Accounting & Finance
Mengenal Startup dan Seri Pendanaan-nya
Saat ini, banyak bermunculan bisnis baru atau yang lebih kita kenal sebagai startup. Istilah startup menjadi populer karena dikaitkan dengan perusahaan atau bisnis baru yang didukung oleh teknologi, terutama pada core business-nya. Namun, secara umum startup tidak hanya perusahaan yang berbasis pada teknologi, melainkan perusahaan yang baru merintis usahanya dan bertumbuh dengan sangat cepat.
Seperti yang disampaikan oleh co-CEO GOJEK Andre Soelistyo pada wawancara dengan Bloomberg beberapa waktu lalu, mereka seperti terus berlari sprint pada gelaran marathon. Salah satu contohnya adalah perusahaan penyedia jaringan bus terbesar di Eropa yaitu Flixbus. Didirikan pada tahun 2013, perusahaan ini telah memiliki 40 juta pelanggan hanya dalam waktu 3 tahun saja dan telah beroperasi pada lebih dari 30 negara.
Namun demikian, selayaknya tubuh yang sedang berkembang, pasti membutuhkan “nutrisi” agar perusahaan dapat bertumbuh dengan baik. Salah satu “nutrisi” penting pada startup ini adalah pendanaan. Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar bahwa startup X telah mendapatkan pendanaan seri-C, startup Y baru saja mendapatkan pendanaan seri-F. Lantas, apa saja sih pendanaan ini? Mari kita simak apa saja level pendanaan pada startup secara umum:
1. 1. Bootstrapping/Pre-Seed
Pada level ini pendanaan yang diperoleh berasal dari modal sendiri. Uang hasil tabungan atau aset yang dimiliki oleh founder atau co-founder merupakan sumber pendanaan utama pada fase ini. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa pada fase ini tidak hanya berasal dari aset pribadi tetapi juga termasuk pinjaman atau suntikan dana dari teman atau keluarga dekat.
Pada fase ini, ide dan aktualisasi bisnis masih sangat premature. Pendanaan pada fase ini umumnya membantu bisnis dalam membuat prototype atau pengaplikasian awal model bisnis.
2. 2. Seed
Tipikal investor pada pendanaan ini adalah Angel Investor atau tahap awal Venture Capital yaitu investor perorangan/kelompok atau perusahaan yang spesifik menginvestasikan dana yang mereka punya pada startup yang sedang merintis bisnisnya. Startup yang mendapatkan pendanaan pada level ini biasanya belum besar tapi sudah dapat memiliki pertumbuhan yang tinggi, tim yang kuat, serta strategi bisnis yang lebih matang.
3. 3. Series Funding (A, B, ...)
Pada awal series fase ini startup telah berhasil menunjukkan keberhasilan model bisnis dalam meraih pangsa pasar. Membentuk tim yang lebih professional, mendalami potensial bisnis yang lain pada ekosistem, serta menunjukkan pendapatan dan pangsa pasar yang sangat tinggi dalam waktu yang relative cepat.
Walaupun mencetak pertumbuhan pendapatan yang sangat tinggi, perusahaan belum tentu telah dapat menghasilkan laba. Hal ini karena biaya dalam akuisisi konsumen dan/atau operasional bisnis masih sangat besar dalam rangka mengukuhkan long-term sustainability pada jangka panjang termasuk juga kemungkinan untuk ekspansi ke luar negeri.
Semakin banyak seri pendanaan yang diperoleh, semakin besar dana yang diterima/diperlukan. Artinya semakin kompleks bisnis model yang harus dicapai. Beberapa persiapan yang harus diperhatikan oleh startup salah satunya adalah mempersiapkan segala aspek dalam rangka due diligence yang menyeluruh seperti contohnya dimana hal ini akan dilakukan venture capital atau investor institusi sebelum menempatkan investasi mereka pada startup.
4. 4. Mezzanine
Pendanaan ini merupakan pendanaan yang berbentuk hybrid antara equity dan debt. Tergantung dari proyek atau inisiatif yang direncanakan oleh startup/bisnis, besar jumlah mezzanine bisa bervariasi. Namun secara umum, sejumlah sumber menyatakan pendanaan mezzanine digunakan dalam rangka perusahaan ingin melakukan initial public offering (IPO) dimana para early investor juga dapat menjual sahamnya. Hal ini dikarenakan pendanaan mezzanine cukup mahal, walaupun jumlahnya apabila dibandingkan dengan pendanaan series atau hutang relative lebih sedikit.
References: