06 March 2017 3849
Pengetahuan Umum

Peningkatan Insidensi Kanker di Usia Muda

Kanker atau yang juga dikenal dengan istilah tumor ganas, merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang abnormal dan tidak terkendali, menginvasi jaringan normal di sekitarnya, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang lebih jauh melalui aliran darah atau jaringan limfatik. Kanker dapat menimbulkan berbagai gejala, tergantung pada area yang terkena. Misalnya, jika seseorang menderita kanker paru, maka gejala yang ditimbulkan dapat berupa gangguan pernapasan, seperti sesak napas. Sedangkan jika seseorang menderita kanker usus, maka gejala yang ditimbulkan dapat berupa gangguan pencernaan, seperti diare yang berkepanjangan.

Pada beberapa dekade yang lalu, kanker adalah penyakit yang biasanya timbul pada usia dewasa yang relatif lebih tua, yaitu pada usia di atas 40 tahun. Namun, statistik pada beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan pada fakta tersebut, di mana insidensi kanker mulai ramai dijumpai pada usia dewasa muda (sekitar usia 20 tahun), bahkan cukup banyak didapatkan kejadian kanker pada usia remaja dan anak-anak.

Mengapa peningkatan insidensi kanker pada usia muda dapat terjadi? Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker pada usia muda:

1.       Kanker pada usia muda dapat terjadi karena adanya faktor genetik

Adanya faktor genetik pada kasus kanker usia muda, berarti bahwa ada kecenderungan terjadinya penyakit kanker pada keluarga sedarah si penderita kanker. Untuk adanya kanker pada riwayat keluarga ini dapat dilihat pada keluarga kandung/sedarah, mulai dari orang tua kandung, saudara kandung, kakek dan nenek kandung, paman dan bibi kandung, dll. Adanya faktor genetik, berarti terdapat mutasi pada gen si penderita kanker, yaitu dapat berupa mutasi proto-oncogenestumor suppressor genes, dan mismatch repair genes. Faktor genetik ini adalah faktor risiko yang tidak dapat kita modifikasi, dalam arti jika seseorang memang telah memiliki kecenderungan terkena penyakit kanker karena adanya riwayat keluarga, maka hal tersebut mutlak ada padanya. Sehingga hal yang dapat dia lakukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kanker adalah dengan merubah faktor-faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi, misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat.                  

2.       Kanker pada usia muda dapat terjadi karena adanya faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup, seperti kebiasaan merokok, overweight/obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik, adalah faktor risiko penyakit kanker yang dapat dimodifikasi. Hal ini berarti ada tidaknya faktor tersebut dapat mempengaruhi ada tidaknya insidensi kanker pada seseorang. Misalnya, seseorang tanpa faktor risiko genetik kanker yang merokok, cenderung memiliki kemungkinan terkena penyakit kanker paru dibanding seseorang tanpa faktor risiko genetik kanker yang tidak merokok. Faktor gaya hidup biasanya memiliki pengaruh lebih sedikit pada insidensi kanker usia muda dibandingkan dengan kanker usia lebih tua. Hal ini dapat disebabkan karena orang dengan usia muda terpapar dengan faktor risiko tersebut dalam kurun waktu yang cenderung tidak terlalu lama dibandingkan dengan orang dengan usia lebih tua.

3.       Kanker pada usia muda dapat disebabkan oleh adanya infeksi pencetus

Kanker pada usia muda dapat didahului oleh penyakit infeksi sebelumnya, seperti infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Adanya gaya hidup seksual bebas dan hubungan seksual pada usia dini dapat menyebabkan seseorang terkena infeksi virus HPV dan infeksi kronis HPV merupakan salah satu penyebab utama dari kanker cervix (leher rahim).

4.      

 Kanker pada usia muda dapat disebabkan oleh adanya penyakit kongenital (bawaan lahir)

Kanker pada usia muda dapat diakibatkan oleh kondisi yang ada sejak lahir, misalnya testicular germ cell tumorTesticular germ cell tumor dapat diakibatkan oleh migrasi abnormal germ cell yang terjadi pada periode embryogenesis, sehingga kondisi ini dapat muncul segera setelah bayi lahir atau pada usia sangat dini.

Insidensi kanker jarang ditemui pada usia kurang dari 15 tahun dan biasanya kanker pada usia anak-anak berbeda jenisnya jika dibandingkan dari jenis kanker yang terjadi pada usia dewasa. Kanker pada usia anak-anak biasanya merupakan hasil dari mutasi DNA pada sel yang terjadi pada awal kehidupan, bahkan pada masa kehamilan. Sedangkan kanker pada usia dewasa muda, biasanya merupakan jenis campuran dari kanker pada usia anak-anak, usia remaja, dan usia yang lebih tua.

Beberapa jenis kanker yang dapat muncul pada usia muda antara lain:

1.       Kanker payudara

Kanker payudara sebelumnya didapatkan pada wanita dengan usia tua dan jarang terjadi pada wanita usia kurang dari 30 tahun. Tetapi, statistik terbaru membuktikan adanya peningkatan insidensi pada wanita usia muda.

Gejala paling umum yang dapat timbul pada kanker payudara adalah adanya benjolan (biasanya keras dan tidak nyeri), penebalan kulit payudara, perubahan pada puting, dan keluarnya cairan (biasanya nanah atau darah) dari putting. Apabila gejala-gejala tersebut muncul pada wanita usia muda, kemungkinan besar gejala-gejala tersebut menandakan adanya tumor jinak payudara, walaupun tetap diperlukan investigasi untuk memastikan ganas tidaknya kondisi payudara tersebut.

 

2.       Kanker kelenjar getah bening/lymphoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin)

Lymphoma bermula dari limfosit, yaitu sel yang terdapat pada sistem imun. Lymphoma biasanya akan mempengaruhi nodus limfatik dan jaringan limfatik, seperti tonsil, thymus, sumsum tulang belakang, dll. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa penurunan berat badan secara drastis, dalam waktu yang singkat, dan tanpa penyebab yang jelas, demam, berkeringat, kelelahan, dan adanya benjolan pada nodus limfatik yang biasanya muncul pada leher, ketiak, dan selangkangan.

Lymphoma terdiri dari dua jenis, yaitu:

a.      Hodgkin Lymphoma

Paling umum terjadi pada usia remaja dan dewasa muda (usia 15 sampai 40 tahun) dan usia dewasa yang lebih tua (di atas usia 55 tahun).

b.      Non-Hodgkin Lymphoma

Kurang umum terjadi pada usia dewasa muda, dan jika terjadi pada usia dewasa muda biasanya cenderung lebih progresif, membutuhkan terapi yang lebih intensif, namun memiliki prognosis yang lebih baik.

3.       Melanoma

Melanoma biasanya terjadi pada usia dewasa yang lebih matang, namun melanoma merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Jika melanoma terjadi pada usia yang lebih muda, biasanya terdapat riwayat melanoma pada keluarga. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa bercak pada kulit yang dapat berubah warna, bentuk, dan ukuran.

4.       Sarcoma

Sarcoma adalah kanker yang timbul dari jaringan ikat, seperti otot, tulang, dan sel lemak. Terdapat dua jenis sarcoma, yaitu sarcoma jaringan lunak dan sarcoma tulang. Sarcoma dapat timbul pada berbagai usia, namun paling sering muncul pada usia anak-anak dan remaja.

5.       Kanker mulut Rahim/cervix

Kanker cervix biasanya muncul pada wanita usia di atas 50 tahun dan amat jarang terjadi pada wanita usia kurang dari 20 tahun. Kanker cervix dapat dideteksi sejak dini, bahkan dapat dicegah dengan vaksin HPV. Gejala yang dapat ditimbulkan adalah perdarahan abnormal pada vagina, nyeri perut, dan gangguan berkemih.

6.       Kanker darah/leukemia

Leukemia adalah kanker yang terjadi pada sel darah dan sumsum tulang belakang. Leukemia adalah kanker yang umum terjadi pada usia anak-anak. Jika leukemia terjadi pada usia muda, biasanya cepat berkembang. Gejala yang dapat ditimbulkan berupa nyeri otot dan sendi, kelelahan, kelemahan, kulit pucat, perdarahan, memar, demam, penurunan berat badan, dll.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa insidensi penyakit kanker tidak lagi dimonopoli oleh golongan usia tua. Bahkan anak-anak dengan usia sangat muda memiliki peluang untuk terkena penyakit kanker. Oleh karena itu, apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah semakin mudanya usia penderita kanker bagi generasi masa depan? Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, faktor risiko terbesar penyakit kanker pada usia muda adalah faktor genetik. Jadi, hal pertama yang dapat kita lakukan adalah memotong rantai genetik tersebut. Misalnya, orang tua atau kakek nenek kita memiliki riwayat penyakit kanker paru. Hal tersebut sedikit banyak menjadikan kita memiliki faktor risiko bawaan kanker paru. Untuk dapat mencegah terjadinya kanker paru pada kita dan keturunan kita nantinya, kita dapat melakukan beberapa hal preventif misalnya tidak merokok atau mengkonsumsi tembakau. Dengan demikian, harapannya adalah terjadinya penurunan risiko terjadinya kanker paru bagi kita dan keturunan kita. Dengan kata lain, dengan berusaha meminimalisir risiko terjadinya kanker pada diri kita, berarti kita juga membantu meminimalisir risiko terjadinya kanker pada generasi masa depan.

 

 

*********

Penulis