27 November 2017 3505

Depresi

dr. Laras Prabandini Sasongko

Aaah, depresi nih gajian masih jauh…

Duh, depresi nih hari ini kereta gangguan, jadi lama sampe rumahnya…

Hampir semua orang pernah mengeluh dan banyak di antaranya yang kalo lagi ngeluh bawa-bawah kata depresi. Sebenernya apa sih depresi itu? Apa bener kalau kita merasa sedih, bad mood, galau, baper, itu udah masuk ke depresi?

Depression is a mood disorder that causes a persistent feeling or sadness and loss of interest.

Itu definisi dari literature. Intinya, depresi adalah salah satu bentuk dari gangguan mood di mana penderitanya merasa sedih dan hilang minat pada apapun secara persisten, atau at least, untuk jangka waktu yang lama. Jadi kalau kamu belom depresi (katanya) karena belum gajian tapi liat abang mie ayam masih pengen jajan, congratulation, you are not depressed yet!

Depresi ini akan mempengaruhi kehidupan dan keseharian penderitanya secara menyeluruh. Depresi akan mempengaruhi perasaan, pemikiran, dan perlakuan si penderitanya. Depresi akan menyebabkan gangguan emosi dan nantinya dapat berpengaruh ke gangguan fisik alias kesehatan jasmani. Penderita depresi sering sekali merasa tidak berharga sehingga kemampuan untuk menjalani kesehariannya menjadi sangat terganggu.

Untuk lebih lengkapnya, tanda dan gejala depresi adalah sebagai berikut:

Sayangnya biarpun tanda dan gejala tersebut cukup banyak, banyak penderita atau orang sekitar penderita yang tidak menyadari itu adalah depresi. Sebagian besar penderita hanya merasakan mereka merasa tidak bahagia, miserable, tanpa tahu apa penyebab pastinya.

Penyebab depresi sendiri belum diketahui pasti, namun seperti gangguan mental lainnya, penyebabnya bersifat multifactorial yang terdiri dari gangguan organik pada otak, gangguan neurotransmitter pada otak, gangguan keseimbangan hormon, atau faktor genetik.

Depresi umumnya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda (20 – 30 tahunan). Namun bukan berarti depresi tidak dapat terjadi pada kelompok usia lain. Depresi juga dapat terjadi pada usia anak-anak. Depresi pada usia anak-anak biasanya ditandai dengan perasaan sedih, mudah tersinggung, rewel, mudah marah, performa kurang baik di sekolah, gangguan pola makan dan pola tidur, perbuatan menyakiti diri sendiri, dan tidak memiliki ketertarikan terhadap kehidupan sosial.

Depresi juga dapat terjadi pada usia lansia. Biasanya depresi ini disebabkan oleh aktifitas dan produktifitas yang telah menurun, sehingga lansia merasa ‘tidak berharga seperti dulu’. Depresi pada kelompok usia ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri pada badan atau kelemahan yang berlangsung lama tanpa penyebab jelas, gangguan memori, perubahan kepribadian, penurunan nafsu makan, gangguan tidur, gangguan minat pada kehidupan seksual, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.

Diagnosis depresi tidak dapat ditegakkan dengan mudah. Saat ada tanda dan gejala depresi, dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lainnya. Rangkaian pemeriksaan itu dapat berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Setelah itu dokter akan melakukan evaluasi psikologis/psikiatris dengan referensi DSM-5.

Depresi adalah kondisi yang dapat diobati, namun membutuhkan konsistensi dan support dari orang-orang sekitar penderita. Biasanya dokter akan meresepkan obat berupa SSRIs, SNRIs, atau tricyclic antidepressant. Pengobatan tersebut dapat didukung oleh psikoterapi.

Warning sign dari depresi adalah timbulnya keinginan atau bahkan percobaan bunuh diri. Jika penderita sudah merasa tidak berharga dan tidak memiliki minat apapun dalam hidupnya, keinginan bunuh diri dapat muncul. Saat inilah penderita benar-benar membutuhkan support dari orang-orang sekitarnya.

Komplikasi dari depresi biasanya gangguan, kebiasaan, atau perilaku yang dapat ‘merusak’ penderita lebih jauh, seperti gangguan kecemasan, buruknya performa di sekolah atau kantor, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang, konflik pada keluarga atau pertemanan, dan percobaan bunuh diri.

See, depression is not a funny yet light term.

Jadi kalau ada orang sekitar kita yang menunjukkan tanda-tanda depresi, segera bantu mereka. Kalau kita sendiri yang menunjukkan tanda-tanda depresi, coba diterapkan manajemen stressnya. Coba bicara dengan keluarga atau teman. Coba mencari pertolongan dan pengobatan sedini mungkin. Ada yang membuat stress? Coba disingkirkan. Coba lebih menikmati hidup. Because life is not a life yet until it’s enjoyable J


***

Penulis

Admin