09 March 2022
2632
2632
Pengetahuan Umum
World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa pada dasarnya Varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya diklasifikasikan menjadi tiga subvarian, yaitu B.1.1.529, BA.1, dan BA.2. Nah, Subvarian BA.2 inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Varian BA.2 ini pada dasarnya masih membawa sebagian besar mutasi dari Varian Omicron ‘versi original’. Meskipun demikian, memang terdapat beberapa perbedaan yang menjadi pembeda subvarian ini dengan Varian Omicron ‘versi original’.
Varian Omicron merupakan salah satu Varian SARS-CoV-2 yang memiliki mutasi terbanyak. Pada spike protein-nya saja, Varian Omicron tercatat memiliki 32 mutasi. Spike protein merupakan protein yang terdapat pada virus, yang dapat membantu virus untuk memasuki tubuh host dan menginvasi sel-sel dari host tersebut. Spike protein sendiri memiliki peranan yang vital dalam upaya penegakkan diagnosis Covid, karena pemeriksaan PCR umumnya akan melakukan deteksi dari gene S, untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut benar terinfeksi Covid.
Selain dimanfaatkan dalam upaya deteksi Covid, spike protein juga merupakan salah satu viral genome yang menjadi target vaksin. Dengan banyaknya mutasi yang terjadi pada spike protein Varian Omicron, tidak mengherankan apabila Varian Omicron memiliki kemampuan antibody escape yang tinggi, yang dapat membuatnya ‘lolos’ dari pemeriksaan PCR dan ‘kebal’ terhadap vaksin.
Sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas dari deteksi Covid Omicron, pemeriksaan PCR akan menggunakan target gene S-gene Target Failure (SGTF) sebagai reagen pemeriksaan, sehingga, Varian Omicron yang spike protein-nya banyak mengalami mutasi pun dapat terdeteksi melalui pemeriksaan PCR. Meskipun demikian, orang yang terdeteksi memiliki SGTF melalui pemeriksaan PCR-nya, masih dikategorikan sebagai Probable Omicron, karena, untuk memastikan varian dari suatu virus tetap harus melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
Kembali lagi ke ‘Son of Omicron’…
Berdasarkan data studi yang sementara ini ada, Varian BA.2 terdeteksi memiliki beberapa mutasi baru lagi pada spike protein-nya. Hal tersebut menyebabkan Varian BA.2 tidak terdeteksi, bahkan oleh PCR yang menggunakan reagen SGTF. Inilah yang menyebabkan ‘Son of Omicron’ juga memiliki julukan ‘Stealth Omicron’ atau ‘Omicron Siluman’. Meskipun demikian, beberapa ahli yang melakukan studi lain menyebutkan bahwa Varian BA.2 masih dapat terdeteksi oleh target gene lainnya, sehingga seharusnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Selain dari upaya deteksi, masih ada beberapa hal lain yang masih menjadi ‘misteri’ terkait dengan Varian BA.2 ini. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan di antaranya adalah apakah ‘Son of Omicron’ ini akan lebih mudah menular jika dibandingkan dengan Varian Omicron yang sudah sangat lebih menular, jika dibandingkan dengan varian-varian lainnya. Selain itu, kemampuan Varian BA.2 untuk lebih memicu terjadinya gejala berat dan fatalitas pun masih menjadi pertanyaan, yang tentunya dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan kasus berat dan fatalitas dari Covid, seperti yang sebelumnya disebabkan oleh Varian Delta pada pertengahan tahun 2021 lalu.
Data awal yang dimiliki oleh WHO serta beberapa negara dan lembaga riset lainnya menunjukkan bahwa ‘Son of Omicron’ memang memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi ketimbang Varian Omicron ‘versi original’. Varian BA.2 ini dikatakan pertama kali terdeteksi di Inggris pada 6 Desember 2021 lalu, meskipun ada data lain yang menunjukkan bahwa sekuens dari subvarian ini pertama kali diajukan oleh Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Filipina. Sejak saat itu, banyak negara mulai melaporkan keberadaan ‘Son of Omicron’ di tempatnya masing-masing. Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Afrika Selatan, India, USA, Jerman, Australia, dan Denmark. Berdasarkan data WHO, Varian BA.2 ini memang telah teridentifikasi di 40 negara, dan mulai mendominasi sekuens dari Varian Omicron pada negara-negara tersebut. Bahkan, State Serum Institute of Denmark melaporkan bahwa ‘Son of Omicron’ merupakan penyebab dari 65% kasus Covid Omicron di negara tersebut.
Meskipun dengan data sepak terjang yang dahsyat, WHO sampai saat ini masih belum menyatakan ‘kemandirian’ Varian BA.2. Hingga kini, ‘Son of Omicron’ masih masuk ke dalam subvarian dari Varian Omicron, dan juga belum dimasukkan ke dalam kategori Variant of Concern ataupun Variant of Interest. Varian BA.2 dinilai masih merupakan bagian dari Varian Omicron, dan masih belum memiliki perbedaan yang signifikan dari Varian Omicron, baik dalam hal transmisi penularannya, antibody escape, severity symptom, fatality caused, serta pengobatannya.
Nah, bagaimana nih dengan Indonesia? Apakah di Indonesia telah ditemukan keberadaan dari ‘Son of Omicron’?
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI menyampaikan konfirmasinya bahwa ‘Son of Omicron’ memang telah terdeteksi di Indonesia. Menkes Budi juga menyampaikan bahwa memang diperlukan upaya yang lebih kuat lagi untuk dapat mendeteksi subvarian ini. Oleh karena itu, Pemerintah dan Kemenkes saat ini tengah berupaya untuk mendatangkan reagen khusus yang diperuntukkan untuk deteksi Varian BA.2, sehingga, deteksi Covid di Indonesia dapat lebih baik dan sensitif lagi.
Untuk saat ini, sepertinya masih belum banyak informasi yang dapat diberikan terkait dengan ‘Son of Omicron’. Meskipun demikian, apapun varian atau subvarian baru yang muncul dari suatu virus, kita harus mengupayakan langkah mitigasi melalui analisa dampaknya secara epidemiologi. Kehadiran dari Covid Omicron, ‘Son of Omicron’, ataupun varian/subvarian lainnya yang mungkin muncul selayaknya tidak membuat kita menjadi paranoid. Namun tentunya, kehadiran mereka selayaknya mengingatkan kita kembali bahwa pandemi Covid belum berakhir, dan hanya dengan kekompakan kita bersama dalam mematuhi protokol kesehatan lah yang dapat mengakhiri pandemi ini.
Stay safe and healthy, semuanya!
Son of Omicron
Pada dua minggu terakhir ini, Indonesia mengalami peningkatan kasus baru Covid yang sangat signifikan di setiap harinya. Peningkatan kasus Covid baru tersebut disinyalir merupakan dampak dari kehadiran Varian Omicron, yang juga telah mengakibatkan lonjakan kasus Covid pada negara-negara lain di seluruh dunia. Belum selesai dengan Covid Omicron - bahkan sepertinya puncak kasus Covid Omicron masih baru akan terjadi pada beberapa minggu mendatang - , sudah beredar sebuah kabar terkait hadirnya sebuah subvarian baru dari SARS-CoV-2, yang dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Nah, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan ‘Son of Omicron’, dan apakah subvarian tersebut juga merupakan sesuatu yang harus kita waspadai?
World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa pada dasarnya Varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya diklasifikasikan menjadi tiga subvarian, yaitu B.1.1.529, BA.1, dan BA.2. Nah, Subvarian BA.2 inilah yang kemudian dikenal sebagai ‘Son of Omicron’. Varian BA.2 ini pada dasarnya masih membawa sebagian besar mutasi dari Varian Omicron ‘versi original’. Meskipun demikian, memang terdapat beberapa perbedaan yang menjadi pembeda subvarian ini dengan Varian Omicron ‘versi original’.
Varian Omicron merupakan salah satu Varian SARS-CoV-2 yang memiliki mutasi terbanyak. Pada spike protein-nya saja, Varian Omicron tercatat memiliki 32 mutasi. Spike protein merupakan protein yang terdapat pada virus, yang dapat membantu virus untuk memasuki tubuh host dan menginvasi sel-sel dari host tersebut. Spike protein sendiri memiliki peranan yang vital dalam upaya penegakkan diagnosis Covid, karena pemeriksaan PCR umumnya akan melakukan deteksi dari gene S, untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut benar terinfeksi Covid.
Selain dimanfaatkan dalam upaya deteksi Covid, spike protein juga merupakan salah satu viral genome yang menjadi target vaksin. Dengan banyaknya mutasi yang terjadi pada spike protein Varian Omicron, tidak mengherankan apabila Varian Omicron memiliki kemampuan antibody escape yang tinggi, yang dapat membuatnya ‘lolos’ dari pemeriksaan PCR dan ‘kebal’ terhadap vaksin.
Sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas dari deteksi Covid Omicron, pemeriksaan PCR akan menggunakan target gene S-gene Target Failure (SGTF) sebagai reagen pemeriksaan, sehingga, Varian Omicron yang spike protein-nya banyak mengalami mutasi pun dapat terdeteksi melalui pemeriksaan PCR. Meskipun demikian, orang yang terdeteksi memiliki SGTF melalui pemeriksaan PCR-nya, masih dikategorikan sebagai Probable Omicron, karena, untuk memastikan varian dari suatu virus tetap harus melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
Kembali lagi ke ‘Son of Omicron’…
Berdasarkan data studi yang sementara ini ada, Varian BA.2 terdeteksi memiliki beberapa mutasi baru lagi pada spike protein-nya. Hal tersebut menyebabkan Varian BA.2 tidak terdeteksi, bahkan oleh PCR yang menggunakan reagen SGTF. Inilah yang menyebabkan ‘Son of Omicron’ juga memiliki julukan ‘Stealth Omicron’ atau ‘Omicron Siluman’. Meskipun demikian, beberapa ahli yang melakukan studi lain menyebutkan bahwa Varian BA.2 masih dapat terdeteksi oleh target gene lainnya, sehingga seharusnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Selain dari upaya deteksi, masih ada beberapa hal lain yang masih menjadi ‘misteri’ terkait dengan Varian BA.2 ini. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan di antaranya adalah apakah ‘Son of Omicron’ ini akan lebih mudah menular jika dibandingkan dengan Varian Omicron yang sudah sangat lebih menular, jika dibandingkan dengan varian-varian lainnya. Selain itu, kemampuan Varian BA.2 untuk lebih memicu terjadinya gejala berat dan fatalitas pun masih menjadi pertanyaan, yang tentunya dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan kasus berat dan fatalitas dari Covid, seperti yang sebelumnya disebabkan oleh Varian Delta pada pertengahan tahun 2021 lalu.
Data awal yang dimiliki oleh WHO serta beberapa negara dan lembaga riset lainnya menunjukkan bahwa ‘Son of Omicron’ memang memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi ketimbang Varian Omicron ‘versi original’. Varian BA.2 ini dikatakan pertama kali terdeteksi di Inggris pada 6 Desember 2021 lalu, meskipun ada data lain yang menunjukkan bahwa sekuens dari subvarian ini pertama kali diajukan oleh Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Filipina. Sejak saat itu, banyak negara mulai melaporkan keberadaan ‘Son of Omicron’ di tempatnya masing-masing. Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Afrika Selatan, India, USA, Jerman, Australia, dan Denmark. Berdasarkan data WHO, Varian BA.2 ini memang telah teridentifikasi di 40 negara, dan mulai mendominasi sekuens dari Varian Omicron pada negara-negara tersebut. Bahkan, State Serum Institute of Denmark melaporkan bahwa ‘Son of Omicron’ merupakan penyebab dari 65% kasus Covid Omicron di negara tersebut.
Meskipun dengan data sepak terjang yang dahsyat, WHO sampai saat ini masih belum menyatakan ‘kemandirian’ Varian BA.2. Hingga kini, ‘Son of Omicron’ masih masuk ke dalam subvarian dari Varian Omicron, dan juga belum dimasukkan ke dalam kategori Variant of Concern ataupun Variant of Interest. Varian BA.2 dinilai masih merupakan bagian dari Varian Omicron, dan masih belum memiliki perbedaan yang signifikan dari Varian Omicron, baik dalam hal transmisi penularannya, antibody escape, severity symptom, fatality caused, serta pengobatannya.
Nah, bagaimana nih dengan Indonesia? Apakah di Indonesia telah ditemukan keberadaan dari ‘Son of Omicron’?
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI menyampaikan konfirmasinya bahwa ‘Son of Omicron’ memang telah terdeteksi di Indonesia. Menkes Budi juga menyampaikan bahwa memang diperlukan upaya yang lebih kuat lagi untuk dapat mendeteksi subvarian ini. Oleh karena itu, Pemerintah dan Kemenkes saat ini tengah berupaya untuk mendatangkan reagen khusus yang diperuntukkan untuk deteksi Varian BA.2, sehingga, deteksi Covid di Indonesia dapat lebih baik dan sensitif lagi.
Untuk saat ini, sepertinya masih belum banyak informasi yang dapat diberikan terkait dengan ‘Son of Omicron’. Meskipun demikian, apapun varian atau subvarian baru yang muncul dari suatu virus, kita harus mengupayakan langkah mitigasi melalui analisa dampaknya secara epidemiologi. Kehadiran dari Covid Omicron, ‘Son of Omicron’, ataupun varian/subvarian lainnya yang mungkin muncul selayaknya tidak membuat kita menjadi paranoid. Namun tentunya, kehadiran mereka selayaknya mengingatkan kita kembali bahwa pandemi Covid belum berakhir, dan hanya dengan kekompakan kita bersama dalam mematuhi protokol kesehatan lah yang dapat mengakhiri pandemi ini.
Stay safe and healthy, semuanya!
Penulis
dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ
Email: laras@indonesiare.co.id
Artikel
- InsurTech: A Growing Synergy Between Insurance, Technology, and Healthcare
13 Sep 2024
1250 kali - Sepak Terjang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS)09 Jul 20241415 kali
- Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor terhadap Gangguan Kandung Empedu27 Jun 20241621 kali
- Mengenal ‘Disease X’, The Future Next Pandemic?06 May 20241879 kali
- Vertigo dan Meniere’s Disease02 Apr 20241890 kali
- Potensi dan Langkah Mitigasi Bahaya Rokok Elektrik07 Feb 20241602 kali
- Kebangkitan Infeksi Polio di Indonesia23 Jan 20241633 kali
- Mengenal COVID-19 Varian JN.122 Dec 20234096 kali
- Lonjakan Kasus COVID-19 di Akhir Tahun 202320 Dec 20234048 kali
- Potret Wabah ‘Pneumonia Misterius’ di Indonesia dan Dunia07 Dec 20234628 kali
- Infeksi HPV, Kanker Cervix, dan Metode Pencegahannya04 Dec 20234440 kali
- Perspektif Kepemilikan Asuransi Penyakit Kritis bagi Kelompok Usia Muda21 Nov 20234535 kali
- Kemunculan Kasus Mpox Kedua: Apakah Berpotensi Menjadi Epidemi Baru di Indonesia?30 Oct 20233771 kali
- Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya10 Oct 20234038 kali
- Penggunaan Air Purifier: Apakah Merupakan Solusi Efektif untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan akibat Kualitas Udara Buruk?03 Oct 20233451 kali
- Fenomena Peningkatan Insidensi HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga12 Jun 20239876 kali
- Marburg Virus Disease24 May 20236372 kali
- Sudden Sensorineural Hearing Loss26 Apr 20239382 kali
- Tuberculosis pada Anak10 Apr 202310128 kali
- Flu Burung Clade 2.3.4.4b28 Mar 202311170 kali
- Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasional Industri Perasuransian Nasional20 Feb 202316020 kali
- Memahami Fenomena Bonus Demografi dan Pengaruhnya pada Industri Asuransi Jiwa26 Jan 202320272 kali
- Vaksin Inavac12 Jan 202316477 kali
- Stroke Batang Otak06 Jan 202319867 kali
- Ada Apa dengan China?28 Dec 202211911 kali
- Gonorrhea Superbug21 Dec 202211766 kali
- Crimean-Congo Hemorrhagic Fever14 Dec 20226796 kali
- Vaksin IndoVac29 Nov 20226048 kali
- Cedera Sambaran Petir24 Nov 20224992 kali
- Emboli Paru dan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon11 Nov 20224789 kali
- Covid Subvarian XBB dan XBC03 Nov 20224080 kali
- Fenomena Resistensi Antibiotik dan Infeksi Superbug26 Oct 20224909 kali
- Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak18 Oct 20226019 kali
- Penggunaan Kendaraan Listrik dari Perspektif Kesehatan dan Lingkungan04 Oct 20229254 kali
- Zero Covid Policy22 Sep 20225555 kali
- Fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada Sistem Imun31 Aug 20225980 kali
- Mengenal Batuk Berdarah22 Aug 20229153 kali
- Mengenal Virus Langya dan Potensi Emerging Disease12 Aug 20222666 kali
- Long Covid dalam Perspektif Asuransi Jiwa dan Kesehatan05 Aug 20222969 kali
- Covid Centaurus26 Jul 20222973 kali
- Menyikapi Penghapusan Ketentuan Waiting Period pada SEOJK PAYDI11 Jul 20224781 kali
- Telaah Ganja Medis sebagai Alternatif Pengobatan07 Jul 20224347 kali
- Ada Apa dengan BA.4 dan BA.5?24 Jun 20222467 kali
- Ramsay-Hunt Syndrome20 Jun 20222883 kali
- Keterkaitan Asma dengan GERD10 Jun 20224943 kali
- Penyakit Virus Hendra03 Jun 20223050 kali
- Mengenal Cacar Monyet26 May 20222524 kali
- Keterkaitan Infeksi Covid dengan Hepatitis Misterius19 May 20222666 kali
- Hepatitis Misterius19 May 20222735 kali
- Serba-Serbi Sakit Pinggang11 May 20225070 kali
- Evidence Based Medicine22 Apr 202218114 kali
- Mewaspadai Potensi Penyakit Ginjal pada Penyintas Covid07 Apr 20223186 kali
- Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia31 Mar 20225281 kali
- Menilik Kesiapan Indonesia vs Negara Tetangga Dalam Melangkah Ke Status Endemi29 Mar 20222752 kali
- Riwayat Pandemi Flu Spanyol 191816 Mar 20227932 kali
- Vaksin Zifivax22 Feb 20226866 kali
- Bahaya Strobo Bagi Kesehatan15 Feb 20223867 kali
- Flurona, Infeksi Apakah Itu?02 Feb 20222494 kali
- Pentingnya Warna Urine Sebagai Indikator Kesehatan25 Jan 202234876 kali
- Spinal Cord Injury17 Jan 202212423 kali
- Mengenal Gerd03 Jan 20226037 kali
- Tentang Varian Omicron10 Dec 20213258 kali
- Mengenal Nyeri Dada06 Dec 20214711 kali
- Mengenal Insomnia dan Sleep Deprivation29 Nov 202113755 kali
- Mental Health Awareness Di Lingkungan Kerja23 Nov 20218234 kali
- Dampak Kemunculan Virus Covid Subvarian Delta Plus12 Nov 20213124 kali
- Pemberian Vaksin Pfizer Pada Anak29 Oct 20213843 kali
- Risiko Myokarditis Pada Penerima Vaksin MRNA19 Oct 20217301 kali
- Pengajuan Asuransi Jiwa dan Kesehatan Bagi Penyintas Covid06 Oct 20212842 kali
- Tentang Varian Mu28 Sep 20213186 kali
- Tentang Vaksin Sputnik-V15 Sep 20214231 kali
- Badai Sitokin pada Penderita Covid01 Sep 20219809 kali
- Vaksin Moderna Di Indonesia25 Aug 20216058 kali
- Amunisi Pandemi Anak Bangsa09 Aug 20213475 kali
- Pemberian Dosis Booster pada Program Vaksinasi Covid di Indonesia05 Aug 20213942 kali
- Telaah Penggunaan Azithromycin dalam Pengobatan COVID-1928 Jul 202110748 kali
- Peranan Vitamin D dalam Imunitas23 Jul 20217429 kali
- Polemik Ivermectin dalam Pengobatan COVID-1914 Jul 20214490 kali
- Peningkatan Kasus COVID-19 pada Anak di Indonesia28 Jun 20213406 kali
- Peranan Varian Mutasi dalam Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia18 Jun 20213428 kali
- Wacana Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-1914 Jun 20218409 kali
- Infeksi Jamur Hitam pada Penderita COVID-1910 Jun 20214654 kali
- Program Vaksinasi Gotong Royong09 Jun 20213890 kali
- Faedah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen bagi Penderita COVID-1904 Jun 20214545 kali
- Fenomena Long Covid pada Penyintas18 May 20216086 kali
- Mengenal Varian P1 dari SARS-CoV-230 Apr 20213858 kali
- Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil19 Apr 20213988 kali
- Mengenal Varian Trégor16 Apr 20213064 kali
- Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (Mis-C)24 Mar 202113581 kali
- Polemik Vaksin Astrazeneca19 Mar 20216005 kali
- Tentang Varian Mutasi B 117 Yang hadir di Indonesia15 Mar 20213090 kali
- Pengembangan Vaksin Covid-19 Di Indonesia26 Feb 20215035 kali
- Rekomendasi Terbaru Kemenkes Untuk Vaksinasi Covid-1918 Feb 20215434 kali
- Proses Pengelolaan Masker Medis Bekas Pakai15 Feb 20214294 kali
- Pandemic Fatigue11 Feb 20213260 kali
- Telaah Imunitas Dalam Disiplin Ilmu Psikoneuroimunologi01 Feb 20217000 kali
- Fakta-Fakta Terkait Kejadian Kematian Penerima Vaksin Pfizer22 Jan 20214431 kali
- Kesiapan Edar Vaksin Sinovac di Indonesia15 Jan 20214254 kali
- ISOLASI MANDIRI PADA COVID-1908 Jan 20214325 kali
- Mengenal Mutasi VUI-202012/0104 Jan 20213229 kali
- Delirium pada Penderita COVID-1923 Dec 20206199 kali
- Wacana Dimulainya Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Kembali23 Dec 20203394 kali
- Gangguan Pencernaan Pada Kasus Covid-1922 Dec 20206618 kali
- Potensi Terjadinya Cross-Reactive-Immunity Terhadap Individu Yang Belum Terekspos Sars-Cov-221 Dec 20204313 kali
- Mengenal Vaksin Pfizer27 Nov 20207861 kali
- Klorokuin Dalam Pengobatan Covid-1920 Nov 20204545 kali
- Dominasi Klaster Perkantoran Pada Pandemi COVID-1920 Nov 20203622 kali
- Risiko Transmisi Covid-19 Dalam Penerbangan17 Nov 20203398 kali
- Antibody Dependent Enhancement02 Nov 202010453 kali
- Mengenal Herd Immunity24 Jul 20204373 kali
- Mungkinkah COVID-19 terjadi pada hewan?20 Jul 20203809 kali
- Virus Flu Babi G4 EA H1N1, Akankan Menjadi Pandemi Baru Di Tahun Ini ?03 Jul 20204709 kali
- Penggunaan Masker Dalam Kehidupan ‘Normal Baru’26 Jun 20203938 kali
- Kilas Balik Penanganan COVID-19 di Indonesia28 May 20203265 kali
- COVID-19 dan Penyakit Kardiovaskular11 May 20203814 kali
- Proses Pembuatan Vaksin05 May 202079535 kali
- COVID-19 dan Demam Dengue28 Apr 20204062 kali
- Mitos dan Fakta tentang COVID-1923 Mar 20204007 kali
- Menangani Gigitan Ular02 Mar 20207626 kali
- Mengenal GERD24 Feb 20207759 kali
- Serba-Serbi Jamu17 Feb 20204232 kali
- Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh10 Feb 20203157 kali
- 2019 - Novel Coronavirus28 Jan 20204105 kali
- Vegan vs Vegetarian20 Jan 20204707 kali
- Banjir, Penyakit Pes, dan Leptospirosis13 Jan 202010395 kali
- Serba-Serbi Vitamin D06 Jan 20203440 kali
- Hyperventilation Syndrome30 Dec 201924326 kali
- Pentingnya Kalsium untuk Tubuh26 Dec 20198005 kali
- Serba-Serbi Keluarga Berencana17 Dec 20197112 kali
- Chronic Fatigue Syndrome09 Dec 20198593 kali
- Hipnosis dan Diet Hipnoterapi03 Dec 20197349 kali
- Manfaat Ikan Salmon25 Nov 20198228 kali
- Ulkus Lambung18 Nov 201916599 kali
- Sifilis12 Nov 201921374 kali
- Mengkonsumsi Vitamin C05 Nov 20196983 kali
- Skizofrenia28 Oct 20198459 kali
- Overdosis Kafein21 Oct 20193514 kali
- Bahaya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Panas16 Oct 201916581 kali
- Peran Kolesterol bagi Kesehatan Tubuh27 Aug 20198477 kali
- Penyebab Bau Badan14 Aug 20195329 kali
- Social Drinker05 Aug 201917832 kali
- Mengenal Kandung Empedu30 Jul 201959685 kali
- Nutrisi untuk Rambut15 Jul 20193158 kali
- Mengenal Rambut08 Jul 201948194 kali
- Apakah Menguap Itu Selalu Pertanda Mengantuk01 Jul 20198635 kali
- Serba Serbi Warna Ingus28 Jun 201923842 kali
- Mengenal Cacar Monyet21 May 20195075 kali
- Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan06 May 20193301 kali
- Mengapa Garam Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Meningkat?29 Apr 201928968 kali
- Mengapa Kita Mengalami Cegukan?22 Apr 201912177 kali
- Manfaat Bawang Putih15 Apr 20199090 kali
- Mau tidur siang? Ternyata ada aturannya, lho!26 Mar 20198923 kali
- Extrapulmonary Tuberculosis18 Mar 201911956 kali
- Manfaat Zat Besi untuk Tubuh14 Mar 20198089 kali
- Hipertensi pada Anak06 Mar 201928076 kali
- Gangguan Psikosomatis04 Mar 201911757 kali
- Pentingnya Tidur Untuk Kesehatan18 Feb 20198476 kali
- Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)!12 Feb 20199525 kali
- Fungsi Usus Buntu04 Feb 201917299 kali
- Serba-serbi Tonsil28 Jan 201934798 kali
- Protein dan Asam Amino21 Jan 201983738 kali
- Mengenal IQOS14 Jan 201937607 kali
- Mengenal Diet Keto07 Jan 20199451 kali
- Serba-Serbi Kurang Tidur31 Dec 20185305 kali
- Kolesterol yang Terlalu Rendah26 Dec 20184057 kali
- Ada Apa dengan Nasi?26 Dec 20185178 kali
- Benarkah Vape Tidak Berbahaya?11 Dec 20187079 kali
- Efusi Pleura12 Nov 201820746 kali
- Pneumonia06 Nov 20189087 kali
- Encephalitis29 Oct 20187307 kali
- Meningitis22 Oct 20189555 kali
- Imunisasi Rotavirus15 Oct 201815830 kali
- Prostatitis11 Jul 20188445 kali
- Cystitis02 Jul 201815599 kali
- Tahan Banting Selama Puasa04 Jun 20184237 kali
- Vaksin untuk anak : Iya atau Tidak?21 May 20184129 kali
- Vaksin Cacar Air, Penting atau Tidak ?30 Apr 201816242 kali
- Eclampsia23 Apr 20184949 kali
- Chikungunya12 Mar 201813272 kali
- Rubeola05 Mar 201813172 kali
- Benign Prostatic Hyperplasia05 Feb 20189325 kali
- Transplantasi Liver06 Mar 20178071 kali
- Diet sehat itu seperti apa?06 Mar 20175497 kali
- Sirosis Hati06 Mar 201718678 kali
- Pre-Diabetes, akankah menjadi Diabetes?06 Mar 201710662 kali
- Kanker Pankreas03 Mar 20178228 kali
- Kanker Lambung03 Mar 201711526 kali
- HFMD02 Mar 201710085 kali
- Cholelithiasis02 Mar 201764083 kali
- Alcohol-Related Liver Disease02 Mar 20176850 kali
- Rokok Elektronik: Penolong dari Ketergantungan atau Alternatif Baru Merokok?10 Dec 20166959 kali
Follow Us
