05 May 2021
1492
Berita
Sempurnakan pengolahan data asuransi, BPPDAN perkenalkan B2B klaim
Jakarta (ANTARA) -- Badan Pusat Pengelolaan Data Asuransi Nasional (BPPDAN) memperkenalkan B2B klaim sebagai upaya menyempurnakan pengelolaan dan pengolahan data asuransi harta benda nasional guna mewujudkan penghitungan tarif premi yang lebih akurat dan optimal.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Erickson Mangunsong mengatakan, B2B klaim merupakan kelanjutan setelah BPPDAN memperkenalkan B2B sesi pada 2019 lalu.
"Kami ingin menghadirkan layanan pengolahan data asuransi umum yang komprehensif, sehingga membantu para anggota BPPDAN untuk melakukan sesi dan klaim dengan lebih mudah, dan dengan output yang lebih sempurna," ujarnya di sela-sela acara Sosialisasi B2B Klaim yang digelar secara virtual, Kamis.
Sebelumnya, proses input data klaim oleh para anggota BPPDAN dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan proses verifikasi dan pembersihan data sangat rumit karena data yang dilaporkan kepada BPPDAN banyak yang tidak lengkap. Hal ini menyebabkan pihak BPPDAN untuk melakukan pembersihan data dengan memverifikasi langsung kepada pihak anggota, yang tentunya sangat memakan waktu dan energi.
Erickson melanjutkan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan kualitas pengolahan data bagi industri asuransi umum Tanah Air. Meskipun demikian, masih banyak perusahaan asuransi yang belum mensesikan semua polis properti ke BPPDAN dan batasan jumlah sesi wajib 2,5 persen atau maksimal Rp500 juta per polis, yang belum berubah sejak 2004. Alhasil, hal ini menghambat BPPDAN untuk menyempurnakan pengelolaan data yang berorientasi pada penetapan tarif yang lebih aktual dan lebih akurat.
"Karena belum ada (aturan) yang mengikat, sehingga belum semua perusahaan asuransi disiplin untuk mensesi ke BPPDAN," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Erickson, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para anggota dan menggandeng pihak Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebagai upaya untuk menyajikan data representatif bagi industri asuransi umum nasional.
"Kami akan terus membangun awareness tersebut," tukasnya.