Hello~
Jumpa lagi dengan Happy Monday Literature yang sebenarnya akan lebih happy kalau bisa gelundungan di Kasur kalau Monday-nya #eh. Tetapiii, karena kita baru gajian jadi harus semangat dong ^^. HML hari ini akan membahas tentang gagal ginjal yang mana merupakan usul dari salah satu teman kita (halloo Mba Sinta) dan teman-teman yang lain boleh lho kalau mau kasih ide topik HML *kode kalau pengarangnya udah mulai keabisan ide*.
Kita mulai ya sesi gagal ginjal kita dengan gagal ginjal akut. Gagal ginjal kronis minggu depan okeh…
Apa sih gagal ginjal akut itu?
Gagal ginjal akut (kita singkat GGS GGA aja yaa) alias acute kidney injury alias acute kidney failure, merupakan salah satu tipe dari gagal ginjal, yang mana berarti merupakan kondisi di mana telah terjadi penurunan fungsi ginjal secara signifikan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan peningkatan creatinine serum atau azotemia (peningkatan kadar BUN). Yang harus digarisbawahi adalah, GGA ini terjadi secara mendadak tanpa disertai oleh penyakit ginjal kronis sebelumnya.
GGA terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa memicu penumpukan atau penimbunan limbah tersebut di dalam tubuh. Biasanya, GGA terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius lainnya. Penyakit ginjal seperti ini umumnya diidap oleh lansia atau pasien perawatan intensif di rumah sakit. Jika tidak ditangani dengan cepat, GGA bisa menimbulkan kegagalan permanen yang dapat membahayakan nyawa.
Apa sih yang menyebabkan GGA?
GGA dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. GGA biasanya disebabkan oleh sebuah kejadian yang mengarah kepada kerusakan ginjal, seperti dehidrasi, kehilangan banyak darah ketika operasi besar atau cedera, bisa juga karena penggunaan obat-obatan, misalnya trimethoprim, cimetidine. Konsumsi obat-obatan tersebut dapat menyebabkan gangguan sekresi tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan kadar creatinine. GGA dapat juga diakibatkan oleh perdarahan saluran pencernaan yang dapat menyebabkan peningkatan kadar BUN.
Ada berapa tipe kah GGA itu?
GGA diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Tipe Pre-renal
Merupakan respon adaptasi ginjal terhadap penurunan volume dan hipotensi. Penyebab ini biasanya berkaitan dengan struktur nefron ginjal. Penurunan volume biasanya disebabkan oleh perdarahan dari internal (misalnya perdarahan saluran pencernaan) atau eksternal tubuh. GGA Pre-renal juga dapat diakibatkan oleh penurunan perfusi ginjal pada pasien gagal jantung atau shock. GGA Pre-renal merupakan tipe paling umum dari GGA dan dapat bertransformasi menjadi GGA Intrinsik.
2. Tipe Intrinsik
Merupakan respon ginjal terhadap adanya cytotoxic, ischemic, atau inflamasi yang menyebabkan kerusakan structural dan gangguan fungsi ginjal. Salah satu penyebab umum dari GGA intrinsic adalah glomerulonephritis. GGA intrinsic merupakan GGA yang paling progresif dibandingkan GGA tipe lain.
3. Tipe Post-renal
Apa saja sih tanda dan gejala dari GGA?
Merupakan akibat dari adanya obstruksi aliran urine. Biasanya disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran kemih, seperti pelvis renalis, ureter, kandung kemih, atau urethra. Sumbatan dapat diakibatkan oleh adanya batu ginjal, striktur urethra, atau tumor saluran kemih.
Pada fase awal, gagal ginjal akut tidak menunjukkan gejala apa pun dan hanya bisa dideteksi melalui uji laboratorium. Tapi, penyakit ini bisa memburuk dengan sangat cepat. Tanda dan gejala dari GGA dapat termanifestasi pada berbagai organ tubuh, mulai dari kulit, mata, telinga, system cardiovascular, dll. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat tampak pada penderita GGA:
Kulit:
Mata:
Telinga:
System cardiovascular:
Abdomen:
Saluran pernapasan:
Apa saja faktor risiko dari GGA?
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang terkena gagal ginjal akut, yaitu:
Bagaimana cara mendiagnosis GGA?
Untuk mendiagnosis GGA, tentu saja kita harus melihat bagaimana fungsi dari ginjal kita yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan fungsi ginjal. Pada pemeriksaan fungsi ginjal di penderita GGA, kita dapat menemui adanya peningkatan BUN (blood urea nitrogen) dan creatinine.
Selain dari pemeriksaan fungsi ginjal, kita juga dapat mendiagnosis GGA melalui pemeriksaan serologi yang dapat mengidentifikasi hemolytic-uremic syndrome dan thrombotic thrombocytopenic purpura yang merupakan penyebab dari GGA.
Jika sudah memastikan diagnosis GGA, kita juga dapat melakukan pemeriksaan yang dapat menentukan etiologi dari GGA seperti USG abdomen untuk melihat kondisi ginjal, pemeriksaan angiography aortorenal juga dapat melihat kondisi pembuluh darah ginjal, dan biopsy ginjal.
Apakah GGA dapat diobati?
Yoa broh. GGA merupakan kondisi reversible yang artinya kondisi ginjal masih dapat dipulihkan kembali dari status kegagalancintanya. Tujuan utama dari manajemen GGA adalah mempertahankan volume homeostatis dan melakukan koreksi abnormalitas biochemical yang ada. Untuk melakukan hal tersebut, dapat dilakukan koreksi cairan, koreksi acidosis, administrasi bicarbonate, dll.
Mengatur pola makan juga penting dalam pengobatan GGA. Penderita GGA hendaknya dibatasi asupan garamnya dan diatur asupan cairannya. Hal tersebut dilakukan agar kerja ginjal menjadi tidak terlalu berat (ginjal juga bisa closing ya?).
Pengobatan yang dilakukan pada GGA sangat bergantung pada penyebab utama munculnya kondisi ini dan seberapa lama sudah mengalaminya. Bagi orang yang mengalami GGA yang cukup parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau cuci darah, karena ginjal sudah tidak bisa menjalankan fungsinya seperti normal.
Apakah komplikasi yang dapat muncul dari GGA?
Gagal ginjal akut bisa memicu beberapa komplikasi serius sebagai berikut:
Bagaimana prognosis dari GGA?
Prognosis GGA tentu saja akan sangat bergantung pada penyebabnya serta ada tidaknya penyakit ginjal atau kondisi pemberat lainnya. Durasi gangguan fungsi ginjal serta terapi yang diberikan juga dapat mempengaruhi outcome dari penderita GGA. Selain itu, peningkatan creatinine pada penderita GGA juga dapat mempengaruhi prognosis penderita. Pada salah satu penelitian disebutkan, jika peningkatan creatinine pada penderita GGA mencapai 0.5 – 1 mg/dl, prognosis yang dimiliki penderita akan jauh lebih buruk dibanding penderita GGA yang mengalami peningkatan creatinine ‘hanya’ sebesar 0.3 mg/dl.
Berdasarkan penerlitian yang ada, mortalitas penderita GGA yang menjalani rawat inap mencapai 40 – 50% dan akan lebih tinggi lagi pada penderita rawat inap di ICU. Selain itu, penderita dengan kondisi sepsis juga akan memiliki prognosis yang lebih buruk dibanding penderita yang tidak terkena sepsis.
Apakah GGA dapat dicegah?
Yoi dong. Semua orang yang berisiko terkena GGA (kindly check bagian faktor risiko di atas yaaa) harus diawasi saat mereka terjangkit penyakit atau memulai pengobatan baru. Orang-orang tersebut disarankan untuk menjalani tes darah dan mengecek volume urine yang dibuang secara rutin.
Risiko gagal ginjal akut juga bisa diturunkan dengan cara menjaga kesehatan ginjal. Berikut dua cara untuk menjaganya:
*********