09 March 2022
2542
2542
Pengetahuan Umum
World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa pada dasarnya Varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya diklasifikasikan menjadi tiga subvarian, yaitu B.1.1.529, BA.1, dan BA.2. Nah, Subvarian BA.2 inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Varian BA.2 ini pada dasarnya masih membawa sebagian besar mutasi dari Varian Omicron ‘versi original’. Meskipun demikian, memang terdapat beberapa perbedaan yang menjadi pembeda subvarian ini dengan Varian Omicron ‘versi original’.
Varian Omicron merupakan salah satu Varian SARS-CoV-2 yang memiliki mutasi terbanyak. Pada spike protein-nya saja, Varian Omicron tercatat memiliki 32 mutasi. Spike protein merupakan protein yang terdapat pada virus, yang dapat membantu virus untuk memasuki tubuh host dan menginvasi sel-sel dari host tersebut. Spike protein sendiri memiliki peranan yang vital dalam upaya penegakkan diagnosis Covid, karena pemeriksaan PCR umumnya akan melakukan deteksi dari gene S, untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut benar terinfeksi Covid.
Selain dimanfaatkan dalam upaya deteksi Covid, spike protein juga merupakan salah satu viral genome yang menjadi target vaksin. Dengan banyaknya mutasi yang terjadi pada spike protein Varian Omicron, tidak mengherankan apabila Varian Omicron memiliki kemampuan antibody escape yang tinggi, yang dapat membuatnya ‘lolos’ dari pemeriksaan PCR dan ‘kebal’ terhadap vaksin.
Sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas dari deteksi Covid Omicron, pemeriksaan PCR akan menggunakan target gene S-gene Target Failure (SGTF) sebagai reagen pemeriksaan, sehingga, Varian Omicron yang spike protein-nya banyak mengalami mutasi pun dapat terdeteksi melalui pemeriksaan PCR. Meskipun demikian, orang yang terdeteksi memiliki SGTF melalui pemeriksaan PCR-nya, masih dikategorikan sebagai Probable Omicron, karena, untuk memastikan varian dari suatu virus tetap harus melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
Kembali lagi ke ‘Son of Omicron’…
Berdasarkan data studi yang sementara ini ada, Varian BA.2 terdeteksi memiliki beberapa mutasi baru lagi pada spike protein-nya. Hal tersebut menyebabkan Varian BA.2 tidak terdeteksi, bahkan oleh PCR yang menggunakan reagen SGTF. Inilah yang menyebabkan ‘Son of Omicron’ juga memiliki julukan ‘Stealth Omicron’ atau ‘Omicron Siluman’. Meskipun demikian, beberapa ahli yang melakukan studi lain menyebutkan bahwa Varian BA.2 masih dapat terdeteksi oleh target gene lainnya, sehingga seharusnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Selain dari upaya deteksi, masih ada beberapa hal lain yang masih menjadi ‘misteri’ terkait dengan Varian BA.2 ini. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan di antaranya adalah apakah ‘Son of Omicron’ ini akan lebih mudah menular jika dibandingkan dengan Varian Omicron yang sudah sangat lebih menular, jika dibandingkan dengan varian-varian lainnya. Selain itu, kemampuan Varian BA.2 untuk lebih memicu terjadinya gejala berat dan fatalitas pun masih menjadi pertanyaan, yang tentunya dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan kasus berat dan fatalitas dari Covid, seperti yang sebelumnya disebabkan oleh Varian Delta pada pertengahan tahun 2021 lalu.
Data awal yang dimiliki oleh WHO serta beberapa negara dan lembaga riset lainnya menunjukkan bahwa ‘Son of Omicron’ memang memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi ketimbang Varian Omicron ‘versi original’. Varian BA.2 ini dikatakan pertama kali terdeteksi di Inggris pada 6 Desember 2021 lalu, meskipun ada data lain yang menunjukkan bahwa sekuens dari subvarian ini pertama kali diajukan oleh Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Filipina. Sejak saat itu, banyak negara mulai melaporkan keberadaan ‘Son of Omicron’ di tempatnya masing-masing. Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Afrika Selatan, India, USA, Jerman, Australia, dan Denmark. Berdasarkan data WHO, Varian BA.2 ini memang telah teridentifikasi di 40 negara, dan mulai mendominasi sekuens dari Varian Omicron pada negara-negara tersebut. Bahkan, State Serum Institute of Denmark melaporkan bahwa ‘Son of Omicron’ merupakan penyebab dari 65% kasus Covid Omicron di negara tersebut.
Meskipun dengan data sepak terjang yang dahsyat, WHO sampai saat ini masih belum menyatakan ‘kemandirian’ Varian BA.2. Hingga kini, ‘Son of Omicron’ masih masuk ke dalam subvarian dari Varian Omicron, dan juga belum dimasukkan ke dalam kategori Variant of Concern ataupun Variant of Interest. Varian BA.2 dinilai masih merupakan bagian dari Varian Omicron, dan masih belum memiliki perbedaan yang signifikan dari Varian Omicron, baik dalam hal transmisi penularannya, antibody escape, severity symptom, fatality caused, serta pengobatannya.
Nah, bagaimana nih dengan Indonesia? Apakah di Indonesia telah ditemukan keberadaan dari ‘Son of Omicron’?
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI menyampaikan konfirmasinya bahwa ‘Son of Omicron’ memang telah terdeteksi di Indonesia. Menkes Budi juga menyampaikan bahwa memang diperlukan upaya yang lebih kuat lagi untuk dapat mendeteksi subvarian ini. Oleh karena itu, Pemerintah dan Kemenkes saat ini tengah berupaya untuk mendatangkan reagen khusus yang diperuntukkan untuk deteksi Varian BA.2, sehingga, deteksi Covid di Indonesia dapat lebih baik dan sensitif lagi.
Untuk saat ini, sepertinya masih belum banyak informasi yang dapat diberikan terkait dengan ‘Son of Omicron’. Meskipun demikian, apapun varian atau subvarian baru yang muncul dari suatu virus, kita harus mengupayakan langkah mitigasi melalui analisa dampaknya secara epidemiologi. Kehadiran dari Covid Omicron, ‘Son of Omicron’, ataupun varian/subvarian lainnya yang mungkin muncul selayaknya tidak membuat kita menjadi paranoid. Namun tentunya, kehadiran mereka selayaknya mengingatkan kita kembali bahwa pandemi Covid belum berakhir, dan hanya dengan kekompakan kita bersama dalam mematuhi protokol kesehatan lah yang dapat mengakhiri pandemi ini.
Stay safe and healthy, semuanya!
Son of Omicron
Pada dua minggu terakhir ini, Indonesia mengalami peningkatan kasus baru Covid yang sangat signifikan di setiap harinya. Peningkatan kasus Covid baru tersebut disinyalir merupakan dampak dari kehadiran Varian Omicron, yang juga telah mengakibatkan lonjakan kasus Covid pada negara-negara lain di seluruh dunia. Belum selesai dengan Covid Omicron - bahkan sepertinya puncak kasus Covid Omicron masih baru akan terjadi pada beberapa minggu mendatang - , sudah beredar sebuah kabar terkait hadirnya sebuah subvarian baru dari SARS-CoV-2, yang dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Nah, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan ‘Son of Omicron’, dan apakah subvarian tersebut juga merupakan sesuatu yang harus kita waspadai?
World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa pada dasarnya Varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya diklasifikasikan menjadi tiga subvarian, yaitu B.1.1.529, BA.1, dan BA.2. Nah, Subvarian BA.2 inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Varian BA.2 ini pada dasarnya masih membawa sebagian besar mutasi dari Varian Omicron ‘versi original’. Meskipun demikian, memang terdapat beberapa perbedaan yang menjadi pembeda subvarian ini dengan Varian Omicron ‘versi original’.
Varian Omicron merupakan salah satu Varian SARS-CoV-2 yang memiliki mutasi terbanyak. Pada spike protein-nya saja, Varian Omicron tercatat memiliki 32 mutasi. Spike protein merupakan protein yang terdapat pada virus, yang dapat membantu virus untuk memasuki tubuh host dan menginvasi sel-sel dari host tersebut. Spike protein sendiri memiliki peranan yang vital dalam upaya penegakkan diagnosis Covid, karena pemeriksaan PCR umumnya akan melakukan deteksi dari gene S, untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut benar terinfeksi Covid.
Selain dimanfaatkan dalam upaya deteksi Covid, spike protein juga merupakan salah satu viral genome yang menjadi target vaksin. Dengan banyaknya mutasi yang terjadi pada spike protein Varian Omicron, tidak mengherankan apabila Varian Omicron memiliki kemampuan antibody escape yang tinggi, yang dapat membuatnya ‘lolos’ dari pemeriksaan PCR dan ‘kebal’ terhadap vaksin.
Sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas dari deteksi Covid Omicron, pemeriksaan PCR akan menggunakan target gene S-gene Target Failure (SGTF) sebagai reagen pemeriksaan, sehingga, Varian Omicron yang spike protein-nya banyak mengalami mutasi pun dapat terdeteksi melalui pemeriksaan PCR. Meskipun demikian, orang yang terdeteksi memiliki SGTF melalui pemeriksaan PCR-nya, masih dikategorikan sebagai Probable Omicron, karena, untuk memastikan varian dari suatu virus tetap harus melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
Kembali lagi ke ‘Son of Omicron’…
Berdasarkan data studi yang sementara ini ada, Varian BA.2 terdeteksi memiliki beberapa mutasi baru lagi pada spike protein-nya. Hal tersebut menyebabkan Varian BA.2 tidak terdeteksi, bahkan oleh PCR yang menggunakan reagen SGTF. Inilah yang menyebabkan ‘Son of Omicron’ juga memiliki julukan ‘Stealth Omicron’ atau ‘Omicron Siluman’. Meskipun demikian, beberapa ahli yang melakukan studi lain menyebutkan bahwa Varian BA.2 masih dapat terdeteksi oleh target gene lainnya, sehingga seharusnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Selain dari upaya deteksi, masih ada beberapa hal lain yang masih menjadi ‘misteri’ terkait dengan Varian BA.2 ini. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan di antaranya adalah apakah ‘Son of Omicron’ ini akan lebih mudah menular jika dibandingkan dengan Varian Omicron yang sudah sangat lebih menular, jika dibandingkan dengan varian-varian lainnya. Selain itu, kemampuan Varian BA.2 untuk lebih memicu terjadinya gejala berat dan fatalitas pun masih menjadi pertanyaan, yang tentunya dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan kasus berat dan fatalitas dari Covid, seperti yang sebelumnya disebabkan oleh Varian Delta pada pertengahan tahun 2021 lalu.
Data awal yang dimiliki oleh WHO serta beberapa negara dan lembaga riset lainnya menunjukkan bahwa ‘Son of Omicron’ memang memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi ketimbang Varian Omicron ‘versi original’. Varian BA.2 ini dikatakan pertama kali terdeteksi di Inggris pada 6 Desember 2021 lalu, meskipun ada data lain yang menunjukkan bahwa sekuens dari subvarian ini pertama kali diajukan oleh Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Filipina. Sejak saat itu, banyak negara mulai melaporkan keberadaan ‘Son of Omicron’ di tempatnya masing-masing. Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Afrika Selatan, India, USA, Jerman, Australia, dan Denmark. Berdasarkan data WHO, Varian BA.2 ini memang telah teridentifikasi di 40 negara, dan mulai mendominasi sekuens dari Varian Omicron pada negara-negara tersebut. Bahkan, State Serum Institute of Denmark melaporkan bahwa ‘Son of Omicron’ merupakan penyebab dari 65% kasus Covid Omicron di negara tersebut.
Meskipun dengan data sepak terjang yang dahsyat, WHO sampai saat ini masih belum menyatakan ‘kemandirian’ Varian BA.2. Hingga kini, ‘Son of Omicron’ masih masuk ke dalam subvarian dari Varian Omicron, dan juga belum dimasukkan ke dalam kategori Variant of Concern ataupun Variant of Interest. Varian BA.2 dinilai masih merupakan bagian dari Varian Omicron, dan masih belum memiliki perbedaan yang signifikan dari Varian Omicron, baik dalam hal transmisi penularannya, antibody escape, severity symptom, fatality caused, serta pengobatannya.
Nah, bagaimana nih dengan Indonesia? Apakah di Indonesia telah ditemukan keberadaan dari ‘Son of Omicron’?
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI menyampaikan konfirmasinya bahwa ‘Son of Omicron’ memang telah terdeteksi di Indonesia. Menkes Budi juga menyampaikan bahwa memang diperlukan upaya yang lebih kuat lagi untuk dapat mendeteksi subvarian ini. Oleh karena itu, Pemerintah dan Kemenkes saat ini tengah berupaya untuk mendatangkan reagen khusus yang diperuntukkan untuk deteksi Varian BA.2, sehingga, deteksi Covid di Indonesia dapat lebih baik dan sensitif lagi.
Untuk saat ini, sepertinya masih belum banyak informasi yang dapat diberikan terkait dengan ‘Son of Omicron’. Meskipun demikian, apapun varian atau subvarian baru yang muncul dari suatu virus, kita harus mengupayakan langkah mitigasi melalui analisa dampaknya secara epidemiologi. Kehadiran dari Covid Omicron, ‘Son of Omicron’, ataupun varian/subvarian lainnya yang mungkin muncul selayaknya tidak membuat kita menjadi paranoid. Namun tentunya, kehadiran mereka selayaknya mengingatkan kita kembali bahwa pandemi Covid belum berakhir, dan hanya dengan kekompakan kita bersama dalam mematuhi protokol kesehatan lah yang dapat mengakhiri pandemi ini.
Stay safe and healthy, semuanya!
Penulis
dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ
Email: laras@indonesiare.co.id
Artikel
- InsurTech: A Growing Synergy Between Insurance, Technology, and Healthcare
13 Sep 2024
885 kali - Sepak Terjang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS)09 Jul 20241240 kali
- Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor terhadap Gangguan Kandung Empedu27 Jun 20241297 kali
- Mengenal ‘Disease X’, The Future Next Pandemic?06 May 20241609 kali
- Vertigo dan Meniere’s Disease02 Apr 20241729 kali
- Potensi dan Langkah Mitigasi Bahaya Rokok Elektrik07 Feb 20241457 kali
- Kebangkitan Infeksi Polio di Indonesia23 Jan 20241436 kali
- Mengenal COVID-19 Varian JN.122 Dec 20233956 kali
- Lonjakan Kasus COVID-19 di Akhir Tahun 202320 Dec 20233928 kali
- Potret Wabah ‘Pneumonia Misterius’ di Indonesia dan Dunia07 Dec 20234492 kali
- Infeksi HPV, Kanker Cervix, dan Metode Pencegahannya04 Dec 20234312 kali
- Perspektif Kepemilikan Asuransi Penyakit Kritis bagi Kelompok Usia Muda21 Nov 20234393 kali
- Kemunculan Kasus Mpox Kedua: Apakah Berpotensi Menjadi Epidemi Baru di Indonesia?30 Oct 20233636 kali
- Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya10 Oct 20233737 kali
- Penggunaan Air Purifier: Apakah Merupakan Solusi Efektif untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan akibat Kualitas Udara Buruk?03 Oct 20233239 kali
- Fenomena Peningkatan Insidensi HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga12 Jun 20239740 kali
- Marburg Virus Disease24 May 20236235 kali
- Sudden Sensorineural Hearing Loss26 Apr 20239212 kali
- Tuberculosis pada Anak10 Apr 20239998 kali
- Flu Burung Clade 2.3.4.4b28 Mar 202311041 kali
- Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasional Industri Perasuransian Nasional20 Feb 202315816 kali
- Memahami Fenomena Bonus Demografi dan Pengaruhnya pada Industri Asuransi Jiwa26 Jan 202319643 kali
- Vaksin Inavac12 Jan 202316351 kali
- Stroke Batang Otak06 Jan 202319570 kali
- Ada Apa dengan China?28 Dec 202211814 kali
- Gonorrhea Superbug21 Dec 202211642 kali
- Crimean-Congo Hemorrhagic Fever14 Dec 20226615 kali
- Vaksin IndoVac29 Nov 20225952 kali
- Cedera Sambaran Petir24 Nov 20224809 kali
- Emboli Paru dan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon11 Nov 20224680 kali
- Covid Subvarian XBB dan XBC03 Nov 20223963 kali
- Fenomena Resistensi Antibiotik dan Infeksi Superbug26 Oct 20224704 kali
- Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak18 Oct 20225901 kali
- Penggunaan Kendaraan Listrik dari Perspektif Kesehatan dan Lingkungan04 Oct 20228773 kali
- Zero Covid Policy22 Sep 20225449 kali
- Fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada Sistem Imun31 Aug 20225527 kali
- Mengenal Batuk Berdarah22 Aug 20228953 kali
- Mengenal Virus Langya dan Potensi Emerging Disease12 Aug 20222556 kali
- Long Covid dalam Perspektif Asuransi Jiwa dan Kesehatan05 Aug 20222850 kali
- Covid Centaurus26 Jul 20222849 kali
- Menyikapi Penghapusan Ketentuan Waiting Period pada SEOJK PAYDI11 Jul 20224649 kali
- Telaah Ganja Medis sebagai Alternatif Pengobatan07 Jul 20224206 kali
- Ada Apa dengan BA.4 dan BA.5?24 Jun 20222365 kali
- Ramsay-Hunt Syndrome20 Jun 20222780 kali
- Keterkaitan Asma dengan GERD10 Jun 20224808 kali
- Penyakit Virus Hendra03 Jun 20222920 kali
- Mengenal Cacar Monyet26 May 20222412 kali
- Keterkaitan Infeksi Covid dengan Hepatitis Misterius19 May 20222561 kali
- Hepatitis Misterius19 May 20222628 kali
- Serba-Serbi Sakit Pinggang11 May 20224928 kali
- Evidence Based Medicine22 Apr 202217773 kali
- Mewaspadai Potensi Penyakit Ginjal pada Penyintas Covid07 Apr 20223043 kali
- Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia31 Mar 20225096 kali
- Menilik Kesiapan Indonesia vs Negara Tetangga Dalam Melangkah Ke Status Endemi29 Mar 20222637 kali
- Riwayat Pandemi Flu Spanyol 191816 Mar 20227501 kali
- Vaksin Zifivax22 Feb 20226737 kali
- Bahaya Strobo Bagi Kesehatan15 Feb 20223716 kali
- Flurona, Infeksi Apakah Itu?02 Feb 20222391 kali
- Pentingnya Warna Urine Sebagai Indikator Kesehatan25 Jan 202234554 kali
- Spinal Cord Injury17 Jan 202212187 kali
- Mengenal Gerd03 Jan 20225794 kali
- Tentang Varian Omicron10 Dec 20213170 kali
- Mengenal Nyeri Dada06 Dec 20214581 kali
- Mengenal Insomnia dan Sleep Deprivation29 Nov 202113151 kali
- Mental Health Awareness Di Lingkungan Kerja23 Nov 20218055 kali
- Dampak Kemunculan Virus Covid Subvarian Delta Plus12 Nov 20213018 kali
- Pemberian Vaksin Pfizer Pada Anak29 Oct 20213729 kali
- Risiko Myokarditis Pada Penerima Vaksin MRNA19 Oct 20217138 kali
- Pengajuan Asuransi Jiwa dan Kesehatan Bagi Penyintas Covid06 Oct 20212732 kali
- Tentang Varian Mu28 Sep 20213063 kali
- Tentang Vaksin Sputnik-V15 Sep 20214102 kali
- Badai Sitokin pada Penderita Covid01 Sep 20219553 kali
- Vaksin Moderna Di Indonesia25 Aug 20215938 kali
- Amunisi Pandemi Anak Bangsa09 Aug 20213373 kali
- Pemberian Dosis Booster pada Program Vaksinasi Covid di Indonesia05 Aug 20213834 kali
- Telaah Penggunaan Azithromycin dalam Pengobatan COVID-1928 Jul 202110628 kali
- Peranan Vitamin D dalam Imunitas23 Jul 20217281 kali
- Polemik Ivermectin dalam Pengobatan COVID-1914 Jul 20214386 kali
- Peningkatan Kasus COVID-19 pada Anak di Indonesia28 Jun 20213310 kali
- Peranan Varian Mutasi dalam Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia18 Jun 20213300 kali
- Wacana Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-1914 Jun 20218281 kali
- Infeksi Jamur Hitam pada Penderita COVID-1910 Jun 20214538 kali
- Program Vaksinasi Gotong Royong09 Jun 20213770 kali
- Faedah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen bagi Penderita COVID-1904 Jun 20214428 kali
- Fenomena Long Covid pada Penyintas18 May 20215969 kali
- Mengenal Varian P1 dari SARS-CoV-230 Apr 20213735 kali
- Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil19 Apr 20213896 kali
- Mengenal Varian Trégor16 Apr 20212962 kali
- Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (Mis-C)24 Mar 202113405 kali
- Polemik Vaksin Astrazeneca19 Mar 20215876 kali
- Tentang Varian Mutasi B 117 Yang hadir di Indonesia15 Mar 20212993 kali
- Pengembangan Vaksin Covid-19 Di Indonesia26 Feb 20214906 kali
- Rekomendasi Terbaru Kemenkes Untuk Vaksinasi Covid-1918 Feb 20215321 kali
- Proses Pengelolaan Masker Medis Bekas Pakai15 Feb 20214171 kali
- Pandemic Fatigue11 Feb 20213159 kali
- Telaah Imunitas Dalam Disiplin Ilmu Psikoneuroimunologi01 Feb 20216844 kali
- Fakta-Fakta Terkait Kejadian Kematian Penerima Vaksin Pfizer22 Jan 20214325 kali
- Kesiapan Edar Vaksin Sinovac di Indonesia15 Jan 20214122 kali
- ISOLASI MANDIRI PADA COVID-1908 Jan 20214205 kali
- Mengenal Mutasi VUI-202012/0104 Jan 20213112 kali
- Delirium pada Penderita COVID-1923 Dec 20206072 kali
- Wacana Dimulainya Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Kembali23 Dec 20203312 kali
- Gangguan Pencernaan Pada Kasus Covid-1922 Dec 20206465 kali
- Potensi Terjadinya Cross-Reactive-Immunity Terhadap Individu Yang Belum Terekspos Sars-Cov-221 Dec 20204168 kali
- Mengenal Vaksin Pfizer27 Nov 20207723 kali
- Klorokuin Dalam Pengobatan Covid-1920 Nov 20204428 kali
- Dominasi Klaster Perkantoran Pada Pandemi COVID-1920 Nov 20203491 kali
- Risiko Transmisi Covid-19 Dalam Penerbangan17 Nov 20203271 kali
- Antibody Dependent Enhancement02 Nov 202010268 kali
- Mengenal Herd Immunity24 Jul 20204251 kali
- Mungkinkah COVID-19 terjadi pada hewan?20 Jul 20203696 kali
- Virus Flu Babi G4 EA H1N1, Akankan Menjadi Pandemi Baru Di Tahun Ini ?03 Jul 20204587 kali
- Penggunaan Masker Dalam Kehidupan ‘Normal Baru’26 Jun 20203828 kali
- Kilas Balik Penanganan COVID-19 di Indonesia28 May 20203139 kali
- COVID-19 dan Penyakit Kardiovaskular11 May 20203701 kali
- Proses Pembuatan Vaksin05 May 202078815 kali
- COVID-19 dan Demam Dengue28 Apr 20203953 kali
- Mitos dan Fakta tentang COVID-1923 Mar 20203894 kali
- Menangani Gigitan Ular02 Mar 20207465 kali
- Mengenal GERD24 Feb 20207610 kali
- Serba-Serbi Jamu17 Feb 20204127 kali
- Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh10 Feb 20203051 kali
- 2019 - Novel Coronavirus28 Jan 20203998 kali
- Vegan vs Vegetarian20 Jan 20204562 kali
- Banjir, Penyakit Pes, dan Leptospirosis13 Jan 202010173 kali
- Serba-Serbi Vitamin D06 Jan 20203342 kali
- Hyperventilation Syndrome30 Dec 201924095 kali
- Pentingnya Kalsium untuk Tubuh26 Dec 20197804 kali
- Serba-Serbi Keluarga Berencana17 Dec 20196990 kali
- Chronic Fatigue Syndrome09 Dec 20198449 kali
- Hipnosis dan Diet Hipnoterapi03 Dec 20197186 kali
- Manfaat Ikan Salmon25 Nov 20198113 kali
- Ulkus Lambung18 Nov 201916314 kali
- Sifilis12 Nov 201920976 kali
- Mengkonsumsi Vitamin C05 Nov 20196844 kali
- Skizofrenia28 Oct 20198285 kali
- Overdosis Kafein21 Oct 20193399 kali
- Bahaya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Panas16 Oct 201916332 kali
- Peran Kolesterol bagi Kesehatan Tubuh27 Aug 20198337 kali
- Penyebab Bau Badan14 Aug 20195155 kali
- Social Drinker05 Aug 201917567 kali
- Mengenal Kandung Empedu30 Jul 201959187 kali
- Nutrisi untuk Rambut15 Jul 20193033 kali
- Mengenal Rambut08 Jul 201947832 kali
- Apakah Menguap Itu Selalu Pertanda Mengantuk01 Jul 20198439 kali
- Serba Serbi Warna Ingus28 Jun 201923479 kali
- Mengenal Cacar Monyet21 May 20194959 kali
- Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan06 May 20193194 kali
- Mengapa Garam Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Meningkat?29 Apr 201928663 kali
- Mengapa Kita Mengalami Cegukan?22 Apr 201911920 kali
- Manfaat Bawang Putih15 Apr 20198957 kali
- Mau tidur siang? Ternyata ada aturannya, lho!26 Mar 20198733 kali
- Extrapulmonary Tuberculosis18 Mar 201911804 kali
- Manfaat Zat Besi untuk Tubuh14 Mar 20197938 kali
- Hipertensi pada Anak06 Mar 201927693 kali
- Gangguan Psikosomatis04 Mar 201911591 kali
- Pentingnya Tidur Untuk Kesehatan18 Feb 20198289 kali
- Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)!12 Feb 20199374 kali
- Fungsi Usus Buntu04 Feb 201917103 kali
- Serba-serbi Tonsil28 Jan 201934506 kali
- Protein dan Asam Amino21 Jan 201982560 kali
- Mengenal IQOS14 Jan 201937175 kali
- Mengenal Diet Keto07 Jan 20199266 kali
- Serba-Serbi Kurang Tidur31 Dec 20185161 kali
- Kolesterol yang Terlalu Rendah26 Dec 20183954 kali
- Ada Apa dengan Nasi?26 Dec 20185061 kali
- Benarkah Vape Tidak Berbahaya?11 Dec 20186947 kali
- Efusi Pleura12 Nov 201820254 kali
- Pneumonia06 Nov 20188868 kali
- Encephalitis29 Oct 20187169 kali
- Meningitis22 Oct 20189318 kali
- Imunisasi Rotavirus15 Oct 201815672 kali
- Prostatitis11 Jul 20188298 kali
- Cystitis02 Jul 201815334 kali
- Tahan Banting Selama Puasa04 Jun 20184123 kali
- Vaksin untuk anak : Iya atau Tidak?21 May 20184012 kali
- Vaksin Cacar Air, Penting atau Tidak ?30 Apr 201816101 kali
- Eclampsia23 Apr 20184838 kali
- Chikungunya12 Mar 201812984 kali
- Rubeola05 Mar 201813023 kali
- Benign Prostatic Hyperplasia05 Feb 20189133 kali
- Transplantasi Liver06 Mar 20177922 kali
- Diet sehat itu seperti apa?06 Mar 20175398 kali
- Sirosis Hati06 Mar 201718429 kali
- Pre-Diabetes, akankah menjadi Diabetes?06 Mar 201710454 kali
- Kanker Pankreas03 Mar 20178066 kali
- Kanker Lambung03 Mar 201711335 kali
- HFMD02 Mar 20179930 kali
- Cholelithiasis02 Mar 201763529 kali
- Alcohol-Related Liver Disease02 Mar 20176708 kali
- Rokok Elektronik: Penolong dari Ketergantungan atau Alternatif Baru Merokok?10 Dec 20166814 kali
Follow Us
