14 July 2023 5427
Reasuransi Umum

Bahaya Rip Current di Pantai Selatan

Laut dan pantai menjadi destinasi menghibur diri yang sangat diminati masyarakat. Langit biru cerah, suara dentuman ombak dan pasir putih bercampur dengan aroma lautan membawa relaksasi tersendiri bagi wisatawan. Namun dibalik keindahannya, laut dan pantai memiliki misteri besar yang dapat membahayakan wisatawan. Insiden tenggelam saat menikmati air laut menjadi berita yang jamak ditemukan saat pantai penuh. Pada dasarnya risiko selalu ada dimana saja, sehingga sangat perlu meningkatkan kewaspadaan atas kondisi lingkungan sekitar untuk melihat potensi bahaya yang akan terjadi.

 hjghl
Gambar 1. Berita kasus tenggelam saat berwisata di pantai
(sumber: rejabar.republika.co.id)

 
Wilayah pesisir memiliki keadaan lingkungan yang sangat dinamis. Kondisi perairan pesisir tidak hanya terjadi akibat pengaruh pada regional tersebut namun juga datang dari kondisi di tengah laut. Keadaan perairan pesisir dipengaruhi oleh interaksi atmosfer ditengah laut dan kondisi morfologi pesisir. Contohnya adalah gelombang yang terjadi di pesisir akan mengalami efek pendangkalan (shoaling) dan pembelokkan gelombang (refraksi) akibat dari perubahan batimetri lautan.
 
Akibat adanya shoaling dan refraksi, gelombang yang menjalar dari laut lepas akan pecah sebelum mencapai pantai. Gelombang pecah ini selanjutnya akan menciptakan fenomena lain sepanjang pesisir yaitu arus sejajar pantai dan arus tegak lurus pantai. Arus memiliki peranan yang sangat penting dalam penyebaran zat hara dan transportasi sedimen di pesisir karena arus membantu perpindahan massa di permukaan laut.
 
Gelombang pecah yang terjadi menyebabkan muncul 2 arus di wilayah pesisir yaitu arus sejajar pantai atau disebut longshore current dan arus tegak lurus pantai yang disebut rip current. Keduanya terbentuk akibat adanya gelombang pecah yang terjadi di pesisir. sehingga dapat kita simpulkan terbentuknya longshore current dan rip current sebagai berikut:
 
  1. Masuknya gelombang laut dalam ke perairan dangkal sehingga ke penjalarannya berbelok ke arah bibir pantai
  2. Lalu gelombang mengalami efek shaoling sehingga meningkatkan tinggi penjalaran gelombang
  3. Gelombang perairan dangkal akan pecah ketika tinggi gelombang mencapai 80% kedalaman air
  4. Gelombang pecah tersebut menyebabkan terjadinya fluks momentum memiliki arah bervariasi
  5. Fluks momentum yang membentuk sudut dengan pantai akan menyebabkan longshore current
  6.  
 ddefa
Gambar 2. Ilustrasi arah pergerakkan longshore current
(sumber: nps.gov)

 
Pada gambar 2 merupakan ilustrasi pergerakkan longshore current, gelombang pecah yang membentuk sudut tertentu terhadap garis pantai menyebabkan terjadinya fluks momentum yang membangkitkan arus dengan arah sejajar dengan pantai. Gelombang yang terjadi di pantai akan bergerak zig-zag sehingga mengangkat sedimen-sedimen kecil ke arah laut. Sedimen akan terperangkap di daerah gelombang pecah dan bercampur dengan massa air. Longshore current akan membawa massa air tersebut ke daerah sehingga akan terjadi erosi dan deposisi sedimen di area pantai.
 
Informasi gelombang pecah sangat dibutuhkan dalam membangun bangunan lepas pantai. Kaitannnya dengan fenomena erosi dan deposisi. Engineer akan mengestimasi waktu yang dibutuhkan terjadinya pengumpulan dan penggerusan sedimen di dekat pondasi bangunan. Melalui informasi tersebut engineer dapat mendesain bangunan lepas pantai yang kokoh selama puluhan tahun.
 
Berbeda dengan longshore current, rip current terbentuk karena adanya gelombang datang yang tegak lurus pantai dan pecah tanpa membentuk sudut dengan garis pantai. Kondisi tersebut menimbulkan slope muka air di pantai lebih tinggi dari laut lepas karena adanya penumpukkan massa air disekitar pantai. Akibat slope tersebut timbul arus yang bergerak dari pantai ke laut lepas. Arus akan semakin kuat jika topografi dasar lautnya berbentuk parit dari pantai. Arus ini memiliki kecepatan yang besar dan jarak yang jauh dari pantai sehingga dapat dengan mudah menarik benda di pantai ke laut lepas. 
 

gfdgdgt

Gambar 3. Ilustrasi arah pergerakkan rip current
(sumber: sunsetnc.com)

 
Rip current ada karena adanya gelombang yang tegak lurus dari pantai, gelombang ini tercipta akibat adanya angin yang berhembus. Fenomena rip current jamak kita temui di daerah pantai selatan karena angin yang berhembus cenderung kuat akibat pengaruh angin musim yang terjadi. Terutama pada saat angin muson timur laut kuat antara bulan Desember – Maret terjadi. Kondisi tersebut diperkuat oleh topografi dasar laut selatan Jawa memiliki kanal-kanal.
 
Kita perlu mewaspadai rip current salah satu tandanya adalah area perairan tenang diantara gelombang pecah, kemungkinan besar terdapat potensi rip current pada zona perairan tenang tersebut. Jika memang kita sudah terjebak dalam rip current, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan yaitu:
 
  1. Tidak panik dengan berenang melawan arus, karena akan menguras energi kita untuk menyelamatkan diri
  2. Tetap berusaha untuk mengapung dan mengikuti arus hingga kekuatan arus sudah mulai berkurang
  3. Setelah dirasa aman, berenang ke sisi kanal yang ditandai dengan frekuensi gelombang yang lebih tinggi
 
Sewajarnya pantai yang memiliki potensi rip current sudah menempatkan rambu bahaya Laut dan pantai menjadi destinasi menghibur diri yang sangat diminati masyarakat.agar pengunjung tidak berenang pada area tersebut. Dalam upaya mengurangi bahaya yang terjadi, kita perlu untuk meningkatkan kewaspadaan kita akan alam sekitar. Salah satu caranya dengan melakukan penelitian kecil atas fenomena yang terjadi pada wilayah yang akan dikunjungi. Setelahnya kita perlu untuk mengikuti aturan rambu bahaya yang sudah disematkan di area tersebut.

Penulis

Muammar Kamadewa Ramadhan, S.Si., AAAIK

Email: kamadewa@indonesiare.co.id