31 March 2022 4005
Reasuransi Jiwa

Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia

Kita mungkin sudah sangat familiar dengan penyakit tipes. Tidak jarang, saat seseorang mengalami demam dan beberapa keluhan lainnya, orang tersebut dikatakan mengalami ‘gejala tipes’. Nah, sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan penyakit tipes, dan apakah ‘gejala tipes’ itu sama dengan penyakit tipes?

Tipes1
Sumber: www.freepik.com
 

Tipes yang umumnya kita kenal, pada dasarnya merupakan demam tifoid. Mungkin kita sering mendengar ada ‘musim sakit tipes’, jadi mungkin ada yang mengira kalau penyakit tipes ini adalah penyakit musiman. Asumsi tersebut tidak benar, ya, teman-teman. Penyakit tipes ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama Salmonella thyphi. Penyakit tipes ditransmisikan secara fecal dan oral alias melalui makanan dan kotoran yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
Karena sebenarnya penyakit tipes bernama demam tifoid, gejala utama dari penyakit tipes adalah munculnya demam. Penderita tipes umumnya akan mengalami demam dengan suhu yang lumayan tinggi (umumnya di atas 38°C), pada hari-hari awal penyakit. Setelah muncul demam, barulah gejala-gejala lain datang menyusul, seperti nyeri kepala, nyeri otot, mual, muntah, nyeri perut, diare, konstipasi, penurunan nafsu makan, serta kelelahan yang berat.

Apabila seorang pasien dengan keluhan dan gejala yang mengarah ke penyakit tipes tersebut datang, tentunya dokter akan mencurigai bahwa pasien tersebut terkena penyakit tipes. Meskipun demikian, diagnosis pasti dari penyakit tipes tidak dapat dilakukan hanya dari informasi keluhan pasien (anamnesis) ataupun pemeriksaan fisik saja. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan darah, seperti pemeriksaan Tubex TF ataupun Widal, sehingga dugaan diagnosis penyakit tipes dapat dikonfirmasi.

Nah, jadi nih teman-teman, sebenarnya tidak ada penyakit yang bernama ‘gejala tipes’. Yang dimaksud dengan ‘gejala tipes’ lebih kepada dugaan diagnosis penyakit tipes yang berdasarkan gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien, namun belum dikonfirmasi diagnosisnya oleh hasil pemeriksaan laboratorium.

Meskipun penyakit tipes terdengar ‘umum’ dan tidak berbahaya, penderita penyakit tipes perlu mendapatkan penanganan yang adekuat dan segera, untuk mencegah perburukan penyakit atau munculnya komplikasi. Karena penyakit tipes disebabkan oleh infeksi bakteri, maka, pengobatan dari penyakit tipes akan membutuhkan obat antibiotik. Beberapa antibiotik yang umum digunakan di antaranya adalah chloramphenicol atau ciprofloxacin. Selain itu, dokter juga umumnya meresepkan beberapa obat pendukung lain sesuai gejala pasien, misalnya, Paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri, atau Loperamide dan Zinc untuk meredakan diare dan gangguan pencernaan. Apabila penderita mengalami diare berkepanjangan karena tipes dan pada akhirnya mengalami dehidrasi, dokter juga dapat melakukan pemberian penggantian cairan tubuh melalui infus intravena.
 
Tipes2
Sumber foto: www.freepik.com
 
Apabila penderita penyakit tipes terlambat menerima penanganan, bukan tidak mungkin, ‘penyakit umum’ ini dapat memunculkan komplikasi, atau bahkan fatalitas. Pada beberapa kasus tipes yang berat, penderita dapat mengalami dehidrasi berat, perdarahan saluran pencernaan, perforasi saluran pencernaan, peradangan pada selaput perut (peritonitis), penurunan kesadaran, hingga kematian. Oleh karena itu, apabila menderita tipes, kita harus memeriksakan kondisi kita ke dokter, agar dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi, apakah kita dapat menjalani perawatan di rumah, atau kita harus menjalani perawatan di RS, agar dokter dapat melakukan monitoring dan pengobatan dengan lebih intensif.

Bagaimana eksistensi penyakit tipes pada kondisi pandemi ini? Apakah penyakit tipes masih berbahaya dan harus diwaspadai?

Keberadaan Covid tidak membuat kita dapat menyepelekan penyakit tipes. Apalagi, pada musim penghujan menjelang pancaroba ini, kondisi tubuh kita dapat kurang optimal, apalagi jika aktivitas yang kita jalani cukup berat, yang dapat membuat risiko kita menderita penyakit tipes menjadi lebih tinggi. Selain itu, tidak jarang ditemukan kasus coincidence penyakit tipes dengan Covid, di mana penderita penyakit tipes sebenarnya juga menderita Covid, atau sebaliknya. Oleh karena itu, pada kondisi seperti ini, tidak hanya kita harus semakin mengetatkan protokol kesehatan kita, namun, kita juga tetap harus menjaga tubuh kita agar tidak terinfeksi penyakit-penyakit lainnya.

Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Oleh karena itu, walaupun penyakit tipes sudah menjadi ‘penyakit umum’ bagi masyarakat Indonesia, kita tetap harus berupaya untuk memelihara kesehatan tubuh kita agar terhindar dari penyakit tipes. Beberapa upaya pencegahan yang dapat kita lakukan di antaranya adalah menjaga kebersihan tempat tinggal –termasuk ke dapur, penyimpanan makanan, dan kamar mandi-, mengkonsumsi makanan yang bersih dan telah termasak dengan baik, serta menjaga kesehatan kita secara umum seperti rutin berolah raga, cukup beristirahat, dan menghindari stress. Jangan sampai kerja, kerja, kerja, kerja, tipes, yaa!

Stay safe and healthy, semuanya! 
 
***

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id