02 April 2018 19131

Rheumatic Heart Disease

Sebelum kita membahas tentang Rheumatic Heart Disease (RHD), ada baiknya kita membahas tentang Rheumatic Fever (RF) yang merupakan penyebab dari RHD. Rheumatic Fever merupakan penyakit sistemik yang merupakan komplikasi dari infeksi group A beta hemolytic streptococcus (GABHS) pharyngitis. Kondisi ini umum ditemukan pada anak-anak, kemungkinan disebabkan karena belum matangnya imunitas anak-anak, khususnya yang berusia kurang dari 10 tahun.
 
Sumber Gambar : thehindu
 
 
Dari Rheumatic Fever, kita beralih ke Rheumatic Heart Disease. Karena RHD harus didahului oleh RF, maka untuk menegakkan diagnosis RHD kita harus terlebih dahulu menegakkan diagnosis RF. Kriteria diagnosis yang umum digunakan di klinis adalah Jones Criteria yang memiliki kriteria mayor dan kriteria minor sebagai berikut:
 
Kriteria mayor :
 
  • Carditis
  • Polyarthritis
  • Chorea
  • Subcutaneous nodules
  • Erythema marginatum
 
Kriteria minor :
 
  • Demam
  • Arthralgia
  • Pemanjangan interval PR di EKG
  • Peningkatan kadar LED
  • Adanya C-Reactive protein (CRP)
  • Leukositosis
Untuk menegakkan diagnosis RF, minimal harus terpenuhi 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor disertai dengan bukti adanya infeksi GABHS yang dapat dideteksi melalui kultur streptococcus yang diambil dari tenggorokan, peningkatan titer antibody streptococcal, atau riwayat RF atau RHD sebelumnya.
 
 
Sumber Gambar : epainassist
 
 
Penderita yang memenuhi kriteria diagnosis RF dan memiliki gejala yang konsisten dengan gagal jantung, seperti sesak napas dan peningkatan denyut nadi, dapat dicurigai juga terkena RHD. Untuk memastikan adanya RHD, dokter akan melakukan pemeriksaan jantung seperti mendeteksi adanya murmur dari pemeriksaan fisik jantung, serta melakukan pemeriksaan echocardiography untuk mendeteksi adanya kelainan katup jantung, pericarditis, atau gagal jantung.
 
Penatalaksanaan RHD meliputi beberapa langkah. Yang pertama adalah pencegahan RG pada pasien GABHS pharyngitis. Jika seseorang telah terdeteksi menderita GABHS pharyngitis, hal yang pertama harus dilakukan adalah mencegah terjadinya progresivitas penyakit kea rah RF dengan pemberian antibiotik. Antibiotik yang diberikan umumnya adalah penicillin, namun ampicillin dan amoxicillin juga terbukti cukup efektif untuk langkah preventif ini.
 
Langkah selanjutnya adalah menekan respon peradangan dari respon autoimmune, khususnya untuk penderita dengan indikasi awal RF. Pada tahap ini pengobatan yang diberikan adalah aspirin dan steroid. Yang harus diperhatikan adalah, pemberian aspirin dapat menyebabkan gangguan fungsi liver dan pencernaan. Sehingga dokter harus melakukan monitoring ketat pada kedua fungsi tersebut.
 
Langkah selanjutnya adalah pemberian terapi untuk jantung pada pasien yang telah mencapai tahap RHD. Pada tahap ini pengobatan yang diberikan adalah prednisone (sebagai pengganti aspirin), digoxin, diuretic, serta terapi konvensional seperti pengaturan asupan cairan, oksigen, serta bedrest. Jika gagal jantung semakin memburuk, dokter biasanya akan merekomendasikan dilakukan tindakan pembedahan pada jantung yang umumnya bertujuan untuk memperbaiki gangguan katup jantung.
 
 
Sumber Gambar : ahajournals
 
 
RF, dengan penanganan yang tepat, dapat sembuh dalam waktu kurang lebih 12 – 15 minggu. Untuk kasus yang telah ada keterlibatan RHD, tentunya pemulihan akan memakan waktu lebih lama. RHD merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas dari RF. Walaupun demikian, dengan terapi yang adekuat, RHD masih memiliki prognosis yang cukup baik yaitu tingkat kepulihan sekitar 60-80% dari seluruh penderita.
 
 
 
 
***

Penulis

Admin