02 March 2017 5419

Hey Daging Merah, Seberapa Bahayakah Kamu?

 

Siapa yang tidak suka makan daging merah? Apa saja sih manfaat mengkonsumsi daging merah?

Daging merah, selain memiliki rasa yang lezat, juga mengandung banyak nutrisi yang diperlukan tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral. Protein bermanfaat untuk membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh. Protein dalam daging merah sangat mudah dicerna dan menimbulkan rasa kenyang lebih tinggi daripada karbohidrat atau lemak. Ini berarti bahwa makanan kaya protein, seperti daging merah rendah lemak, membantu Anda merasa lebih kenyang selama masa waktu yang panjang, menghindari mengudap, dan berdisiplin dengan diet Anda. Protein juga penting bagi pertumbuhan, pengembangan, dan pemeliharaan yang sehat kulit, tulang, dan otot. Selain itu, protein juga dapat membantu memproduksi antibodi yang dapat melindungi tubuh kita dari infeksi.

Daging merah juga kaya akan selenium, zat besi serta seng. Selenium berfungsi untuk memecah lemak serta berbagai bahan kimia dalam tubuh. Seng berfungsi untuk pembentukan jaringan dan metabolism.

Zat besi membantu mengangkut oksigen dalam darah ke otot. Zat besi juga menyediakan energi untuk membantu otak berfungsi, melawan infeksi, dan memberi semangat hidup . Zat besi hema adalah jenis besi yang paling mudah diserap oleh tubuh dan paling baik berasal dari daging merah tanpa lemak.

Zat seng membantu perbaikan sel, penyembuhan luka, dan pemeliharaan sistem kekebalan. Zat seng merupakan antioksidan yang menyokong gigi dan tulang yang sehat. Zat seng yang ditemukan dalam makanan hewani lebih mudah diserap daripada yang ditemukan dalam makanan nabati; tubuh manusia menyerap sekitar 26% zat seng dari daging sapi, sementara hanya menyerap 11-14% protein yang ditemukan dalam roti gandum butir penuh.

Daging merah juga kaya akan vitamin, seperti vitamin A, B, dan D. Sehingga, konsumsi daging merah dapat membantu kesehatan mata, gigi, tulang, kulit, dan sistem saraf. Vitamin B12 dibutuhkan untuk menyintesis DNA dan juga penting bagi fungsi otak. Vitamin ini hanya ditemukan dalam makanan hewani seperti daging merah.

Asam lemak omega 3 yang merupakan lemak poli tak jenuh ini berperan penting dalam pengembangan otak, fungsi otak, kesehatan kardiovaskular, fungsi mata dan kesehatan retina. Daging merah dalam sumber utama asam lemak omega 3, yang biasanya rendah pada banyak diet lainnya.

Jika daging merah begitu kaya akan manfaat, bagaimana daging merah dapat berbahaya bagi tubuh kita?

Konsumsi daging merah hingga kini masih menjadi kontroversi. Di satu sisi, daging merah begitu kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Namun di sisi lain, dalam beberapa penelitian menunjukkan konsumsi daging merah secara berlebih maupun terus menerus menimbulkan risiko kesehatan.

Daging merah mengandung lemak jenuh dan kolesterol lebih banyak dibandingkan makanan lain. Hal itulah yang merupakan penyebab munculnya masalah kardiovaskular seperti jantung koroner dan tekanan darah tinggi. Sebagai buktinya, menurut American Heart Association mereka yang vegetarian risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular lebih rendah.

Selama ini telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa makan daging merah secara rutin dapat merusak kesehatan jantung karena tingginya kandungan lemak jenuh. Bahaya dari lemak jenuh dan daging yang diproses sudah lama diketahui memiliki dampak buruk. Namun ternyata, bukan itu saja yang menyebabkan daging merah berbahaya.

"Kandungan Kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah bukan bahaya satu-satunya, masih ada hal lain yang berkontribusi untuk meningkatkan risiko kardiovaskular," ujar dr. Stanley Hazen, dari Claveland Clinic.

Pada sebuah penelitian yang dimuat dalam Jurnal Nature Medicine, daging merah mengandung senyawa karnitin dalam jumlah yang relatif banyak. Senyawa karnitin tersebut akan dihancurkan oleh bakteri pada system pencernaan kita. Proses penghancuran senyawa kartinin tersebut akan mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol tubuh sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit stroke dan kardiovaskular.

Pada penelitian yang dilakukan pada manusia dan tikus, karnitin akan dipecah menjadi gas yang nantinya dikonversi di hati menjadi senyawa kimia yang disebut TMAO (Trimethylamine N-Oxide). TMAO sangat berpengaruh pada metabolisme kolesterol, sehingga dapat dikatakan bahwaTMAO berhubungan dengan penumpukan lemak pada pembuluh darah, sehingga signifikan pula pengaruhnya terhadap risiko penyakit stroke serta kardiovaskular. Hazen mengatakan TMAO seringkali tidak dihiraukan karena mungkin merupakan produk sisa dari metabolisme. Namun secara signifikan dapat mempengaruhi metabolisme Kolesterol dan akumulasinya.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa mengurangi frekuensi makan daging merah sangat dianjurkan. Dengan mengurangi jumlah bakteri pemecah karnitin, secara teori dapat mengurangi bahaya dari daging merah. Orang yang tidak makan daging merah atau vegetarian memiliki jumlah bakteri pemecah karnitin yang lebih sedikit daripada pemakan daging. Selain itu studi ini juga menekankan penggunaan yogurt berprobiotik untuk mengubah keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan.

International Agency for Research on Cancer (IARC) WHO telah memasukkan daging merah sebagai Karsinogen Group 2A. Mengonsumsi daging merah dalam jumlah kecil tentu tidak akan menimbulkan risiko kanker. Namun menurut Susan Pories, Marsha Musa dan Margaret Lotz dalam buku Cancer, mengungkapkan bahwa makan daging merah secara teratur, terutama dalam jumlah besar meningkatkan risiko kanker colorectal/usus besar dan rektum. Selain itu konsumsi daging merah juga menyebabkan kanker lambung.

Komponen seperti nitrat, yang umum ditambahkan pada daging merah olahan, dapat merusak sel pada tepian usus yang jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, dapat mengakibatkan kanker usus. Pada proses pemasakan, komponen karsinogenik terbuat dan bersama dengan nitrat dapat merusak DNA pada sel usus.

IARC mengatakan bahwa risiko kanker colorectal meningkat 18% setiap 50 gram daging merah yang terproses setiap harinya. 50 gram itu dapat hanya setengah porsi dari hot dog. Cancer Research UK memperkirakan bahwa 21% dari kanker usus dan 3% dari kanker secara keseluruhan dapat dicegah jika kita tidak mengkonsumsi daging merah sama sekali.

Tidak ada hubungan langsung antara mengonsumsi daging merah dan diabetes. Namun, hubungannya terletak pada konsumsi daging merah berlebih bisa menyebabkan obesitas. Obesitas dapat memicu resistensi insulin, yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.

Lalu, apakah sebaiknya kita menghindari atau tetap mengkonsumsi daging merah?

Daging, dalam semua varian yang ada, menyediakan nutrisi-nutrisi yang esensial seperti vitamin, logam ringan (seperti zinc) dan protein. Daging juga mengandung zat besi dan asam folat yang bermanfaat bagi kesehatan. Kendati daging merah merupakan sumber protein dan beberapa zat gizi yang baik, namun sebaiknya tidak dimakan terlalu berlebihan. Pemerintah Inggris merekomendasikan konsumsi daging merah tidak lebih dari 65 – 70 gram per harinya.

Semua jenis daging adalah baik untuk tubuh asal tidak berlebihan. Akan lebih baik lagi jika diimbangi dengan makanan lain agar tubuh kita lebih banyak menyerap asupan vitamin dan mineral.

 Nah, teman-teman, apa sudah siap untuk mengurangi konsumsi daging merah kita?

 

 

*********

Penulis

Admin