. IQOS akan memanaskan stick tembakau tersebut sampai suhu 350 C hingga menghasilkan uap tembakau. Suhu tersebut cukup panas untuk membuat tembakau mengeluarkan uap, namun tidak cukup panas untuk membakar tembakau.
 
Cara menggunakan IQOS
Sumber Gambar : uk.iqos.com
 
Proses penguapan inilah yang menjadi keunggulan IQOS. Dengan tidak terbakarnya tembakau, senyawa toxic yang dihasilkan tidak sebanyak yang dihasilkan dari pembakaran tembakau pada rokok tradisional. Proses penguapan IQOS juga tidak menghasilkan abu seperti pada rokok tradisional. Uap yang dihasilkan juga merupakan uap ringan yang tidak pekat seperti asap, sehingga ‘gangguan’ yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar dapat diminimalisir. Selain itu, IQOS juga memiliki ukuran yang mungil –hanya sebesar pulpen!- sehingga begitu ringkas untuk dibawa ke mana-mana.
 
PMI mengatakan bahwa karena IQOS tidak membakar tembakau, maka produk ini menghasilkan lebih sedikit senyawa berbahaya dibandingkan dengan rokok tradisional. Juga karena produk ini tidak membakar cairan seperti pada e-cigarette, maka tidak ada hasil pembakaran berbahaya seperti yang terjadi pada e-cigarette. Oleh karena itu, PMI mengklaim kalau IQOS dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh tembakau dan nikotin.
 
Sumber Gambar : seekingalpha.com
 
Untuk membuktikan penyataan dari PMI tersebut, panel Food and Drug Administration (FDA) melakukan penelitian terkait dampak yang ditimbulkan oleh IQOS terhadap kesehatan. Pada penelitian tersebut, IQOS memang terbukti mengeluarkan senyawa toxic lebih sedikit jika dibandingkan dengan rokok tradisional. Peradangan paru yang ditrigger oleh IQOS juga lebih sedikit dibandingkan yang ditrigger oleh rokok tradisional. Namun, temuan tersebut tidak lantas membuktikan kalau IQOS dalam jangka panjang menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan rokok tradisional. Oleh karena itu, FDA mengatakan bahwa IQOS belum dapat dinyatakan mampu menurunkan risiko penyakit yang disebabkan oleh tembakau secara signifikan.
 
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wong, Kogel, dan Veljkovic juga menyebutkan kalau eksposure uap IQOS dapat memicu terjadinya liver toxicity. Pada penelitian yang dilakukan pada probandus tikus tersebut, setelah probandus menerima eksposure uap IQOS selama 90 hari, terjadi perubahan-perubahan berupa peningkatan massa liver dan peningkatan kadar SGPT. Peningkatan massa liver merupakan indikasi dari hepatocellular hypertrophy sedangkan SGPT merupakan enzim yang dilepas saat terjadi cidera pada sel liver. Kondisi-kondisi tersebut konsisten dengan tanda terjadinya gagal liver akut.
 
Sumber Gambar : health24.com
 
Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa PMI belum dapat menyatakan kalau penggunaan IQOS dapat secara signifikan mengurangi bahaya akibat tembakau pada kesehatan. Untuk dapat menyatakan hal tersebut diperlukan penelitian dengan sample lebih banyak dan jangka waktu lebih lama.
 
Selain masih dapat menimbulkan gangguan kesehatan, IQOS juga dianggap masih belum berhasil membantu perokok untuk dapat berhenti merokok. Selama ini, pengguna rokok tradisional biasanya mengeluhkan asap, abu, dan aroma dari rokok tradisional yang mengganggu mereka. Keluhan-keluhan itu dapat teratasi oleh penggunaan IQOS sehingga secara tidak langsung ‘mengurangi’ alasan perokok untuk berhenti merokok.
 
Jadi, untuk rekan-rekan yang kebetulan adalah perokok, apakah akan beralih ke IQOS?
 
Jika tujuan kalian mengkonsumsi IQOS adalah untuk mengurangi bahaya kesehatan, sayang sekali Ferguso, belum ada penelitian yang dapat membuktikan hal tersebut. Jika tujuan kalian mengkonsumsi IQOS adalah untuk mendapatkan sensasi merokok yang baru, menghindari banyaknya abu dari rokok, atau menghindari badan jadi ‘bau’ setelah merokok…. mungkin IQOS adalah hal yang kalian cari. Tetapi yang harus diingat adalah, sedikit atau banyak, sebentar atau lama, cepat atau lambat konsumsi tembakau pasti akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan kalian!
 
***

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id