02 March 2017 9469

Gangguan Cemas

Siapa yang minggu ini ujiaaaaan? Siapa yang tegang soalnya mau ujiaaaaaan?

Cemas dapat merupakan suatu hal yang normal dan respon adaptasi terhadap ancaman yang mempersiapkan individu tersebut untuk “flight or fight”. Seseorang yang cemas terhadap segala sesuatu dapat dikatakan mengalami gangguan cemas menyeluruh. Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan (Sadock,1997).

GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang berlebihan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan yang jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat dikontrol sehingga dapat menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan dan kehidupan sosial (Sadock,1997).

Kecemasan merupakan salah satu gangguan emosional yang paling umum, yang ditandai dengan beberapa gejala emosional dan fisik seperti rasa takut, panik, mimpi buruk, pikiran obsesif tak terkendali, terganggu terus menerus dengan pengalaman traumatis, gangguan tidur, ketegangan otot, detak jantung meningkat, keringat dingin, dan gangguan pencernaan.

Faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi faktor biologis dan faktor psikososial:

1. Faktor Biologis

Efikasi terapi obat benzodiazepin dan azaspiron (buspiron) terfokus pada sistem neurotransmitter GABA dan serotonin. Benzodiazepin diketahui dapat mengurangi kecemasan, sebaliknya flumazenil (reseptor antagonis benzodiazepin) dapat memicu kecemasan. Walaupun tudak ada data yang mebuktikan bahwa reseptor benzodiazepin pada pasien gangguan cemas menyeluruh adalah abnormal, beberapa peneliti mengatakan bahwa konsentrasi reseptor benzodiazepin tertinggi terdapat pada lobus occipitalis. Area otak lain yang dicurigai berperan dalam terjadinya gangguan cemas menyeluruh adalah basal ganglia, sistem limbik, dan korteks lobus frontalis.

Dikarenakan buspiron merupakan agonis terhadap reseptor serotonin, sehingga ada hipotesis yang menyebutkan bahwa terjadi gangguan regulasi dari sistem serotonergik pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh.

Neurotransmitter lain yang masih menjadi subjek penelitian pada gangguan cemas menyeluruh adalah norepinephrine, glutamat, dan sistem kolesistokinin.

2. Faktor Psikososial

Faktor psikososial yang mengarah pada perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah cognitive-behaviour dan psikoanalitik. Berdasarkan pada cognitive-behaviour, pasien dengan gangguan cemas menyeluruh merespon suatu ancaman secara kurang tepat dan benar. Ketidaktepatan ini dihasilkan dari perhatian yang selektif terhadap suatu hal negatif di lingkungannya dengan cara mendistorsi pemrosesan informasi dan dengan cara memandang terlalu negatif terhadap kemampuan dirinya dalam hal mengatasi suatu masalah.

Meskipun tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosis gangguan kecemasan, berbagai tes non laboratorium bisa dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah. Gangguan cemas menyeluruh, menurut DSM-IV-TR, ditandai dengan pola yang sering, kekhawatiran terus-menerus dan kegelisahan yang tidak sesuai dengan dampak dari peristiwa atau keadaan yang merupakan fokus dari rasa khawatir. Perbedaan antara gangguan cemas menyeluruh dan kecemasan yang normal ditekankan dalam kriteria yang menggunakan kata-kata yang berlebihan dan sulit dikendalikan; dan gejala yang menyebabkan penurunan yang signifikan.

Gambaran umum penyakit ini adalah kekhawatiran yang tidak sebanding dengan stressor yang sesungguhnya dalam kehidupan. Gangguan cemas sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan anxietas kontinyu dengan episodik. Gangguan cemas menyeluruh adalah bentuk dari kecemasan kontinyu.

Gejala yang terjadi harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,adapun keluhan lain meliputi kecemasan misalnya khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi. Selain itu terdapat pula ketegangan motorik, misalnya gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai. Overaktivitas otonomik juga ditemukan misalnya adanya kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering.

Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokan nya menjadi sindroma anxietas, dimana adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 hal atau lebih yang dipersepsikan sebagai ancaman sehingga tidak mampu istirahat. Selain itu, ada paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:

Ketegangan motorik misalnya:

  • Kedutan otot atau rasa gemetar
  • Otot tegang/kaku/ pegal linu
  • Tidak bisa diam
  • Mudah lelah

Hiperaktivitas otonomik misalnya:

  • Nafas pendek/ terasa berat
  • Jantung berdebar-debar
  • Telapak tangan basah
  • Mulut kering
  • Kepala pusing/ melayang
  • Mual, mencret, perut tidak enak
  • Muka panas/badan menggigil
  • Buang air kecil lebih sering
  • Sukar menelan/ rasa tersumbat

kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang:

  • Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
  • Mudah kaget/terkejut
  • Sulit konsentrasi
  • Sukar tidur
  • Mudah tersinggung.

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) bisa diringankan dengan menggunakan berbagai obat-obatan seperti obat penenang dan terapi perilaku kognitif. Pasien juga dapat melakukan berbagai bentuk terapi seperti psikoterapi dan somatoterapi. Pasien dapat mengontrol atau mengurangi gejala dengan mengurangi konsumsi stimulan, olahraga teratur, serta diet sehat dan seimbang.

Baik tidaknya prognosis pada gangguan cemas menyeluruh tergantung pada tingkat keparahan dari kondisi yang terjadi. Tanpa terapi, gangguan cemas menyeluruh bisa terus berlanjut dan terus muncul dalam kehidupan pasien. Prognosis semakin buruk pada orang yang memiliki lebih dari satu jenis gangguan kecemasan. Terlebih, pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh ini biasanya lebih sering atau punya kecenderungan untuk menjadi perokok berat, minum alcohol, dan menggunakan obat-obat tertentu dibandingkan orang normal yang tidak menderita gangguan. Masing-masing dari hal tersebut di atas membuat gejala cemas menjadi lebih mudah muncul dalam jangka waktu yang pendek. Serta adiksi pada nikotin, alkohol, dan obat-obatan akan memperburuk keadaan jangka panjang dan secara signifikan memengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Akan tetapi, sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan dengan kombinasi terapi medikasi dan terapi kognitif perilaku (cognitive behavioural therapy). Statistik menunjukkan dengan terapi yang adekuat, sekitar 50% pasien membaik keadannya dalam 3 minggu semenjak terapi dimulai.

 

 

**********

Penulis

Admin