09 April 2018 10775

Syphilis

Syphilis merupakan salah satu infeksi yang masuk ke golongan infeksi menular seksual. Dari namanya saja, tentunya sudah jelas kalau infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini ditransmisikan melalui kontak seksual. Namun sayangnya bukan hanya melalui kontak seksual, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah maupun penularan dari ibu ke janin yang dikandungnya.

Syphilis ini terdiri dari beberapa tahapan penyakit. Setiap tahapan memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Bahkan tanda dan gejala dapat baru muncul tahunan setelah penderita terinfeksi syphilis. Berikut adalah tahapan dari infeksi syphilis:

 

Primary Syphilis

Tahapan ini terjadi 10-90 hari setelah penularan terjadi. Sebagian besar gejala tampak pada area kelamin, yaitu penis pada pria dan vulva atau cervix pada wanita. Namun pada beberapa kasus, dapat terjadi tampakan gejala juga pada anus, jari, orofaring, lidah, atau putting. Lesi khas yang muncul pada tahapan ini dikenal dengan nama chancre, yang berukuran kecil, tidak nyeri, dan letaknya relative tersembunyi. Sehingga umumnya chancre ini luput dari perhatian penderita. Chancre ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-6 minggu.

Chancre

Sumber foto : emedicine

 

Secondary Syphilis

Beberapa minggu setelah chancre menghilang, akan muncul bercak kemerahan pada area tubuh. Bercak ini mulai muncul pada area dada, perut, dan punggung, hingga kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk area telapak tangan dan telapak kaki. Bercak ini walaupun tidak gatal, namun tampakannya sangat mengganggu. Pada beberapa kasus juga muncul kutil-kutil pada area mulut dan genital. Beberapa penderita juga mengeluhkan rambut rontok, nyeri otot, demam, nyeri tenggorokan, mual, atau pembengkakan kelenjar getah bening. Tanda dan gejala ini dapat menghilang dalam waktu beberapa minggu. Pada beberapa orang, kondisi ini dapat bersifat hilang dan timbul.

Sumber Gambar : emedicine

 

Latent Syphilis

Penderita syphilis yang tidak mendapatkan terapi adekuat, dapat masuk ke tahap selanjutnya, yaitu latent syphilis. Tahapan ini dapat muncul selama beberapa tahun, bahkan puluhan tahun. Tahapan latent ini terbagi menjadi dua, yaitu latent awal dan latent akhir. Penderita yang berada pada tahap latent awal dapat masih bersifat infeksius dengan hasil serologi yang positif. Sedangkan penderita yang berada pada tahap latent akhir, hanya bersifat infeksius pada janin yang dikandungnya.

 

Tertiary Syphilis

Tahapan akhir syphilis ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke berbagai organ, termasuk otak, sistem saraf, mata, jantung, pembuluh darah, liver, tulang, dan persendian. Penderita dapat mengalami berbagai tanda dan gejala, termasuk gangguan keseimbangan, dementia, gangguan penglihatan, gangguan berkemih, nyeri dada, hingga timbulnya aneurisma.

Selain empat tahapan di atas, masih ada juga congenital syphilis di mana penderita terinfeksi sejak dalam kandungan ibunya. Manifestasi yang terjadi dapat melibatkan gangguan pendengaran, bahasa, penglihatan, serta kecerdasan. Kondisi ini dapat berkembang pada 2 tahun pertama kehidupan (early congenital syphilis) maupun setelahnya (late congenital syphilis).

Sumber Gambar : Merckmanuals

 

Syphilis dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik, tentunya dengan melihat lesi atau tampakan klinis yang ada pada tubuh. Sementara pemeriksaan penunjang dapat melalui pemeriksaan darah, misalnya VDRL dan TPHA- serta pemeriksaan cairan cerebrospinal, khususnya untuk syphilis yang telah menyebar ke organ lain.

Syphilis, khususnya yang masih dalam tahap awal, cukup mudah diobati dengan antibiotic. Untuk antibiotic, dokter biasanya merekomendasikan penggunaan penicillin, kecuali untuk penderita yang alergi dengan penicillin. Penderita yang mendapatkan terapi penicillin harus melakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan tubuhnya memberikan respon positif terhadap pengobatan yang diberikan.

Karena syphilis merupakan infeksi yang (sebagian besar) ditularkan melalui kontak seksual, infeksi ini tentunya dapat dicegah dengan mempraktikan hubungan seksual yang aman seperti menggunakan pelindung/pengaman, menghindari hubungan seksual dengan multiple partner, menghindari partner seksual yang terinfeksi syphilis, infeksi menular seksual lain, atau HIV-AIDS, serta mengindari hubungan seksual sesama jenis (terutama pria dengan pria).

 

 

 

***

Penulis

Admin