JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan, klaim Covid-19 mendominasi jumlah klaim dari lini bisnis reasuransi jiwa sepanjang tahun 2021.
"Mayoritas klaim-klaim COVID-19 berasal dari lini bisnis asuransi jiwa kredit yang menyumbang klaim cukup besar pada tahun lalu," ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Memasuki 2022, seiring dengan semakin masifnya program vaksinasi, booster hingga penguatan fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19, Benny optimistis, klaim yang diakibatkan Covid-19 akan menurun.
Benny menegaskan pihaknya berupaya tetap prudent dan akurat dalam pengelolaan klaim dengan pemetaan prioritas klaim. Pasalnya, penanganan klaim ini menjadi hal penting.
Hal itu menjadi salah satu strategi BUMN ini dalam mengoptimalkan manajemen risiko agar tetap dapat bertumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Benny menjelaskan pada 2021, nilai klaim outstanding terbesar Indonesia Re di sektor reasuransi umum datang dari lini bisnis kebakaran (fire). Klaim tersebut berasal dari industri migas dengan nilai kerugian 100 persen mencapai angka Rp1 triliun, sedangkan klaim sesuai share Indonesia Re adalah sebesar Rp70 miliar.
Oleh karena itu, pada awal 2022, Indonesia Re telah membuat perencanaan terkait skenario klaim yang akan terjadi selama satu tahun ke depan. Skenario klaim tersebut dibuat dengan memanfaatkan data historis klaim pada tahun-tahun sebelumnya dengan turut mempertimbangkan kemungkinan terjadinya bencana alam di Indonesia.
Dengan adanya skenario klaim, jelas Benny, setiap bulannya underwriter melakukan pengecekan terkait apakah besar klaim real yang tercatat sejalan dengan skenario. Jika melampaui skenario, maka dilakukan penyesuaian kebijakan proses underwriting dalam akseptasi bisnis untuk memastikan klaim yang tercatat pada akhir tahun tidak melewati atau bahkan lebih rendah dari skenario.
“Proses underwriting menjadi kunci dalam memilah bisnis. Indonesia Re senantiasa menjaga proses underwriting tetap prudent, mendetail dan sesuai dengan underwriting guideline. Sehingga, Indonesia Re dapat terus memberikan layanan kapasitas reasuransi kepada ceding companies dan sekaligus secara simultan dapat menjaga portofolio dan memastikan bisnis dapat bertumbuh secara menguntungkan,” ungkapnya.
Benny melanjutkan, pihaknya melakukan penyelarasan arah bisnis sebagai strategi agar Indonesia Re tetap berkembang di tengah pandemi.
Selain melalui pengelolaan klaim, penyelarasan itu diwujudkan antara lain dengan menyesuaikan proses bisnis akibat berlanjutnya dampak dari pandemi Covid-19 baik terhadap ekonomi makro serta perubahan consumer expectation and behavior.
Inovasi
Benny mengakui bahwa periode pandemi merupakan masa yang sangat menantang. Namun, dia menegaskan bahwa di tengah pandemi juga ada kesempatan untuk memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Dengan berpegang pada prinsip New Excellent Services, Benny menjelaskan Indonesia Re senantiasa berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan kualitas layanan terhadap ceding companies, salah satunya adalah melalui proses digitalisasi.
Selain itu, menyadari bahwa data merupakan aset yang sangat berharga sehingga Indonesia Re turut berinovasi melalui pengolahan data. Melalui langkah ini, Indonesia Re menghasilkan analytic tools seperti Auto-underwriting pada bisnis reasuransi jiwa, Geostatistical Model dan juga Dynamic Rating untuk kelas bisnis Marine Hull, yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan.
“Dynamic Rating tool memungkinkan proses underwriting pada bisnis Marine Hull menjadi lebih handal melalui pemanfaatan kinerja Artificial Intelligent. Segala jenis layanan dan inovasi yang dilakukan Indonesia Re dapat diakses pada satu wadah yang terintegrasi, yaitu pada riuconnect@indonesiare.co.id,” tambah Benny.