Ulkus Lambung
Adakah yang sudah familiar dengan istilah ulkus lambung?
Ulkus lambung – alias ulkus gaster atau tukak lambung - merupakan istilah yang merujuk kepada perlukaan pada lapisan bagian dalam lambung. Ulkus lambung merupakan salah satu jenis dari ulkus peptic, yaitu luka terbuka yang terjadi pada lapisan dalam saluran pencernaan. Ulkus peptic sendiri umumnya terjadi pada lambung dan duodenum (usus dua belas jari), walaupun pada beberapa kasus dapat juga terjadi pada esofagus. Ulkus ini terjadi akibat terkikisnya lapisan pada bagian dalam saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori atau konsumsi obat-obatan tertentu, seperti NSAID (non-steroid anti-inflammation drug), aspirin, atau kortikosteroid. Selain itu, terjadinya ulkus juga dapat dipicu oleh adanya stress, merokok, konsumsi alkohol, atau konsumsi makanan yang pedas atau asam.
Ulkus lambung jika masih berukuran kecil umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Penderita baru akan menyadari bahwa ‘ada sesuatu yang salah’ saat ukuran ulkus sudah relatif besar dan menimbulkan gejala berupa nyeri ulu hati, mual, muntah, perut terasa kembung, sering bersendawa, dan rasa panas terbakar pada dada. Nyeri ulu hati pada ulkus lambung dapat berlangsung selama hitungan menit hingga jam, dapat bersifat hilang timbul, serta dapat memburuk pada saat-saat tertentu seperti saat perut kosong atau saat penderita mengkonsumsi makanan.
Untuk menegakkan diagnosis ulkus lambung, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan semi-invasif berupa endoskopi. Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan selang kecil berkamera ke dalam lambung penderita. Selang tersebut akan dimasukkan melalui kerongkongan. Selang tersebut dapat dimasukkan hingga ke duodenum jika dianggap ada kecurigaan timbulnya ulkus pada duodenum juga. Jika perlu, dokter juga akan melakukan biopsy untuk mempertegas diagnosis dan mengidentifikasi penyebab dari ulkus tersebut.
Selain endoskopi, diagnosis ulkus lambung juga dapat ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium berupa tes pernapasan di mana penderita akan diminta bernafas dalam kantong yang nantinya akan diperiksa apakah mengandung karbon radioaktif yang menandakan adanya infeksi Helicobacter pylori.
Pengobatan ulkus lambung dapat dilakukan berdasarkan etiologinya. Jika terbukti adanya infeksi Helicobacter pylori, maka pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti Amoxicillin, Clarithromycin, Metronidazole, Tetracycline, atau Levofloxacin. Dokter juga dapat merekomendasikan konsumsi obat yang dapat menekan produksi asam lambung seperti Proton Pump Inhibitor (PPI) atau Histamine (H2) Blocker. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan yang dapat melindungi lapisan lambung seperti Sucralfate atau Misoprostol. Jika ulkus lambung dipicu oleh konsumsi obat tertentu, maka konsumsi obat tersebut harus dihentikan, setidaknya untuk beberapa waktu sampai gejala dari ulkus lambung tersebut mereda.
Kondisi gawat darurat dapat terjadi jika ulkus lambung mengalami perforasi atau perdarahan. Dalam kondisi tersebut, dokter akan melakukan operasi cito untuk mengatasi perdarahan dan mungkin akan melakukan transfusi darah jika penderita mengalami kehilangan darah yang cukup banyak.
Ulkus lambung adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah. Untuk mencegah terjadinya ulkus lambung, kita dapat melakukan beberapa langkah seperti menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dan memperhatikan kebersihan bahan makanan untuk mencegah terjadinya infeksi Helicobacter pylori. Selain itu, kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya ulkus lambung seperti konsumsi alkohol, konsumsi makanan yang asam dan pedas, merokok, serta stress
***