12 November 2019 21044

Sifilis

Adakah yang sudah pernah mendengar tentang penyakit sifilis?
 
Penyakit sifilis atau raja singa merupakan salah satu dari infeksi menular seksual yang paling umum ditemui di masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum. Infeksi ini menular melalui kontak langsung jika kita bersentuhan dengan luka dari penderita sifilis. Infeksi ini umumnya menular melalui kontak seksual dengan orang yang telah menderita sifilis. Namun, sifilis juga dapat ditularkan secara trans maternal, yaitu dari ibu ke anak melalui plasenta atau saat proses kelahiran berlangsung.
 
Sumber foto: thecurbsiders.com
 
Penderita sifilis dapat tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi sifilis untuk waktu yang cukup lama, sampai terjadi tanda dan gejala yang mengganggu. Tahap awal penyakit sifilis dikenal sebagai tahap sifilis primer. Pada tahapan ini, sifilis hanya akan ditandai dengan munculnya luka kecil pada area tempat masuknya bakteri. Luka kecil ini disebut sebagai chancre. Luka ini umumnya berukuran kecil, berlokasi cukup tersembunyi –umumnya di vagina, penis, lipatan scrotum, atau rektum-, serta tidak menimbulkan nyeri sehingga sulit terlihat oleh penderita. Chancre ini akan sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam waktu tiga hingga enam minggu.
 
Beberapa minggu setelah chancre sembuh, penyakit sifilis akan masuk ke tahap kedua yaitu sifilis sekunder. Pada tahapan ini akan timbul rash pada tubuh, yang diawali pada area dada dan punggung. Rash ini dapat timbul di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Rash ini tidak gatal, namun karena meluas jadi cukup mengganggu. Timbulnya rash ini juga umumnya dibarengi oleh adanya lesi berbentuk kutil pada area mulut dan genital. Beberapa orang juga dapat mengalami kerontokan rambut, nyeri otot, demam, nyeri tenggorokan, dan pembengkakan limfonodi pada tahap sifilis sekunder. Seluruh tanda dan gejala ini dapat menghilang dalam waktu beberapa minggu, namun dapat muncul kembali sewaktu-waktu, terutama jika kekebalan tubuh si penderita sedang melemah.
 
Syphilis Rash
Sumber foto: cmaj.ca
 
Tahapan selanjutnya dari penyakit sifilis adalah fase laten, di mana tidak terjadi gejala apapun, namun bakteri sebenarnya masih berada dalam tubuh si penderita. Fase laten ini dapat berlangsung hingga beberapa tahun. Penderita dapat sembuh total tanpa timbul gejala apapun lagi, atau penyakit dapat masuk ke tahapan selanjutnya yaitu fase tertier.
 
Sekitar 15 – 30 % dari penderita sifilis akan mengalami fase tertier, terutama, jika penderita tersebut memiliki kekebalan tubuh yang tidak baik seperti menderita infeksi HIV-AIDS atau penyakit autoimmune. Pada fase tertier ini, infeksi sifilis telah menyebar ke beberapa organ seperti otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, liver, tulang, dan persendian. Tanda dan gejala yang timbul bergantung dari organ mana yang terserang. Jika otak atau saraf yang terserang, maka penderita dapat mengalami nyeri kepala berat, gangguan pendengaran, atau gangguan memori. Jika jantung yang terserang, maka penderita dapat mengalami aneurisma atau gangguan pada katup jantung. Fase tertier ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, terutama jika penderita tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
 
Sumber foto: mtpr.org
 
Penyakit sifilis dapat diobati dengan pemberian antibiotik berupa penicillin. Jika telah terjadi keterlibatan organ lain, pengobatan dapat diberikan sesuai dengan organ yang terkena. Namun, walaupun telah diberikan pengobatan, akan selalu ada kemungkinan bakteri menetap di dalam tubuh penderita. Oleh karena itu, yang terbaik adalah mencegah kemungkinan terjadinya sifilis, seperti tidak melakukan seks bebas dan mempraktikan hubungan seksual yang aman.
 
***

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id