24 December 2024
80
News
Membangun Ketahanan Industri Asuransi Melalui Inovasi Manajemen Risiko
Indonesia Re menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko
JAKARTA, iNews.id – Indonesia Re menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko untuk menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Lewat kegiatan yang dihadiri Dewan Komisaris dari Indonesia Re Group, Indonesia Re mengajak pimpinan anak usaha, Reindo Syariah dan Asuransi ASEI untuk mendiskusikan isu-isu strategis jelang 2025.
Diskusi ini selaras dengan kebutuhan perusahaan untuk mengintegrasikan Risk-Based Budgeting dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Dalam RKAP berbasis risiko, perusahaan tidak hanya fokus pada target kinerja keuangan tetapi juga mempertimbangkan eksposur risiko, khususnya underwriting risk, yang menjadi salah satu risiko utama dalam operasional perusahaan asuransi dan reasuransi.
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary, Robbi Yanuar Walid menyoroti bahwa sebagai bagian dari industri asuransi dan reasuransi, Indonesia Re memiliki tanggung jawab untuk memilih dan mengelola risiko yang dihadapi oleh masyarakat dengan standar tata kelola risiko yang ketat.
Ia menambahkan bahwa pendekatan terhadap manajemen risiko tidak hanya bersifat kuantitatif, melainkan juga kualitatif. Proses ini melibatkan upaya internalisasi budaya sadar risiko, mulai dari mengenali risiko hingga memitigasinya.
“Budaya sadar risiko terlihat mudah diucapkan, tetapi proses internalisasi hingga implementasinya membutuhkan waktu panjang dan kerja keras. Kita harus memastikan bahwa setiap individu di organisasi memahami risiko di lingkup kerja mereka dan berkontribusi pada mitigasi risiko secara kolektif,” ujar Robbi.
Dalam sesi diskusi bertajuk "An Update & Assessment: Geopolitical Global dan Risk Implications", Komisaris Independen Indonesia Re, Reza Y. Siregar memaparkan tantangan serta strategi mitigasi risiko yang relevan bagi industri asuransi dan perekonomian Indonesia. Beliau menyoroti dampak ketegangan geopolitik global terhadap stabilitas ekonomi dan perdagangan.
"Sejarah menunjukkan bahwa krisis energi, bukan hanya berdampak pada harga minyak, tetapi juga meningkatkan inflasi global. Saat ini, ketegangan geopolitik turut memengaruhi sistem keuangan internasional, dengan sanksi ekonomi yang memperumit perdagangan global. Indonesia harus mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan ekonominya," ungkap Reza.
Reza juga menekankan bahwa sektor asuransi memiliki peran penting dalam mengantisipasi risiko geopolitik, termasuk dalam mendukung stabilitas rantai pasok strategis, seperti pangan dan energi.
Di sesi kedua, Komisaris Utama Indonesia Re, Julian Noor menggarisbawahi bahwa perencanaan yang baik adalah setengah dari keberhasilan. Dalam konteks tata kelola risiko perusahaan perencanaan yang efektif harus berbasis asumsi yang realistis dan relevan terhadap kondisi bisnis.
"Industri asuransi adalah bisnis padat modal yang bergantung pada pengelolaan risiko yang matang. Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan antara pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya. Dengan manajemen risiko yang proaktif, kita tidak hanya meminimalkan risiko, tetapi juga menciptakan peluang baru di tengah tantangan global," jelas Julian.
Julian juga menegaskan bahwa budaya sadar risiko memungkinkan perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan baru, sekaligus meminimalkan potensi kerugian dan melindungi reputasi perusahaan.
Budaya Sadar Risiko: Kunci Adaptasi dan Fleksibilitas
Untuk memastikan relevansi strategi perusahaan, evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari tata kelola risiko. Indonesia Re juga terus mendorong penguatan budaya sadar risiko di semua level organisasi dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu inisiatif utamanya adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Risiko atau SIMRI.
SIMRI menjadi alat penting untuk melaporkan dan memantau risiko secara terstruktur, transparan, dan efisien. Dengan partisipasi aktif dalam melaporkan risiko melalui SIMRI, kita semua dapat menjadi bagian dari budaya kerja yang lebih aman dan produktif.
Dengan manajemen risiko yang efektif dan penerapan teknologi yang tepat, industri asuransi tidak hanya dapat bertahan dalam menghadapi tantangan global, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Editor: Yudistiro Pranoto