16 October 2025 51
Berita

Dialog Industri Asuransi 2025: Indonesia Re Dorong Pemanfaatan Reasuransi untuk Capital Management

ekonomi_bisnis_205624_big

Kredit Foto: Istimewa

Warta Ekonomi, Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menegaskan bahwa manajemen modal merupakan kunci ketahanan industri  asuransi. Penekanan ini disampaikan dalam forum Dialog Industri  Asuransi yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (30/9/2025).

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menyatakan bahwa Dialog Industri Asuransi tersebut mengangkat tema "Enhancing The Resilience of  Insurance Industry: Synergizing Capital Management and GRC". Dalam kesempatan itu, ia menambahkan bahwa Indonesia Re menghadirkan regulator, pelaku industri, serta asosiasi perasuransian untuk mendiskusikan signifikansi manajemen modal dalam industri asuransi.

"Jadi tujuan dari forum ini adalah kami ingin menekankan bahwa reasuransi itu sebenarnya bisa menjadi strategic tool untuk capital management," ungkapnya di Jakarta, Selasa (30/09/2025). 

Ia menambahkan, Dialog Industri Asurans yang digagas Indonesia Re ini merespons kebijakan regulator, yakni Peraturan OJK (POJK) Nomor 23 Tahun 2023 yang mengatur ekuitas minimal Rp500 miliar bagi perusahaan reasuransi, paling lambat 31 Desember 2026.

Kebijakan tersebut mendorong pelaku usaha memperkuat permodalan dan menggali strategi pengelolaan risiko, termasuk pemanfaatan produk reasuransi sebagai instrumen capital management.

"Capital management melalui reasuransi memberikan capital relief dan optimasi solvabilitas, serta menurunkan risiko bersih perusahaan sehingga kebutuhan modal berbasis risiko juga menjadi lebih rendah,” tambahnya. 

Lebih lanjut, strategi ini dapat membantu menstabilkan arus klaim sekaligus memperkuat kepercayaan investor dan lembaga pemeringkat. Forum ini menghadirkam dua panel utama, yaitu Peran Capital Management dalam Membangun Ketahanan Sektor Perasuransian: Penguatan Kepatuhan,
Tata Kelola, dan Standar Praktik Internasional; Penyelarasan Capital Management dengan Kerangka Anti-Fraud dan Standar Pengawasan Berbasis Risiko.

Format diskusi meliputi keynote sharing dan panel yang menyoroti praktik pengelolaan modal global, tata kelola risiko, hingga aspek hukum dari kontrak reasuransi. Benny menjelaskan, praktik internasional menunjukkan pentingnya integrasi antara tata kelola risiko dan modal, penerapan
kerangka risk appetite, serta pengawasan dewan arah terhadap kebijakan modal.

"Penggunaan stress testing, model internal, dan transparansi pelaporan sangat penting agar instrumen reasuransi dapat diakui sebagai modal yang sah oleh regulator,” tegasnya lagi.
 
Editor: Amry Nur Hidayat