05 August 2019 2673
Accounting & Finance

Strategi Deutsche Bank AG dan Kinerja Sahamnya

Sumber Gambar : yahoo finance, data diolah
 
Krisis financial sub-prime mortgage yang terjadi sekitar satu dekade yang lalu di Amerika berdampak sangat besar terutama kepada lembaga keuangan yang memiliki portfolio pada produk turunan yang terkait dengan sub-prime mortgage. Salah satu lembaga keuangan tersebut adalah Deutsche Bank AG (DB). Pada tahun 2008, DB mencatat rugi bersih sebesar EUR 3.8 Juta dimana hal ini pertama kali terjadi dalam 50 tahun terakhir. Harga saham DB ikut ‘terjun bebas’ dari $ 100 per lembar pada sekitar akhir 2007 lalu mencapai $20 pada kwartal 4 tahun 2008 dimana global financial meltdown terjadi.
 
Sumber Gambar : yahoo finance, company report, fata diolah
 
Pada tahun 2009, DB bangkit dengan mencetak profit bersih. Namun, beberapa tahun setelah itu, DB kembali membukukan kerugian, tepatnya pada tahun 2015. Hal ini tidak terlepas dari beberapa denda yang cukup besar dimana DB harus membayar terkait dengan beberapa kasus yang terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Pada Oktober 2015, DB dalam Executing Strategy 2020 mengumumkan beberapa strategi untuk meningkatkan performa perusahaan, diantaranya:
 
1.       Mereduksi risk-weighted assets
2.       Menutup cabang dan lay-off karyawan secara bertahap
3.       Memprioritaskan nasabah potensial
4.       Otomatisasi proses yang manual
5.       Ekspansi bisnis ke pasar potensial (luar negeri)
6.       Menutup bisnis yang memiliki yield rendah dan risiko tinggi
7.       Memotong layer internal yang menghambat dalam pengambilan risiko
8.      Peningkatan kapabilitas internal teknologi informasi (virtualisasi, internal cloud, intersystem reconciliation)
9.       Penggabungan segmentasi pasar.
 
Sumber Gambar : yahoo finance, data diolah
 
       Penerapan strategi ini nampaknya membawa hasil pada tahun 2018. Setelah tiga tahun berturut-turut mengalami kerugian, DB akhirnya mencetak profit pada akhir tahun 2018. Penerimaan pendapatan cenderung stagnan sejak 2015, namun DB mampu memangkas biaya non-interest hampir 40% dari tahun 2015. Kendati demikian, harga saham DB masih berada di bawah $10 per lembar saham.
 
      
Sumber Gambar : yahoo finance, data diolah
 
Pada awal 2019, harga saham DB masih belum terlihat naik. Di sisi lain, di awal tahun 2019 manajemen DB juga mengumumkan strategi baru dalam rangka meningkatkan performa perusahaan dalam jangka pendek-menengah. Dilansir dari Bloomberg, beberapa diantaranya yaitu:
 
1.       Fokus pada bisnis ‘tradisional’ yaitu financing, advisory, fixed income and currency.
2.       Memotong biaya perusahaan dengan menargetkan cost-to-income ratio sebesar 70% pada 2022.
3.       Membentuk unit bisnis baru.
4.       Restrukturisasi dan memperkuat tanggung jawab manajemen.
 
Manajemen strategi merupakan proses yang iterative namun tetap berorientasi pada target yang ingin dicapai perusahaan. Investor tentunya akan mengevaluasi kinerja perusahaan dan hal ini akan tercermin pada harga saham perusahaan di bursa. Oleh karena itu, baik sebagai pelaku ataupun sebagai investor, kita harus mencermati bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba serta apa langkah – langkah yang dilakukan. Dengan demikian, proses dapat dipantau dari berbagai pihak (internal dan eksternal) sehingga tujuan perusahaan secara umum dapat tercapai yaitu meningkatkan nilai para pemegang saham.
 
***

Penulis

Muhamad Yusron Wahyudi, S.E., M.Sc.

Email: yusron@indonesiare.co.id