16 October 2025
32
Berita
Indonesia Re Kaji Skema Konsorsium untuk Asuransi Parametrik Bencana 2026

ILUSTRASI. Kepala Departemen Industry Research Indonesia Re, Fiza Wira Atmaja.
Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyampaikan bahwa produk asuransi parametrik kebencanaan ditargetkan dapat diluncurkan pada tahun depan atau 2026.
Sebagai informasi, asuransi parametrik adalah jenis asuransi yang secara langsung membayar klaim berdasarkan parameter atau indikator tertentu, bukan berdasarkan hasil verifikasi kerusakan fisik di lapangan.
Kepala Departemen Industry Research Indonesia Re, Fiza Wira Atmaja mengatakan, produk ini tengah disusun melalui skema konsorsium yang melibatkan pemerintah, regulator, dan pelaku industri asuransi.
Ia menyebut, pengembangan asuransi parametrik di Indonesia memang masih tergolong baru. Namun, di tingkat global, produk ini sudah banyak digunakan.
“Beberapa inisiatif sudah berjalan dalam bentuk proyek kecil. Untuk skala nasional, saat ini kami sedang menyusun bersama pemerintah,” ujar Fiza dalam Indonesia Re Mengajar 2025 di Bogor, Jumat (12/9/2025).
Produk parametrik yang dikembangkan mencakup risiko curah hujan dan gempa. Mekanismenya berbeda dengan produk asuransi indemnity yang pencairan klaimnya mengikuti hasil penilaian kerugian.
Pada asuransi parametrik, klaim dibayarkan otomatis ketika parameter tertentu terpenuhi, dengan waktu pencairan yang ditargetkan lebih cepat yaitu sekitar 7–14 hari.
“Asuransi parametrik ini untuk kebutuhannya dana cepat, jadi bagaimana kita bisa menyusun sistem yang dapat dicairkan dalam waktu 7-14 hari," tuturnya.
Meski menawarkan kecepatan, Fiza mengingatkan adanya kelemahan berupa basis risk, yakni selisih antara klaim yang dibayarkan dengan kerugian yang sebenarnya, atau yang terjadi di tempat kejadian.
Ia menambahkan, kajian produk ini juga menyangkut besaran premi, porsi risiko yang akan ditanggung industri dalam negeri, serta alokasi risiko yang akan di-retro ke pasar internasional.
Sebagai reasuradur nasional, Indonesia Re menegaskan perannya tidak hanya dalam penyusunan produk, tetapi juga dalam mendorong kapasitas industri, meningkatkan literasi risiko, serta memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan.