10 December 2016 19435

Riset Pemerintah untuk Asuransi Kesehatan di Indonesia

Perkembangan industri asuransi kesehatan membuat para pelaku product development Asuransi Jiwa dan Asuransi Umum di Indonesia membutuhkan hasil riset dan analisa statistika yang aktual dan merepresentasikan kondisi target pasarnya. Seminar di dalam dan luar negeri, sharing knowledge dari perusahaan reasuransi, guideline dari regional office, dll merupakan beberapa alternatif yang dilakukan masing-masing perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Contohnya, hasil analisa klaim dari portofolio suatu perusahaan reasuransi menjelaskan bahwa terdapat lima penyakit dengan tingkat morbiditas tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan beberapa alternatif yang disebutkan diatas, perusahaan asuransi juga dapat memanfaatkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga pemerintah seperti BPS dan Litbang Kementrian Kesehatan. Badan Pusat Statistik (BPS) dengan salah satu hasil riset andalannya yaitu Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang diadakan tiap tahun dengan topik yang bergantian yaitu Konsumsi & Pengeluaran Penduduk, Sosial Budaya & Pendidikan, dan Modul Kesehatan & Perumahan. Survei ini menjelaskan kepada kita mengenai kondisi demografi dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan maupun tiap provinsi.

Lain halnya dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbang Depkes) yang mempunyai beberapa hasil riset andalan yakni Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan yang terbaru Sistem Registrasi Sampel Indonesia (SRS). Riskesdas pertama kali diadakan pada tahun 2007 dan merupakan kegiatan riset yang diarahkan untuk mengetahui gambaran kesehatan dasar penduduk termasuk biomedis yang dilaksanakan dengan cara survei rumah tangga di seluruh wilayah kabupaten secara serentak dan periodik. Salah satu tujuan khusus dari Riskesdas yaitu tersedianya tingkat morbiditas, dalam hal ini parameter yang digunakan yaitu prevalensi penyakit menular dan tidak menular di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Riskesdas telah dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2013 dimana pada tahun 2013 meliputi 1.027.763 anggota rumah tangga (RT) atau mencapai 93% dari target yang direncanakan. Pada tahun 2010 juga diadakan Riskesdas namun bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan. Perlu diketahui bahwa jumlah sampel untuk masing-masing penyakit menular dan tidak menular berbeda tergantung dari definisi yang ditentukan oleh peneliti. Seperti data penyakit asma dan kanker diambil dari responden yang berusia _ 30 tahun sedangkan penyakit diabetes dan jantung koroner serta penyakit gagal jantung ditanyakan kepada responden umur _ 15 tahun.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai prevalensi digunakan sebagai statistik untuk menjelaskan tingkat morbiditas. Prevalensi adalah jumlah orang yang terkena suatu penyakit pada jangka waktu tertentu, baik dengan status sudah maupun baru mengidap suatu penyakit tertentu. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Agar lebih spesifik, pada tulisan ini dibahas mengenai prevalensi PTM sesuai dengan Riskesdas 2013. Berikut grafik prevalensi untuk penyakit Asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Pertanyaan mengenai asma ditujukan kepada semua responden berdasarkan gejala. PPOK adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat (semakin lama semakin memburuk), disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok, polusi udara di dalam maupun di luar ruangan. Pertanyaan mengenai PPOK hanya ditujukan kepada responden dengan umur _ 30 tahun berdasarkan gejala. Berdasarkan Grafik 1 terlihat bahwa prevalensi asma mencapai nilai tertinggi pada usia 15-44 tahun atau dengan rata-rata 5,63%. Sedangkan prevalensi PPOK terus mengalami kenaikan tiap bertambahnya umur dengan nilai rata-rata nasional sebesar 3,7%. Berikut grafik prevalensi untuk penyakit Kanker dan Gagal Ginjal Kronis.

Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Diagnosis kanker maupun jenis kanker ditegakkan berdasarkan hasil wawancara untuk semua umur terhadap pertanyaan pernah didiagnosis menderita kanker oleh dokter. Didefinisikan sebagai gagal ginjal kronis jika pernah didiagnosis menderita penyakit gagal ginjal kronis (minimal sakit selama 3 bulan berturut-turut) oleh dokter. Wawancara dilakukan hanya kepada responden dengan umur _ 15 tahun. Berdasarkan Grafik 2 diatas dapat dijelaskan bahwa penyakit kanker dan gagal ginjal kronis terus mengalami peningkatan nilai dengan prevalensi nasional berturut-turut adalah 1,4% dan 0,2%. Berikut grafik prevalensi untuk penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung.

Penyakit Jantung Koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Gagal Jantung/Payah Jantung (fungsi jantung lemah) adalah ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai bawah membengkak. Didefinisikan sebagai penyakit jantung koroner atau gagal jantung jika pernah didiagnosis menderita penyakit-penyakit tersebut oleh dokter. Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa nilai prevalensi tertinggi untuk kedua penyakit ini berada pada interval usia 60-74 tahun dengan nilai masing-masing adalah 2,00% dan 0,49%.

Berdasarkan penyakit tidak menular yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa penyakit yang dapat diperbandingkan antara Riskesdas Tahun 2013 dengan Tahun 2007 yaitu diabetes, hipertensi, dan stroke. Ketiga penyakit ini memiliki kesamaan parameter ataupun metode pengukuran sehingga dapat diperbandingkan dan dianalisa kecendrungannya. Berikut grafik perbandingan prevalensi penyakit diabetes tahun 2013 dan 2007.

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Didefinisikan sebagai DM jika pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter. Berdasarkan grafik 4 dapat dijelaskan bahwa prevalensi penyakit diabetes pada tahun 2013 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun 2007. Nilai prevalensi tertinggi berada pada interval umur 45-74 tahun dengan rata-rata sebesar 4,1% pada tahun 2013 dan sebesar 2,4% pada tahun 2007. Berikut grafik perbandingan prevalensi Hipertensi tahun 2007 dan 2013.

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Didefinisikan sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan). Sama halnya dengan penyakit diabetes, berdasarkan grafik 5 terlihat bahwa prevalensi hipertensi tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2007. Nilai prevalensi nasional pada tahun 2013 adalah 9,4% sementara pada tahun 2007 sebesar 7,2%. Berikut grafik perbandingan prevalensi Stroke tahun 2007 dan 2013.

Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dll. Didefinisikan sebagai stroke jika pernah didiagnosis menderita penyakit stroke oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan). Pada grafik 6 terlihat bahwa prevalensi stroke terus mengalami kenaikan pada tiap pertambahan umur. Nilai prevalensi nasional pada tahun 2013 adalah 7,00%, naik sebesar 16,67% jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 6,00%.

Pada tahun 2014 Litbang Depkes melakukan penelitian terbaru yang dinamakan Sistem Registrasi Sampel (SRS). SRS ini merupakan sistem pencatatan yang dilakukan untuk memperoleh data berupa indikator, yang terdiri dari angka kelahiran kasar, angka fertilitas, angka kematian bayi, angka kematian ibu, pola dasar penyebab kematian dan jumlah penyakit terbanyak setiap tahunnya di tingkat nasional. Data dikumpulkan sejak Januari s.d. Desember 2014 dengan total kematian yang diteliti sebanyak 41.590 kasus di Indonesia. Hasil penelitian didapatkan penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu berturut-turut cerebrovascular diseases, ischaemic heart disease, diabetes mellitus with complication, respiratory tuberculosis dan hypertensive disease with complication dengan total persentase untuk kelima penyakit ini sebesar 51,70% dan sisanya disebabkan oleh penyakit lainnya.

Litbang Depkes juga mengadakan penelitian yang bersifat kohort, dengan memantau sekelompok masyarakat secara terus menerus dan direncanakan berlangsung lebih dari 10 tahun_. Penelitian dilakukan di Bogor dengan data pengamatan awal sampai akhir tahun 2014 sebanyak 5.290 orang. Hasil penelitian yang sudah dipublikasikan yaitu incident rate untuk penyakit stroke, diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner. Urutan kecepatan munculnya penyakit pertama dari ketiga penyakit tersebut berturut-turut adalah diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dan stroke. Beberapa faktor utama penyebab ketiga penyakit ini adalah hipertensi, umur, dan jenis kelamin.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa tersedia cukup banyak data yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku product development Asuransi Jiwa dan Asuransi Umum di Indonesia. Tugas selanjutnya, bagaimana mengolah data-data tersebut menjadi analisa-analisa yang diperlukan dalam pengembangan ataupun pembuatan produk asuransi kesehatan yang sejalan dengan tujuan perusahaan dan sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia.

 

 

(Reinfokus I, 2015)

 *********

Sumber

1. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

2. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

3. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

4. http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/microdata_

collections#StatistikSosial “Survei Ekonomi Nasional”

5. http://www.litbang.depkes.go.id/node/272 “Sistem Registrasi Sampel”

6. http://www.litbang.depkes.go.id/tags/catatan-prof-tjandra

Penulis

M. Hatta Rafsanjani, S.Si., AAIJ, ASAI

Email: rafsanjani@indonesiare.co.id