02 March 2017 5770

Bertahan melalui serangan jantung

Serangan jantung itu apa sih kakaaak?

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang kaya akan oksigen ke jantung terhambat sehingga bagian tertentu jantung mengalami kekurangan oksigen atau biasa disebut dengan iskemik. Jika kondisi iskemik tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan terjadi kematian otot jantung yang dikenal sebagai myocardial infarction. Kejadian myocardial infarction inilah yang biasa kita kenal sebagai serangan jantung.

Serangan jantung biasanya merupakan akibat dari penyakit jantung coroner (PJK). Pada kondisi ini, terjadi penumpukan plak pada arteri coroner yang seharusnya bertugas memberikan supply darah yang kaya akan oksigen ke jantung. Penumpukan plak pada arteri disebut juga dengan atherosclerosis. Kondisi atherosclerosis ini dapat berlangsung selama beberapa tahun. Kemudian cepat atau lambat, plak ini dapat rupture di dalam arteri dan membentuk gumpalan darah pada permukaan arteri. Jika gumpalan darah tersebut membesar, arteri dapat tersumbat dan alirah darah menjadi tidak lancar.

Penyumbatan yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan kematian otot jantung (myocardial infarction). Otot jantung yang telah mati akan tergantikan oleh jaringan parut yang bersifat permanen.

Apa aja sih gejala dari serangan jantung?

Berbicara tentang serangan jantung, tentunya kita ingin mengetahui apa saja sih tanda dan gejala dari serangan jantung. Berikut adalah tanda dan gejala yang umum ditemukan pada kasus serangan jantung:

  • Nyeri dada atau rasa tidak nyaman pada dada. Biasanya berlangsung selama beberapa menit dan bersifat hilang timbul. Rasa nyeri dan tidak nyaman ini dapat seperti tekanan, remasan, rasa penuh pada dada, atau seperti terbakar (heart burn).
  • Rasa nyeri dan tidak nyaman pada tubuh bagian atas, biasanya meliputi kedua lengan, punggung, bahu, leher, dan perut bagian atas.
  • Sesak nafas, dapat disertai atau tanpa disertai dengan nyeri dada. Sesak nafas dapat terjadi pada saat beraktifitas maupun beristirahat.

Selain tanda dan gejala umum tersebut, dapat timbul pula beberapa gejala yang tidak khas seperti:

  • Keringat dingin
  • Rasa lelah yang tanpa alasan selama beberapa hari
  • Mual dan muntah
  • Kepala terasa ringan dan berputar

Gejala-gejala yang tidak khas biasanya timbul pada wanita. Tidak semua serangan jantung dimulai dengan tiba-tiba. Gejala serangan jantung dapat timbul secara perlahan-lahan dan semakin lama semakin kuat. Bahkan pada banyak kasus, penderita serangan jantung kaget dan tidak percaya kalau gejala yang mereka alami adalah serangan jantung. Hal inilah yang membuat terkadang penanganan serangan jantung menjadi terlambat dan berakibat fatal. Padahal, jika dapat dideteksi dan ditangani dengan cepat, kematian dapat dicegah dan kerusakan pada otot jantung dapat dicegah perluasannya.

Jika anda pernah mengalami dan bertahan dari serangan jantung, apa yang harus anda lakukan?

Setelah episode serangan jantung, tentunya anda akan membutuhkan pengobatan, perawatan, dan pengawasan yang cukup intensif dari dokter spesialis jantung yang menangani anda. Tentunya penyakit yang mendasarinya, yaitu PJK, harus diberikan penanganan dengan tepat. Biasanya, dokter akan menyarankan anda untuk melakukan hal-hal berikut:

 

  1. Perubahan gaya hidup, misalnya berhenti merokok, memelihara berat badan ideal, dan giat  berolahraga
  2. Mengkonsumsi obat untuk mengontrol nyeri dan rasa tidak nyaman pada dada, kolesterol tinggi,       hipertensi, diabetes mellitus, dll
  3.  Mengikuti program rehabilitasi jantung

 

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anda bisa beraktifitas dengan normal setelah serangan jantung?

Setelah serangan jantung, jika anda tidak mengalami nyeri atau ketidaknyamanan dada lagi, atau tanda-tanda gangguan jantung lagi, maka anda dapat mulai untuk beraktifitas lagi dengan normal. Biasanya, penderita serangan jantung dapat mulai berjalan lagi setelah kondisi mereka stabil. Aktifitas seksual biasanya dapat dimulai beberapa minggu setelah kondisi stabil, namun sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter dahulu. Jika anda ingin menyetir, hal tersebut juga dapat dilakukan. Sepanjang kondisi anda stabil dan tidak ada gejala lagi.

Permasalahan yang biasanya justru timbul setelah serangan jantung adalah gangguan psikis dan emosional. Biasanya seseorang yang pernah terkena serangan jantung akan cenderung takut beraktifitas karena takut terjadi rekurensi. Rasa takut beraktifitas yang berlebih dapat mengakibatkan gangguan cemas bahkan depresi. Oleh karena itu, penting bagi para penderita serangan jantung untuk memperhatikan kondisi psikis dan emosional selain dari kondisi fisiknya.

Saya pernah mengalami serangan jantung, apakah saya dapat terkena serangan jantung lagi?

Jika anda pernah mengalami serangan jantung, ya, anda dapat terkena serangan jantung lagi. Bahkan, risiko anda untuk terkena serangan jantung lebih tinggi dibanding orang yang belum pernah mengalami serangan jantung. Terutama jika anda memiliki underlying disease sebelumnya, misalnya hipertensi, diabetes mellitus, dan peningkatan kadar kolesterol. Oleh karena itu, anda harus lebih memperhatikan kondisi kesehatan anda dan waspada jika terjadi tanda dan gejala yang dapat mengarah ke serangan jantung.

Lalu, bagaimana cara melakukan seleksi risiko pada orang dengan riwayat serangan jantung?

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam proses seleksi risiko orang dengan riwayat serangan jantung. Yang pertama adalah, kapan terjadi serangan jantung itu? Jika kejadian serangan jantung terjadi dalam 1 tahun terakhir, disarankan untuk menunda penawaran. Karena jika kejadian masih relative baru, proses evaluasi, terapi, dan pemulihan diperkirakan belum sempurna dan risiko yang ada masih sangat tinggi.

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah usia calon tertanggung saat terjadi serangan jantung. Semakin muda usia onset, semakin tinggi risiko yang ada. Karena tubuh yang masih muda dan seharusnya dapat mengkompensasi kelainan dan gangguan yang ada, tidak dapat mengkompensasinya dan malah terjadi episode serangan.

Temuan-temuan pada pemeriksaan yang dilakukan juga harus diperhatikan. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan di antaranya adalah treadmill test (ECG stress test), CT angiografi, echocardiografi, dll. Semakin berat gangguan yang ditemukan, prognosis tentunya akan semakin tidak baik. Misalnya, pada pemeriksaan CT angiografi Bapak A ditemukan multi-vessel disease dengan stenosis >90% dan calcium score 80. Tentunya prognosis Bapak A tidak akan sebaik prognosis Bapak B yang hasil CT angiografinya hanya ada penyumbatan ringan pada 1 pembuluh darah dengan calcium score 5.

Underlying disease juga tidak boleh luput dari perhatian. Seseorang dengan riwayat serangan jantung yang juga memiliki penyakit diabetes mellitus tentunya akan lebih berisiko terkena rekurensi serangan jantung dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit diabetes mellitus.

Kita juga sebaiknya memperhatikan penanganan, terapi, dan follow up yang diberikan dan dilakukan pada calon tertanggung. Selain itu perlu juga diperhatikan kepatuhan calon tertanggung atas terapi dan follow up ke dokter yang menanganinya.

Nah, serangan jantung itu penyakit yang merepotkan kan? Makanya, ayo kita menjaga kesehatan kita dengan sebaik-baiknya dari sekarang.

 

 

*********

Penulis

Admin