16 January 2024 972
Miscellaneous

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) Dalam Industri Asuransi

AI adalah kependekan dari Artificial Intelligence, yang secara harfiah berarti "kecerdasan buatan". AI merujuk pada kemampuan komputer dan sistem untuk mengeksekusi tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Dalam konteks AI, komputer dan sistem dapat mempelajari, menganalisis, memahami, dan merespons informasi dengan cara yang mirip dengan kecerdasan manusia.

Teknologi AI melibatkan penggunaan algoritma dan model matematika yang kompleks, termasuk machine learning, deep learning, pemrosesan bahasa alami, pengenalan pola, dan logika inferensial. AI mampu mengenali pola dalam data, mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia, dan belajar dari pengalaman untuk meningkatkan kinerja seiring waktu.
Perusahaan asuransi di seluruh dunia kini berlomba-lomba untuk mengadopsi AI demi meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing mereka. Ada banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan asuransi untuk memanfaatkan AI. Berikut adalah beberapa contohnya:
 
  • Penilaian Risiko
Salah satu cara yang paling umum digunakan perusahaan asuransi untuk memanfaatkan AI adalah dalam penilaian risiko. AI dapat digunakan untuk menganalisis data yang besar dan kompleks, seperti data klaim, data kesehatan, dan data demografi. Hal ini dapat membantu perusahaan asuransi untuk menilai risiko calon nasabah dengan lebih akurat.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas. AI dapat menganalisis data klaim kecelakaan lalu lintas yang ada di masa lalu, seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan jenis kendaraan. Dengan menggunakan data ini, AI dapat memperkirakan risiko seseorang untuk mengalami kecelakaan lalu lintas di masa depan.
 
  • Proses Klaim
AI juga dapat digunakan untuk mempercepat proses klaim. AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang, seperti memverifikasi dokumen dan melacak status klaim. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan nasabah dan mengurangi biaya operasional perusahaan asuransi.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk memverifikasi dokumen klaim kecelakaan lalu lintas. AI dapat menggunakan teknologi pengenalan karakter optik (OCR) untuk membaca dokumen klaim, seperti surat keterangan dokter dan foto kerusakan kendaraan. Dengan menggunakan teknologi ini, AI dapat memverifikasi dokumen klaim dengan cepat dan akurat.
 
  • Pelayanan Pelanggan
AI juga dapat digunakan untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih personal dan responsif. Misalnya, AI dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan nasabah secara otomatis atau memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan nasabah mengenai produk asuransi jiwa. AI dapat menggunakan data nasabah, seperti usia, pendapatan, dan gaya hidup, untuk memberikan jawaban yang relevan dan bermanfaat.
 
  • Pengembangan Produk
AI juga dapat digunakan untuk mengembangkan produk asuransi yang lebih inovatif dan memenuhi kebutuhan nasabah. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengembangkan produk asuransi yang menggunakan teknologi telematika atau big data.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengembangkan produk asuransi yang menggunakan teknologi telematika untuk melacak perilaku mengemudi nasabah. Dengan menggunakan teknologi ini, perusahaan asuransi dapat memberikan premi yang lebih rendah bagi nasabah yang mengemudi dengan aman.
Dengan memanfaatkan penggunaan AI dalam industri asuransi, perusahaan asuransi dapat merasakan berbagai macam manfaat yang pada ujungnya dapat meningkatkan pendapatan dan pelayanan yang lebih maksimal bagi pelanggannya, antara lain:


Dengan memanfaatkan penggunaan AI dalam industri asuransi, perusahaan asuransi dapat merasakan berbagai macam manfaat yang pada ujungnya dapat meningkatkan pendapatan dan pelayanan yang lebih maksimal bagi pelanggannya, antara lain:

Peningkatan efisiensi: AI dapat membantu perusahaan asuransi untuk mengurangi biaya operasional, seperti biaya tenaga kerja dan biaya proses klaim. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang, seperti memverifikasi dokumen dan melacak status klaim.

Peningkatan efektivitas: AI dapat membantu perusahaan asuransi untuk meningkatkan akurasi penilaian risiko dan kepuasan nasabah. Misalnya, AI dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas.

Peningkatan daya saing: Perusahaan asuransi yang mengadopsi AI akan lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang tidak mengadopsi AI.

 
Penerapan AI dalam Industri Asuransi di Indonesia
 
Penerapan AI dalam industri asuransi di Indonesia masih dalam tahap awal. Namun, potensi manfaatnya sangat besar. Perusahaan asuransi yang mampu mengadopsi AI dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
 
Di Indonesia, beberapa perusahaan asuransi sudah mulai mengadopsi AI, seperti PT Asuransi Jiwa Sequis Life dan PT AIA Financial. Kedua perusahaan tersebut telah menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka.
 
Penerapan AI dalam industri asuransi diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan tren transformasi digital yang terjadi di berbagai industri.
 
Di masa depan, AI diharapkan akan memainkan peran yang semakin penting dalam industri asuransi. AI akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan asuransi.
 
Dengan memanfaatkan peran AI di dalam Industri asuransi diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan bagi industri asuransi, yang akan terlihat dari semakin sehatnya industri perasuransian di Indonesia dimana pada ujungnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada industri asuransi dan dapat mendorong industri asuransi untuk meningkatkan penetras asuransi di Indonesia yang baru menyentuh 2,75% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dimana tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah apabila kita bandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Singapura sudah mencapai 12,5%, Malaysia 3,8% dan Thailand sebesar 4,6%



 

Penulis

Yanriko Krishnoputro, S.H.

Email: yanriko@indonesiare.co.id