03 September 2024 1511
Reasuransi Umum

Tiga Tipe Sikap Dalam Persepsi Risiko Asuransi

Dalam dunia bisnis, penilaian risiko finansial menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha. Pelaku usaha harus mampu memprediksi dampak masa depan dari berbagai risiko yang dihadapi. Hal ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan, tetapi juga individu yang berupaya melindungi aset dan kesejahteraan mereka melalui asuransi.

Dalam studi tentang psikologi asuransi yang dilakukan oleh Medyanik dan Deyneka (2019), dilakukan pemantauan jangka panjang terhadap pemegang polis asuransi dari tahun 2008 hingga 2016 di Rusia. Studi ini mengungkapkan bahwa warga Rusia terbagi menjadi tiga tipe psikologis utama dalam hal sikap mereka terhadap asuransi: "pendukung ekonomi pasar", "paternalistik", dan "netral"S.


1.Paternalistik: Keinginan untuk tergantung pada Negara

Warga paternalistik sering kali bekerja di sektor publik dan menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih rendah terhadap lembaga asuransi. Mereka cenderung menganggap tidak perlu untuk mengalihkan risiko properti dan non-properti mereka kepada perusahaan asuransi, atau agen asuransi. Keyakinan utama mereka adalah bahwa negara seharusnya bertanggung jawab atas semua isu asuransi yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk membatasi konsumsi asuransi mereka dengan hanya membeli program asuransi wajib, seperti asuransi tanggung jawab pihak ketiga.

Pandangan ini menunjukkan adanya ketergantungan yang kuat pada peran negara dalam memberikan perlindungan finansial. Warga paternalistik merasa lebih aman jika negara yang mengambil alih risiko dan memberikan jaminan atas berbagai kejadian yang tidak terduga.


2.Pendukung Ekonomi Pasar: Kepercayaan pada Mekanisme Pasar

Kategori warga berikutnya adalah mereka yang bekerja di sektor komersial dan memiliki pendapatan rata-rata. Kelompok ini cenderung menyetujui kebijakan pasar yang diterapkan oleh negara dan berpartisipasi aktif dalam konsumsi produk asuransi, termasuk jenis asuransi yang dijual umum. Mereka lebih percaya pada mekanisme pasar dan merasa nyaman untuk mengalihkan risiko asuransi kepada agen asuransi.

Kepercayaan pada mekanisme pasar mencerminkan pandangan bahwa asuransi adalah alat yang efektif untuk mengelola risiko dan melindungi aset. Mereka memahami bahwa dengan membayar premi asuransi, mereka dapat mengalihkan risiko finansial kepada perusahaan asuransi yang lebih mampu menanganinya.


3.Netral: Sikap Ambigu terhadap Lembaga Pasar dan Negara

"Netral" adalah konsumen yang tidak sepenuhnya mempercayai lembaga pasar, tetapi juga tidak melihat pentingnya peran negara dalam asuransi. Sikap mereka menunjukkan ketidakpastian dan kurangnya kejelasan dalam preferensi mereka terhadap sistem asuransi. Mereka mungkin merasa skeptis terhadap efektivitas asuransi sebagai alat perlindungan finansial, namun juga tidak sepenuhnya mendukung intervensi negara dalam mengelola risiko.

 


Kesimpulan

Penelitian diatas dapat membantu perusahaan asuransi melihat mana kategori masyarakat yang cenderung memiliki sikap positif terhadap polis asuransi. Analisis dari data survei diatas menunjukkan bahwa responden yang diklasifikasikan sebagai "pendukung ekonomi pasar" lebih cenderung memilih program asuransi yang dijual umum.

Oleh karena itu, kemungkinan warga negara yang memiliki sikap positif terhadap polis asuransi akan lebih tinggi bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman di sektor asuransi dan bagi mereka yang bekerja di sektor komersial yang menggunakan strategi rasional dan pasar untuk membimbing perilaku ekonomi mereka.

 


Peran Perusahaan Asuransi untuk Meningkatkan Literasi Keuangan

Selama masa-masa sulit, seperti krisis ataupun pandemi, masyarakat cenderung mencari cara untuk mengalihkan risiko finansial ke instrumen alternatif yang dapat membawa kemandirian finansial dan kepercayaan finansial di masa depan. Asuransi menjadi salah satu solusi yang efektif dalam memberikan perlindungan terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi.

Meningkatkan literasi keuangan masyarakat adalah kunci untuk mendorong masyarakat membuat keputusan keuangan yang tepat sekaligus melindungi konsumen dari kecemasan finansial. Literasi keuangan yang baik akan membantu individu memahami pentingnya asuransi sebagai alat perlindungan risiko dan membuat mereka lebih percaya diri dalam membuat keputusan terkait asuransi.

Program kebijakan informasi keuangan yang dirancang dengan baik harus berkontribusi pada pengembangan literasi asuransi dan manajemen risiko eksternal dan internal. Dengan demikian, masyarakat akan lebih siap untuk menghadapi tantangan finansial dan membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan asuransi.

Penulis

Donafeby Widyani S.Psi., MBA., M.Mktg

Email: donafeby@indonesiare.co.id