17 January 2022 9772
Pengetahuan Umum

Fenomena Glass Ceiling, Hambatan Wanita dalam Berkarier

Glass-ceiling

Sumber: https://slate.com/human-interest/2018/08/asian-american-women-face-a-glass-ceiling-and-a-bamboo-ceiling-at-work.html
 
Istilah Glass Ceiling pertama kali ditemukan pada tahun 1986. Glass ceiling didefinisikan sebagai penghalang yang tidak terlihat namun mutlak yang dapat mencegah wanita untuk menempati posisi yang lebih tinggi dalam suatu pekerjaan. Dilansir dari Investopedia, Glass Ceiling merupakan ungkapan metafora untuk menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh wanita dan juga kaum minoritas saat mencoba peran yang lebih tinggi dalam perusahaan.

Fenomena Glass ceiling ini perlu menjadi perhatian karena fenomena ini merupakan suatu bentuk diskriminasi halus tetapi merugikan, karena seseorang tidak bisa menempati posisi yang lebih tinggi di suatu perusahaan namun bukan karena orang tersebut tidak mampu, tidak memiliki keterampilan atau tidak berusaha lebih keras.

Dengan adanya kesetaraan gender saat ini, apakah fenomena glass ceiling masih ada? Sayangnya, fenomena ini masih ada di berbagai industri untuk berbagai kelompok orang. Laki-laki masih menduduki sebagian besar posisi eksekutif di perusahaan. Meskipun saat ini lebih banyak perhatian yang diberikan pada fenomena glass ceiling ini, namun hambatan-hambatan tersebut masih sangat banyak dijumpai di dunia kerja. Penelitian yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2021 menunjukkan bahwa wanita 18% lebih kecil kemungkinannya untuk dipromosikan daripada rekan kerja pria mereka. Selain itu, Grant Thornton International Ltd pada tahun 2018 melakukan survey terhadap 5000 responden di 35 negara dan menemukan bahwa terdapat peningkatan jumlah karyawan wanita yang bekerja di sebuah perusahaan. Bahkan, 75% perusahaan telah memiliki karyawan wanita yang berada pada posisi manajerial. Hanya saja disayangkan bahwa jumlah wanita yang berada pada pimpinan manajerial senior justru mengalami penurunan dari 25% di tahun 2017 menjadi 24% di tahun 2018.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muslim dan Perdhana tahun 2017, glass ceiling dapat ditimbulkan karena faktor-faktor berikut:
  1. Wanita dianggap kurang bisa dalam mengaktualisasi diri di perusahaan sehingga hal tersebut menjadi penghambat wanita untuk memperoleh promosi ke jabatan lebih tinggi
  2. Wanita lebih cenderung sulit untuk membangun network atau membangun relasi
  3. Adanya stereotip gender terhadap wanita dimana seorang wanita dipandang lebih baik jika berdiam diri di rumah atau menjadi seorang ibu rumah tangga dibandingkan dengan bekerja di suatu perusahaan. Selain itu, ada juga stereotip, prasangka atau bias gender yang memandang kedudukan pria lebih unggul dibandingkan kedudukan wanita secara sadar maupun tidak sadar.
  4. Wanita dihadapkan oleh konflik tanggung jawab antara keluarga dan perusahaan, sehingga wanita dianggap tidak bisa bekerja secara maksimal karena harus membagi fokus antara pekerjaan dan keluarga.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh wanita dalam menghadapi fenomena glass ceiling menurut Katie Burke, seorang penulis dan juga seorang Chief People Officer di HubSpot:
  1. Menjadi unggul di tempat kerja dengan cara: selalu meminta feedback kepada atasan atau pun rekan tim atas pekerjaan yang telah dilakukan, ikut serta dan aktif dalam project-project di pekerjaan dan cari seorang mentor yang yang dapat mendukung dan berbagi ilmu serta pengalaman.
  2. Salah satu cara untuk mengatasi glass ceiling adalah dengan memperluas relasi (network). Dengan memperluas relasi, semakin luas pula peluang untuk dapat membangun karier bahkan mungkin membangun bisnis baru.
  3. Menurut Katie Burke, wanita cenderung kurang merasa percaya diri menunjukkan hasil pekerjaannya. Hal tersebut justru menjadi penghambat wanita untuk bersaing dengan rekan pria di perusahaannya. Sehingga, wanita harus lebih berani untuk menunjukkan hasil kerjanya agar atasan juga dapat melihat bahwa orang tersebut mampu untuk menempati posisi yang lebih tinggi di perusahaan.

Referensi:
Kinicki, A., 2018. Organizational Behavior. Columbus: McGraw-Hill US Higher Ed USE.
Muslim, M. I., & Perdhana, M. S. (2017). Glass ceiling: sebuah studi literatur. Jurnal Bisnis Strategi26(1), 28-38.
Kagan, J., 2021. What Is the Glass Ceiling?. [online] Investopedia. Available at: [Accessed 6 January 2022].
Burke, K., 2016. 10 Smart Ways for Women in the Workplace to Shatter the Glass Ceiling. [online] Blog.hubspot.com. Available at: [Accessed 6 January 2022].

 
 
 

Penulis

Swastika Utama S.Si., M.B.A., AAAIK, CRMO, CPMS

Email: swastika@indonesiare.co.id