15 February 2022 1177
Berita

Varian Omicron Merebak, Industri Asuransi Tetap Pede Jalani 2022

JAKARTA – Pelaku industri asuransi tetap optimistis untuk meningkatkan kinerja pada 2022 kendati pada awal tahun ini dihadapkan dengan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, varian ini memicu penambahan kasus sebesar 36.057 kasus per 6 Februari 2022.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan pihaknya tetap optimistis lantaran membandingkan kondisi peningkatan kasus Covid-19 pada awal tahun ini dengan mewabahnya varian Delta pada awal semester II/2021.

Pada saat itu, jelas dia, penurunan kontribusi kanal distribusi keagenan di industri asuransi jiwa mendapatkan kompensasi dari kanal bancassurance. Pada saat yang sama, jelas dia, kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi asuransi kesehatan menopang penjualan produk asuransi jiwa.
Dia meyakini bahwa pola bisnis serupa masih akan terjadi pada awal 2022 ini. Apalagi, tegasnya, mayoritas masyarakat juga semakin patuh terhadap imbauan pemerintah kendati telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

“Kalau dikonsolidasikan [pendapatannya] naik tipis. Pola tidak akan berubah dengan situasi Omicron, karena masyarakat sudah aware,” ungkapnya.
Kendati begitu, Togar mengakui bahwa penyebaran varian Omicron ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar modal dan pada akhirnya berdampak pada pengelolaan portofolio dan hasil investasi asuransi jiwa.

“Kami berharap [Omicron] tidak berpengaruh ke kegiatan investasi di bursa,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) H.S.M. Widodo menegaskan bahwa pelaku industri asuransi sudah bisa mengantisipasi penyebaran wabah ini sehingga operasional perusahaan tidak terganggu.

“Dari antisipasi, sekarang aktivasi WFH [work from home] jauh, jauh lebih mudah dan lancar sehingga tidak akan mempengaruhi operasional perusahaan,” jelasnya.
Dia pun berharap penyebaran varian Omicron tidak berdampak dalam ke kinerja ekonomi nasional, seperti sebelumnya saat penyebaran varian Delta.

Di sisi lain, Widodo menilai bahwa saat ini tingkat vaksinasi yang ada bisa juga mencegah fatality rate sehingga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Senada dengan optimisme kedua asosiasi tersebut, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan pihaknya masih optimistis untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini didukung dengan pengalaman yang telah dilewati perseroan dalam dua tahun terakhir menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Menurut Benny, pihaknya telah memperkuat manajemen risiko sekaligus mempersiapkan langkah mitigasi apabila wabah c berkepanjangan dan mempengaruhi ekonomi nasional.
"Tentunya, manajemen risiko memainkan peran penting dalam kondisi seperti ini, selain itu kami pun melanjutkan proses digitalisasi khususnya dalam work flow sehingga mendorong efisiensi operasional perusahaan," paparnya.

Benny melanjutkan, pihaknya pun kini tengah mengembangkan produk-produk berbasis individu yang memiliki permintaan cukup tinggi dan berpotensi memiliki kinerja bisnis yang baik sehingga dapat menjadi penopang bisnis perusahaan pelat merah ini.
"Bercermin pada tahun lalu, asuransi harta benda dan marine cargo masih potensial (untuk dikembangkan) tahun ini. Selain itu, asuransi individu seperti asuransi kesehatan tetap akan dipacu," tambahnya.