Reasuransi Jiwa
Vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax, yang namanya mungkin belum
familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia, ternyata masuk ke dalam daftar salah satu Vaksin
Booster yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin Zifivax dinyatakan dapat dimanfaatkan sebagai Vaksin
Booster dari penerima Vaksin Sinovac. Nah, apa sih yang harus kita ketahui tentang Vaksin Zifivax sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai Vaksin
Booster?
Sumber foto: www.freepik.com
Vaksin Zifivax merupakan Vaksin Covid yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, sebuah perusahaan dari China. Vaksin Zifivax dikembangkan dengan
platform recombinant protein sub-unit. Platform vaksin ini diambil dari bagian kecil SARS-CoV-2 yang bernama
spike glycoprotein, yang nantinya akan disuntikkan ke dalam tubuh manusia, untuk memicu terbentuknya kekebalan tubuh terhadap SARS-CoV-2.
Seperti Vaksin Covid lainnya, Vaksin Zifivax telah lulus uji klinis yang dipersyaratkan dari sebuah vaksin yang layak edar dan diberikan untuk masyarakat. Hasil Uji Klinis Fase I dan II dilakukan pada populasi dewasa, dan Vaksin Zifivax terbukti dapat memicu respon imunogenisitas pada 14 hari setelah pemberian dosis lengkap. Respon imunogenitas tertinggi didapat dari pemberian Vaksin Zifivax sebagai Vaksin Primer dan Vaksin
Booster secara sekaligus (tiga penyuntikan).
Neutralizing antibody dengan
seroconversion rate dan
Geometric Mean Titer (GMT) yang tercatat adalah 83.22% dan 102.5. Selain itu, pengukuran
Receptor-Binding Domain (RBD) menunjukkan
seroconversion rate dan GMT sebesar 99.31% dan 1782.26.
Sumber foto: www.indonesiabaik.id
Setelah lulus Uji Klinis Fase I dan II, Uji Klinis Fase III dari Vaksin Zifivax dilakukan sekitar 28,500 responden yang terdapat di China, Indonesia, Uzbekistan, Pakistan, dan Equador. Adapun uji klinis di Indonesia dilakukan oleh Tim Peneliti dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, dengan melibatkan sekitar 4,000 responden. Vaksin Zifivax dinyatakan lulus uji keamanan, di mana pemberiannya tidak menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping dari pemberian vaksin tersebut mayoritas adalah reaksi lokal (nyeri, bengkak, dan kemerahan pada lokasi penyuntikan), nyeri kepala, nyeri otot, kelelahan, demam, batuk, mual, dan diare.
Selain uji keamanan, Vaksin Zifivax juga telah dinyatakan lulus uji kemanjuran. Berdasarkan uji klinis tersebut didapatkan hasil bahwa Vaksin Zifivax menunjukkan efikasi sebesar 92.93% untuk Varian Alpha, 77.47% untuk Varian Delta, 100% untuk Varian Gamma, dan 90.0% untuk Varian Kappa. Secara usia, efikasi Vaksin Zifivax untuk kelompok usia 18 – 59 tahun adalah sebesar 81.51% dan untuk kelompok usia 60 tahun ke atas adalah sebesar 87.58%.
Sumber foto: www.freepik.com
Pengembang Vaksin Zifivax mengharapkan Vaksin Zifivax dapat menjadi ‘pilihan terbaik’ yang menyeimbangkan efikasi serta potensi efek samping dari Vaksin Covid. Sebagaimana yang telah kita ketahui, di Indonesia sebelumnya telah menggunakan Vaksin Sinovac, Vaksin Moderna, serta Vaksin Pfizer dalam Program Vaksinasi Covid. Vaksin Sinovac yang merupakan vaksin dengan
platform inactivated virus tercatat memiliki efikasi sebesar 65.3% di Indonesia. Meskipun demikian, efek samping dari pemberian Vaksin Sinovac disebutkan sangat ringan dan
tolerable.
Sementara itu, Vaksin Moderna dan Vaksin Pfizer yang sama-sama menggunakan
platform mRNA memiliki efikasi hingga 95.6% dan 95%. Meskipun demikian, penerima vaksin-vaksin tersebut cenderung lebih mengeluhkan efek samping yang berat, jika dibandingkan dengan penerima Vaksin Sinovac. Inilah yang membuat pengembang Vaksin Zifivax mengambil ‘langkah tengah’ dengan hanya mengambil sebagian kecil virus, dengan tujuan untuk mengurangi potensi efek samping sekaligus mengoptimalkan pembentukan kekebalan pada penerimanya.
Nah, bagaimana? Sudah cukup mengenal Vaksin Zifivax, kan?
Bagi kalian yang menerima Vaksin Primer Sinovac, dapat memilih Vaksin Zifivax lho sebagai
booster. Untuk keamanan dan efikasi tentunya tidak perlu dikhawatirkan, karena Vaksin Zifivax telah lulus evaluasi mutu vaksin dan penilaian pemenuhan aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Selain itu, berdasarkan Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2021 Tentang Produk Vaksin COVID-19 dari Anhui, Vaksin Zifivax juga telah dinyatakan halal.
Jadi, tunggu apalagi untuk menerima Vaksin
Booster? Pilihannya sudah semakin banyak, kan?
Stay safe and healthy, semuanya!