Long weekend sudah berakhir, hiks. Siapa yang liburan kemarin jalan-jalan dan wisata kuliner? Hati-hati yaa, jangan makan terlalu liar karena bisa berujung ke berbagai masalah kesehatan, mulai dari hiperkolesterolemia sampai sakit gigi.
Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti gigi berlubang, peradangan pada gusi, penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di sekitar gigi atau rahang terutama sebagai akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti rongga gigi, gigi retak, suatu akar gigi terekspos, atau penyakit gusi.
Penyebab sakit gigi umum meliputi rongga gigi, abses gigi, penyakit gusi, iritasi akar gigi, sindrom gigi retak, temporomandibula bersama (TMJ) gangguan, impaksi, dan erosi gigi. Penentu sebenarnya dari penyakit gigi ini adalah adanya jasad renik yang tumbuh di daerah gigi yang retak, berlubang yang mudah ditumbuhi jasad renik tadi. Jasad renik tadi biasa tumbuh karena adanya sisa makanan yang menempel pada gigi yang bermasalah tadi. Oleh karenanya terkadang bisa sembuh dengan sekadar berkumur dengan air hangat.
Penyebab paling umum dari sakit gigi adalah gigi berlubang. Gigi berlubang (karies) adalah lubang dalam dua lapisan luar gigi yang disebut enamel dan dentin. Enamel adalah putih terluar permukaan yang keras dan dentin adalah lapisan kuning tepat di bawah enamel. Kedua lapisan berfungsi melindungi jaringan hidup dalam gigi disebut pulpa, di mana pembuluh darah dan saraf gigi berada. Bakteri tertentu dalam mulut dapat mengubah gula sederhana menjadi asam. Asam melunakkan dan bersama dengan air liur melarutkan enamel dan dentin, sehingga lama kelamaan membuat gigi berlubang. Lubang yang kecil dan dangkal mungkin tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak disadari. Lubang yang lebih besar bisa menyakitkan dan mengumpulkan sisa-sisa makanan. Pulpa hidup dalam dari gigi yang terkena bisa menjadi terganggu oleh racun bakteri atau dengan makanan dan cairan yang dingin, panas, asam, atau manis, sehingga menyebabkan sakit gigi. Infeksi berat pada pulpa dapat mengakibatkan kematian jaringan pulpa, menyebabkan infeksi gigi, yang disebut juga abses gigi.
Sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala gigi berlubang sedini mungkin. Dengan begitu Anda dapat mengambil langkah untuk menanganinya dan mencegah lubang menjadi lebih besar dan bertambah nyeri seiring berjalannya waktu. Bila Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini, mungkin Anda mempunyai gigi berlubang:
Beberapa lubang (terutama di bagian belakang mulut atau di antara gigi) tidak terlihat dan mungkin tidak terasa sakit. Lubang-lubang ini hanya dapat diketahui dengan menggunakan sinar X, USG, atau lampu fluoresen - yang membuat kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting.
Penyebab yang juga sering muncul pada kasus sakit gigi adalah penyakit gusi (penyakit periodontal). Penyakit gusi disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bakteri tertentu dalam "plak" yang menumpuk dari waktu ke waktu sepanjang dan di bawah garis gusi. Plak adalah campuran dari makanan, air liur, dan bakteri. Gejala awal penyakit gusi ini adalah berdarahnya gusi tanpa rasa sakit. Jika timbul rasa nyeri berarti peradangan gusi sudah cukup parah dan adanya bakteri dapat menyebabkan infeksi gusi, bengkak, nyeri, dan kerusakan tulang lebih lanjut. Penyakit gusi tingkat lanjut dapat menyebabkan tanggalnya gigi yang sehat. Penyakit gusi ini banyak terkomplikasi oleh faktor-faktor seperti kebersihan mulut yang buruk, riwayat keluarga penyakit gusi, merokok, dan sejarah keluarga diabetes.
Pengobatan penyakit gusi selalu melibatkan kebersihan mulut dan menghilangkan plak bakteri dan karang gigi (plak mengeras). Sedang untuk kasus yang lebih berat biasanya memerlukan pembersihan menyeluruh pada gigi dan akar gigi yang disebut "scaling dan root planing" serta "kuretase subgingival." Scaling dan root planing adalah pengangkatan plak dan tartar dari akar gigi terekspos sementara kuretase subgingival mengacu pada pengangkatan jaringan gusi yang meradang dari permukaan lapisan. Kedua prosedur ini biasanya dilakukan dengan bius lokal dan bisa disertai dengan penggunaan antibiotik oral untuk mengatasi infeksi gusi atau abses. Tindak lanjut dari pengobatan, jika perlu, dapat mencakup berbagai jenis operasi gusi. Dalam penyakit gusi lanjut dengan kerusakan tulang yang signifikan dan melonggarkan gigi, mungkin diperlukan belat atau ekstraksi gigi.
Untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut, disarankan untuk mengunjungi dokter gigi paling tidak dua kali setahun. Tetapi bila Anda menduga ada gigi yang berlubang, jangan menunggu jadwal enam bulan dan buat janji bertemu dokter gigi secepatnya.
Berikut adalah beberapa bentuk dari perawatan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan:
Dalam melakukan perawatan saluran dibutuhkan ketelitian yang tinggi dari Dokter Gigi, serta diperlukan kesabaran pasien. Anda dapat melakukan perawatan saluran akar gigi di Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi (Drg., SpKG) yang memang mendalami ilmu perawatan ini. Jangan menunggu hingga gigi anda infeksi dan gejala bertambah parah serta menyebar ke bagian tubuh lain. Jadi, lebih mending sakit gigi atau sakit hati nih?
********