25 June 2018 4367

Fibrosis Liver

Fibrosis liver merupakan kondisi di mana terjadi perlukaan pada liver yang menyebabkan kerusakan pada jaringan liver yang sehat. Perlukaan pada liver, terutama kondisi yang kronis atau kondisi yang berulang, akan menimbulkan bekas berupa jaringan ikat yang disebut fibrosis. Fibrosis ini dapat berkembang jika gangguan liver tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Seiring dengan peningkatan fibrosis, regenerasi hepatocyte (sel liver) mengalami penurunan, sehingga lama kelamaan fungsi liver dan kemampuan liver untuk memperbaiki kerusakan dirinya juga akan mengalami gangguan.

Fibrosis liver terjadi ketika seseorang mengalami penyakit atau peradangan pada liver. Liver sendiri sebenarnya dapat melakukan regenerasi hepatocyte yang dapat menstimulasi penyembuhan dirinya. Selama proses penyembuhan ini, protein-protein seperti kolagen dan glycoprotein terbentuk dan menumpuk pada liver. Ketika penyakit liver masuk ke tahapan kronis, penumpukan protein pada liver akan semakin tidak terkontrol dan malah menyebabkan gangguan regenerasi hepatocyte. Kondisi tersebut membuat liver tidak mampu menyembuhkan dirinya. Kondisi inilah yang kita kenal dengan sebutan fibrosis liver.

 

Sumber Gambar : jci.org

 

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menimbulkan fibrosis liver:

  • Hepatitis autoimmune
  • Hepatitis B dan C
  • Obstruksi biliaris
  • Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), termasuk di dalamnya non-alcoholic fatty liver (NAFL) dan non-alcoholic steatohepatitis
  • Alcoholic liver disease

 

Fibrosis liver tidak menimbulkan gejala apapun, sampai ketika fibrosis meluas dan masuk ke tahapan sirosis. Ketika fibrosis mulai meluas, penderita dapat mengalami beberapa tanda dan gejala seperti:

  • Penurunan nafsu makan
  • Penumpukan cairan pada area perut dan tungkai
  • Jaundice pada sclera mata dan kulit
  • Mual dan muntah
  • Penurunan berat pada tanpa sebab yang jelas
  • Kelemahan pada tubuh

 

Diagnosis pasti dari fibrosis liver, dapat dilakukan dengan pemeriksaan biopsy liver. Melalui biopsy ini akan jelas stage dari fibrosis liver. Selain fibrosis liver, dapat dilakukan juga pemeriksaan transient elastography yang merupakan pemeriksaan pencitraan untuk mengukur tingkat elastisitas liver. Semakin ‘kaku’ liver, semakin tinggi tingkat fibrosisnya.

Sumber Gambar : wjgnet.com

 

Penanganan dari fibrosis liver tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai kondisi yang menyebabkan fibrosis. Misalnya, untuk penderita fibrosis liver yang disebabkan oleh konsumsi alkohol, dokter akan merekomendasikan penderita untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Untuk penderita hepatitis C, dokter akan merekomendasikan terapi dengan a-tocopherol atau interferon-alpha. Untuk penderita non-alcoholic steatohepatitis, dokter akan merekomendasikan terapi dengan PPAR-alpha agonist.

Yang harus dicegah dari fibrosis liver adalah komplikasi yang terjadi. Beberapa komplikasi fibrosis liver adalah ascites, hepatic encephalopathy, hepatorenal syndrome, portal hypertension, dan variceal bleeding. Selain itu, penting untuk mencegah perburukan dari fibrosis liver yang dapat menyebabkan cirrhosis liver dan nantinya akan menyebabkan gagal liver.

 

***

Penulis

dr. Yudyarini Pramita Handayani, AAAIJ, FLMI, ACII

Email: mita_handayani@indonesiare.co.id