02 March 2017 4176

Hepatitis E

Setelah kemarin kita membahas tentang Hepatitis D, mari sekarang kita membahas tentang saudaranya, sama-sama hepatitis yang tidak sering terjamah juga, yaitu Hepatitis E.

Apa sih hepatitis E itu?

Hepatitis E adalah penyakit liver yang disebabkan oleh Hepatitis E Virus (HEV) dan merupakan salah satu tipe RNA virus. Infeksi HEV merupakan salah satu bentuk penyakit liver akut yang sering muncul. HEV terkandung pada feses pada penderita serta berada pada tubuh penderita, terutama pada usus dan saluran pencernaan lainnya.

Bagaimana cara penularan infeksi HEV?

   

HEV ditransmisikan melalui rute fecal-oral –umumnya melalui air minum-. Infeksi HEV dapat terjadi di berbagai belahan dunia, namun umumnya infeksi HEV terjadi pada area dengan sumber air yang terkontaminasi, bahan pangan yang terkontaminasi, serta area minim sanitasi. Pada negara maju dengan tingkat higienitas lebih baik, infeksi biasanya ditransmisikan melalui makanan, seperti daging yang kurang matang. Selain itu, HEV dapat juga ditransmisikan secara vertical dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

Apa saja gejala dari infeksi HEV?

Masa inkubasi dari infeksi HEV terjadi sekitar 2-10 minggu –umumnya 5-6 minggu- dari eksposure virus. Penderita yang terinfeksi dapat segera mentransmisikan virus serta menunjukkan gejala-gejala dalam beberapa hari setelah terinfeksi.

Berikut adalah beberapa gejala dari infeksi HEV:

  • Demam ringan (sub-febril)
  • Penurunan selera makan
  • Penurunan berat badan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut
  • Gatal pada kulit
  • Lesi kulit
  • Nyeri otot dan sendi
  • Icterus (kekuningan pada kulit dan sclera mata)
  • Urine berwarna kekuningan
  • Feses berwarna pucat
  • Hepatomegaly (pembesaran liver)

     


Gejala tersebut dapat bertahan selama 1-6 minggu. Namun, infeksi HEV juga dapat asimptomatik (tidak menunjukkan gejala), terutama pada remaja dan dewasa muda (usia 15-40 tahun). Pada anak-anak dan wanita umumnya juga hanya tampak gejala ringan seperti icterus.

Bagaimana cara mengobati infeksi HEV?

Tidak ada pengobatan yang spesifik diperuntukkan bagi infeksi HEV. Infeksi HEV sendiri sebenarnya bersifat self-limiting sehingga tidak diperlukan pengobatan spesifik maupun perawatan di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit sendiri biasanya diperuntukan bagi infeksi HEV berat, infeksi dengan komplikasi, maupun penderita yang sedang hamil. Jika penderita juga menderita gangguan imun, dapat diberikan pengobatan ribavirin dan interferon untuk menekan aktivitas HEV.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terinfeksi HEV?

Pencegahan transmisi HEV dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:

  • Menjaga kualitas sumber air
  • Menghindari konsumsi air yang tidak bersih
  • Menghindari mengkonsumsi makanan yang tidak bersih dan tidak matang
  • Meningkatkan sanitasi lingkungan
  • Membuat system pembuangan feses yang baik

Vaksin HEV pernah dikembangkan dan mendapatkan persetujuan di Nepal dan Cina pada tahun 2011, namun hingga saat ini penggunaannya belum mendapat persetujuan di negara lain.

Bagaimana mortalitas dan morbiditas dari infeksi HEV?

Infeksi HEV umumnya bersifat self-limited dan pemulihan dapat terjadi dalam 2-6 minggu. Namun, infeksi juga dapat bersifat kronis dan berkembang menjadi fulminant hepatitis bahkan gagal liver. Fulminant hepatitis biasanya terjadi pada penderita yang sedang hamil –terutama kehamilan trimester 2 dan 3-. Penderita yang sedang hamil juga memiliki mortalitas yang cukup tinggi yaitu sekitar 20-25%. Mortalitas pada wanita hamil umumnya disebabkan oleh encephalopathy, disseminated intravascular coagulation (DIC), dan gagal liver.

Kasus HEV kronis juga umumnya terjadi pada penderita yang memiliki gangguan imun, misalnya pada orang yang pernah menerima transplantasi organ tubuh atau mengkonsumsi obat immunosupresi.

Secara klinis, infeksi HEV susah dibedakan dengan penyakit liver lainnya. Diagnosis definitive biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan antibody IgM dan reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mendeteksi RNA virus pada sample darah atau feses. Peningkatan kadar IgM biasanya akan terjadi 4 minggu setelah infeksi dan akan bertahan selama 2 bulan setelah onset penyakit.

 

 

*********

Penulis

Admin