24 August 2023 2829
Reasuransi Jiwa

Particulate Matter (PM) 2,5

Akhir-akhir ini, perhatian kita semua terpusatkan pada satu permasalahan yaitu buruknya kualitas udara di Jakarta yang telah mengakibatkan lebih dari sekitar 600 ribu warga Jakarta mengidap Inpeksi Saluran Pernapasan (ISPA) sepanjang 20231. Berdasarkan IQAir pada 16 Agustus 2023, Jakarta menjadi kota yang memiliki kualitas udara terburuk dengan nilai indeks AQI US sebesar 167. PM2,5 merupakan polutan yang paling berkontribusi atas buruknya kualitas udara di Jakarta2. Lalu apa sebenarnya PM2,5? Darimana asalnya dan bagaimana akibatnya?
 
PM atau Particulate Matter merupakan partikel campuran yang ditemukan di udara yang terdiri dari partikel padat dan cairan. PM2,5 mengacu pada ukuran partikel yang memiliki diameter lebih kecil dari 2,5 µm (micron). Rata-rata satu helai rambut manusia memiliki diameter 70 micron sehingga PM2,5 memiliki ukuran yang 30 kali lebih kecil dibandingkan satu helai rambut manusia3.
 
PM2,5 dapat bersumber dari buatan manusia maupun terbentuk secara alami. PM2,5 yang bersumber dari buatan manusia umumnya disebabkan oleh proses pembakaran seperti pembakaran motor, pembakaran pembangkit listrik, proses pembakaran pada pabrik, asap dari perapian, kembang api, dan rokok. Sedangkan PM2,5 yang terbentuk secara alami bersumber dari debu, jelaga, spora tumbuhan, serbuk sari, dan garam yang tertiup angin. PM2,5 yang tersebar di udara merupakan kumpulan dari berbagai macam komponen dengan sumber yang berbeda-beda sehingga komposisi dari PM2,5 sangat beragam. Selain itu, PM2,5 juga dapat terbentuk dari hasil reaksi kimia antar polutan lain di udara. Senyawa kimia yang umumnya terdapat pada PM2,5 adalah sulfur dioksida, nitrogen dioksida, amonia, karbon, debu mineral, air, dan senyawa organik lainnya yang mudah menguap4.
 
PM2,5 dapat masuk kedalam sistem peredaran darah dan bahkan otak manusia. Partikel berukuran kecil ini telah terbukti meningkatkan kemungkinan penyakit pernapasan, penurunan fungsi paru-paru, dan bahkan kematian dini. PM2,5 dapat masuk melewati mekanisme perangkap tubuh seperti silia di paru-paru dan bulu hidung. PM2,5 juga dapat menjadi media bagi kontaminan-kontaminan di udara untuk masuk kedalam tubuh manusia, air, dan tanah6.
 
Beberapa masalah kesehatan yang diakibatkan oleh PM2,5 adalah penyakit jantung, bronkitis, empisema, serangan jantung, detak jantung tidak teratur, dan asma yang memburuk. Oleh karena itu ketika AQI Indeks melebihi 100, orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan atau jantung, orang tua, dan anak-anak memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan6.
 
Fun Fact: virus SARS-CoV-2 memiliki ukuran sekitar 0,1 micron. Sehingga, PM2,5 dapat kita hindari menggunakan cara yang sama seperti COVID-19 yaitu menggunakan masker dan air purifier. Jenis masker yang dapat digunakan yaitu masker N95, masker bedah level II, dan masker yang dilengkapi dengan pembersih udara. Lalu untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah maupun perkantoran dapat menggunakan Air Purifier HEPA filters, sistem ventilasi yang dilengkapi dengan MERV 14 filters, memasang unit HVAC dengan filter udara yang memiliki efisiensi tinggi, dan menutup jendela agar udara luar yang kotor tidak masuk ke dalam3,6.
 

Penulis

Amin Abdillah Harahap, S. T.

Email: amin@indonesiare.co.id