08 January 2018 7297

Kanker Cervix

 

Kanker cervix atau kanker mulut rahim merupakan kanker yang muncul pada sel cervix, yaitu bagian bawah/luar dari uterus yang tersambung ke vagina. Kanker cervix sangat erat kaitannya dengan infeksi HPV (human papillomavirus) yang merupakan salah satu bentuk infeksi menular seksual. Infeksi ini disebut merupakan faktor prekursor dari kanker cervix. Saat seorang wanita terkena infeksi HPV, sistem imunnya menjadi sangat lemah. Sel-sel cervix yang rusak karena infeksi HPV akan sulit untuk memulihkan diri sehingga jika dibiarkan akan menjadi lesi kanker.

Kanker cervix pada awalnya jarang menimbulkan tanda ataupun gejala. Sehingga seringkali penderita terlambat terdiagnosis. Jikapun ada, tanda dan gejala awalnya tidak terlalu spesifik, hanya berupa keputihan, nyeri saat atau setelah berhubungan seksual, atau rasa nyeri pada area panggul. Tidak spesifik kan? Tanda dan gejala tersebut dapat muncul pada kondisi-kondisi lain dan dapat ditemukan pada penderita non-kanker.

Ketika kanker cervix sudah lebih berkembang, baru muncul tanda dan gejala yang lumayan spesifik. Seperti keputihan yang mengandung darah dan berbau sangat menyengat, perdarahan setelah berhubungan seksual, perdarahan diantara periode menstruasi, perdarahan jalan lahir setelah menopause, dan nyeri pelvic yang berat dan terus menerus.

Jika ada wanita yang mengeluhkan tanda dan gejala tersebut, terutama jika dia memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena kanker cervix, dokter akan menyarankan dilakukan investigasi berupa pap-smear, HPV DNA test, atau biopsy. Pemeriksaan biopsy-lah yang paling akurat untuk mendeteksi kanker cervix. Dari pemeriksaan biopsy akan terlihat apakah wanita tersebut menderita kanker cervix atau tidak. Jika iya, apa tipe kanker cervix-nya (squamous cell carcinoma atau adenocarcinoma), serta tingkat keparahan atau staging dari kankernya. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter juga dapat memberikan advice pengobatan serta menentukan prognosisnya.

Sumber gambar : thehealthsite

 

Kanker cervix dapat kita hindari, tentunya dengan menghindari penyakit penyebabnya alias infeksi HPV. Infeksi HPV dapat kita cegah dengan vaksinasi yang memang disarankan untuk wanita usia reproduksi atau yang telah aktif secara seksual. Selain vaksin, kelompok wanita tersebut juga disarankan rutin untuk melakukan pemeriksaan pap-smear. Bentuk pencegahan lain yang disarankan adalah untuk tidak memiliki multiple sexual partner yang dapat mencetuskan infeksi menular seksual.

Sumber gambar : gleneagles

 

 

 

*********

Penulis

Admin