22 July 2019 2661
Accounting & Finance

Investasi emas, alternatif investasi?

 
            Beberapa waktu belakangan ini kita lihat harga emas yang melonjak mencapai titik tertinggi selama lima tahun terakhir. Selama rentang lima tahun ke belakang imbal hasil yang diperoleh apabila kita berinvestasi di emas berada pada kisaran 6%. Namun apabila kita membeli pada harga closing terendah, yaitu pada mid desember 2015, maka potensi imbal hasil yang kita peroleh hingga saat ini adalah sekitar 35%.

Sumber : FED St.Louise, Data Diolah.
 
            Emas diyakini sebagai safe haven asset atau aset yang mampu bertahan pada saat market sedang turbulence. Selain itu, nilai emas juga diyakini sebagai inflation-hedge instrument karena nilai emas yang cenderung stabil dari waktu ke waktu. Saat market sedang turbulence penulis mengasumsikan bahwa terjadi inverted yield yang mengindikasikan kepercayaan investor terhadap ekonomi jangka panjang lebih besar dari ekonomi jangka pendek.

            Di sisi lain, pergerakan harga emas dipengaruhi oleh mekanisme sederhana supply – demand. Pada musim tertentu dimana permintaan emas meningkat, maka harga komoditas ini bergerak naik. Tidak hanya itu, pergerakan suku bunga juga dianggap menjadi salah satu pendorong bergeraknya harga emas. Dalam hal ini, suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga acuan bank central di negara – negara maju suku bunga bank central amerika dan beberapa developed-countries di eropa.

Sumber : FED St.Louise, Data Diolah.
 
Gambar di atas menunjukkan pergerakan harga emas dan long-term US Gov yields. Imbal hasil yang menurun menggambarkan gejolak short term yang cukup tinggi hingga mengurangi kepercayaan investor Amerika pada perkembangan ekonomi jangka pendek. Terlihat bahwa sejak awal tahun 1980an imbal hasil terus menunjukkan penurunan. Kedua grafik bersinggungan pada sekitar tahun 2006 – 2007. Harga emas mulai rally dan mencapai level tertingginya pada sekitar tahun 2012.

            Berdasarkan analisa statistic, kedua data tersebut memiliki korelasi yang negative artinya pergerakan salah satu data tersebut berbanding terbalik dengan pergerakan data lainnya. Selain itu beta yield terhadap harga emas juga menunjukkan angka negative. Hal ini dapat menunjukkan bahwa  kepercayaan investor pada situasi ekonomi jangka panjang menjadi salah satu faktor yang meningkatkan permintaan akan emas.

            Dengan kata lain, salah satu faktor peningkatan harga emas belakangan ini dapat berarti terdapat ketidakpercayaan investor terhadap kondisi ekonomi , di Amerika khususnya, in the short-term. Namun demikian, perlu dicermati bahwa sebagai komoditas, faktor supply-demand juga memiliki pengaruh yang besar. Sebagai contoh, emas merupakan hal yang tidak terpisahkan dari budaya India. Pada musim festival budaya Diwali, permintaan emas meningkat dan mendorong harga emas naik. Selain itu, tingkat supply yang juga terbatas juga menjadi faktor yang membawa titik ekuilibrium harga ke level yang lebih tinggi.

            Di Indonesia, emas masih menjadi komoditas yang cukup populer. Mulai dari perhiasan hingga emas batangan masih diminati oleh masyarakat Indonesia karena harga emas yang dinilai stabil serta mudah diperjual belikan. Apakah anda salah satunya?

***

Penulis

Muhamad Yusron Wahyudi, S.E., M.Sc.

Email: yusron@indonesiare.co.id