Berita
Dukung Ekonomi Berkelanjutan, Begini Langkah Industri Asuransi dan Reasuransi
ILUSTRASI. Di hari kedua Indonesia Re International Conference 2024 , Indonesia Re mengajak panelis untuk fokus terhadap perkembangan bisnis asuransi terutama dengan memaksimalkan teknologi dan aset data.
Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengoptimalisasi penetrasi asuransi di perekonomian nasional, Indonesia Re melakukan sejumlah strategi. Salah satunya dengan menggelar forum diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kebijakan dalam negeri serta figur perasuransian dari luar negeri untuk berbagi informasi dan ilmu.
Indonesia Re kembali menggelar Indonesia Re International Conference (IIC) 2024 pada 24 - 25 Juli 2024. Menyoroti tingkat daya saing ekonomi Indonesia, dalam ajang tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut performa ini perlu ditingkatkan termasuk dalam memberikan dukungan terhadap industri asuransi.
"Potensi ekonomi Indonesia yang menjanjikan ini, perlu juga didukung di bidang asuransi dimana perusahaan reasuransi menjadi salah satu penopang risiko berbagai industri di Indonesia.” ujar Airlangga, ketika membuka IIC, dalam rilis ke Kontan.co.id, Jumat (26/7).
Menurutnya, mendukung industri reasuransi dengan memaksimalkan digitalisasi, peran kecerdasan artifisial, ekonomi hijau dan transisi energi, yang akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan untuk generasi masa depan.
Terkait peran asuransi, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Iwan Pasila memaparkan, OJK memberikan panduan bagi perusahaan reasuransi dalam mengembangkan produk asuransi. Panduan ini untuk memastikan perusahaan asuransi dan reasuransi memiliki aset yang stabil untuk menutupi liabilitas mereka.
Beberapa panduan berbentuk analisis kebutuhan pasar, kepatuhan regulasi dan penerapan teknologi digital. Menurut Iwan, saat ini, produk asuransi yang ditawarkan ke masyarakat belum proper. OJK mendukung percepatan transformasi sektor asuransi untuk tumbuh sehat, stabil dan berkelanjutan.
"Upaya yang akan kami lakukan diantaranya adalah menerbitkan PSAK 117 terkait manajemen kontrak industri asuransi agar pelaporan nantinya lebih transparan dan penerapan PSAK 109 tentang integrasi seluruh instrumen finansial di Indonesia, termasuk perusahaan reasuransi.” ujar Iwan.
Sedangkan Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menyebut, integrasi pusat data dalam industri asuransi di Indonesia telah menjadi perhatian pemerintah dan berbagai pihak terkait. Meskipun implementasinya masih dalam proses pengembangan dan penyesuaian.
"Efisiensi operasional pusat data dilakukan untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Selain itu, untuk mengurangi jumlah server fisik, implementasi virtual dan memanfaatkan cloud computing juga jadi kiat perusahaan reasuransi mendukung ekonomi berkelanjutan," ujar Delil.
Terkait tren ekonomi hijau, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM dan
Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid menyebut,
green taxonomy atau taksonomi hijau menjadi salah satu prinsip yang yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai keberlanjutan dalam bidang ekonomi dan investasi. “Untuk menjalankan prinsip taksonomi hijau dan mencapai ekonomi berkelanjutan, Indonesia dapat mengambil berbagai langkah strategis yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat," ujar Robbi.
Perusahaan asuransi memainkan peran penting dalam menjalankan taksonomi hijau dan mendukung ekonomi berkelanjutan dengan menerapkan sejumlah strategi, “Sebagai perusahaan reasuransi milik publik, kami mendorong integrasi prinsip taksonomi hijau dalam kebijakan investasi, termasuk membentuk portofolio investasi yang didominasi oleh aset-aset hijau dan berkelanjutan," kata Robbi.