06 March 2017 8497

Para Pelengkap BMI

Memiliki berat dan tinggi badan normal tidak lagi cukup untuk dapat dinyatakan sehat. Nyatanya, banyak orang yang memiliki berat da tinggi badan ideal ternyata memiliki risiko kesehatan yang cukup besar. Salah satu ukuran yang dapat mencerminkan risiko kesehatan seseorang adalah lingkar perut dan lingkar pinggang. Nah lo, perut udah dibawa-bawa nih…

BMI (yang mana diukur berdasarkan tinggi dan berat badan) adalah parameter yang sangat berguna untuk memprediksikan lemak tubuh dan risiko kesehatan yang dapat muncul akibat adanya lemak tubuh tersebut. Semakin tinggi BMI seseorang, risiko kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta diabetes akan semakin mungkin untuk muncul. Walaupun BMI sangat berguna dalam memprediksikan beberapa risiko, namun ada beberapa keterbatasan dari BMI:

  • BMI dapat meng-overestimate lemak tubuh pada kasus atlet atau seseorang yang memiliki massa otot besar
  • BMI dapat meng-underestimate lemak tubuh pada kasus orang lanjut usia atau seseorang yang kehilangan massa otot

Apa sih maksud dari pernyataan di atas?

Maksudnya begini, misalnya pada atlet yang memiliki BMI di atas normal. Dia secara umum tergolong sebagai overweight, padahal yang berlebih dari dia adalah massa ototnya, bukan massa lemak tubuhnya. Demikian sebaliknya pada orang usia lanjut yang sudah kehilangan sebagian massa ototnya. Bisa saja dia memiliki BMI kurang atau normal, tapi itu bukan karena dia sehat, tapi karena massa otot yang dia miliki sudah sangat berkurang dari massa otot orang normal.

Lalu apa lagi yang dapat kita lakukan untuk memperkirakan kondisi kesehatan seseorang?



Selain BMI, kita dapat memperkirakan kondisi kesehatan seseorang berdasarkan lingkar pinggang dan lingkar perutnya. Pengukuran lingkar pinggang dapat mendukung prognosa kesehatan yang didapatkan dari pengukuran BMI. Seseorang yang memiliki penumpukan lemak tubuh pada pinggang memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dan diabetes mellitus tipe 2. Risiko ini akan meningkat pada wanita yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 35 inchi (± 88.9 cm) pada wanita dan 40 inchi (± 101.6 cm) pada pria.

Berdasarkan beberapa penelitian terbaru, pengukuran lingkar perut juga cenderung lebih akurat untuk mengetahui risiko penyakit. Lingkar perut yang ideal untuk pria tak lebih dari 90 cm, sementara untuk wanita kurang dari 80 cm. Menurut riset terhadap lebih dari 650.000 orang, diketahui risiko penyakit meningkat secara konsisten untuk setiap penambahan lingkar perut sebanyak 5 cm. Bahkan orang dengan berat badan (indeks massa tubuh) normal tapi lingkar perutnya besar tetap beresiko tinggi terkena penyakit. *cubit gelambir di perut*

Sebenarnya, apa sih yang dicari dari sebuah lingkar perut?

Lingkar perut, jika ukurannya lebih dari standar ideal mengindikasikan adanya abnormalitas distribusi lemak. Secara umum ada dua jenis distribusi lemak berdasarkan tipe tubuhnya, yaitu tipe tubuh pear dan tipe tubuh apel.

  • Tipe tubuh pear

Sebagian orang (umumnya wanita) memiliki lemak di sekitar paha dan bokong, namun bagian atas tubuhnya termasuk langsing. Ini adalah tipe tubuh pear.

  • Tipe tubuh apel


Sementara itu, orang yang memiliki tipe tubuh apel, membawa lemak mereka di sekitar perut dan biasanya bagian pahanya tidak besar. Bentuk tubuh seperti ini umum dimiliki para pria atau sering disebut juga dengan "perut bir" yang sayangnya memiliki keterkaitan cukup tinggi dengan sindrom metabolic. Sindrom metabolic merupakan kondisi di mana tingkat tekanan darah, gula darah, serta lemak darah (Kolesterol), tinggi. Akibatnya mereka rentan mengalami penyakit perlemakan hati dan penyakit jantung. Dalam kondisi tersebut, lemak bukan cuma ditemukan di bawah kulit tapi juga di dalam bagian tubuh, yakni menyelimuti organ vital.

Mengapa sih, lemak dapat menumpuk di perut?

Taukah anda apa itu hormone kortisol? Hormon kortisol adalah hormone yang dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di perut. Hormon kortisol adalah hormone yang pembentukannya dipicu oleh stress, sehingga jika kita semakin stress kadar hormone kortisol kita semakin tinggi. Misalnya nih, kita stress karena closing #ups. Itu bahaya lho, nanti perut kita bisa semakin subur lingkarnya, hahahaha. Lalu bagaimana caranya menekan produksi si hormone kortisol? Ya tentu saja dengan menekan tingkat stress. Gampang sih, banyak cuti aja, hehehe.

Intinya adalah, menilai kondisi kesehatan seseorang tidak dapat hanya melihat salah satu atau beberapa parameter saja. Tidak bisa hanya tinggi badan, berat badan, atau lingkar perut saja. Kondisi kesehatan adalah suatu gambaran umum yang kompleks dari seseorang, kita harus melihat profil risiko seseorang secara keseluruhan untuk dapat benar-benar menilai kondisi kesehatannya.

Nah, berapa hayooo lingkar pinggang dan lingkar perutmu?

 

 

*********

Penulis

Admin