03 March 2017 10068

Kanker Nasofaring

Banyak di antara kita yang sudah sangat familiar dengan kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker prostat. Namun, apakah ada yang sudah familiar dengan kanker nasofaring? Apakah ada yang tau di sebelah mana sih nasofaring itu bertengger? Padahal, kanker nasofaring adalah jenis kanker kepala dan leher dengan insidensi tertinggi. Padahal, kanker nasofaring adalah salah satu bahaya yang mengintai dari kebiasaan merokok yang dimiliki sebagian besar penduduk Indonesia. Padahal, sebagian besar penderita kanker nasofaring adalah kaum remaja dan dewasa muda. Yukk, kali ini kita membahas kanker nasofaring..

 

Sebelumnya, nasofaring itu apa sih?

Nasofaring adalah bagian atas dari faring (tenggorokan) yang terletak di belakang hidung. Faring adalah sebuah pipa berongga sepanjang 5 inchi yang memanjang mulai dari hidung dan berujung pada ujung trachea dan esophagus. Kanker nasofaring biasanya bermula dari sel skuamosa pada tepi nasofaring.

Kanker nasofaring, atau nasopharyngeal carcinoma, adalah kondisi keganasan pada sel yang terdapat pada jaringan nasofaring. Kanker nasofaring adalah salah satu jenis dari kanker kepala dan leher.

 

 

 

Apa sih penyebab dari kanker nasofaring?

Viral DNA pada kanker nasofaring telah membuktikan bahwa virus Epstein-Barr dapat menyebabkan transformasi sel epithelial menjadi sel kanker. Faktor genetic, lingkungan, dan gaya hidup juga memiliki peranan penting pada perkembangan penyakit ini. Beberapa etnis dan ras tertentu terbukti memiliki insidensi lebih tinggi pada kejadian kanker nasofaring. Faktor lingkungan seperti paparan substansi kimia tertentu juga terbukti dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring. Demikian pula beberapa kebiasaan seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

Apa saja sih faktor risiko dari kanker nasofaring?

Faktor risiko dari kanker nasofaring adalah sebagai berikut:

  • Ras Asian, China, atau Afrika Utara
  • Laki-laki (lebih berisiko dari perempuan)
  • Usia < 55 tahun
  • Riwayat eksposure virus Epstein-Barr
  • Riwayat eksposure debu, serbuk kayu, atau bahan kimia formaldehyde
  • Riwayat konsumsi ikan atau daging yang diasinkan dalam jumlah berlebih
  • Konsumsi alkohol dalam jumlah banyak
  • Perokok
  • Riwayat kanker nasofaring atau kanker lainnya dalam keluarga

Apa saja tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita kanker nasofaring?

Kanker nasofaring cenderung lambat didiagnosis karena baru menimbulkan gejala saat tahapan kanker sudah cukup lanjut. Biasanya pasien datang ke dokter dengan keluhan yang sudah kronis, seperti gangguan penglihatan atau pendengaran yang berkelanjutan, atau pembengkakan limfonodi yang tidak menghilang dalam kurun waktu lama. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita kanker nasofaring:

  • Benjolan pada hidung atau leher
  • Pembengkakan limfonodi
  • Nyeri tenggorokan
  • Kesulitan bernapas atau berbicara
  • Suara serak
  • Mimisan/hidung berdarah
  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan penglihatan (buram atau double vision)
  • Nyeri atau sensasi berdering pada telinga
  • Infeksi telinga berulang
  • Nyeri kepala.

Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker nasofaring?

Seorang dokter dapat melakukan beberapa tahap pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosis kanker nasofaring. Berikut adalah tahapan pemeriksaan yang dapat dilakukan:

  • Pemeriksaan kimia darah: merupakan prosedur pengecekan sample darah untuk mengukur jumlah substansi tertentu yang dilepaskan organ dan jaringan tubuh ke dalam darah. Pelepasan substansi dalam jumlah abnormal (lebih banyak atau sedikit) dapat mengindikasikan adanya penyakit
  • Pemeriksaan darah lengkap: merupakan prosedur pemeriksaan darah yang meliputi penghitungan sel darah merah, sel darah putih, sel platelet, hemoglobin, dll.
  • Pemeriksaan virus Epstein-Barr: merupakan pemeriksaan darah untuk pengecekan antibody terhadap virus Epstein-Barr dan DNA marker dari virus Epstein-Barr
  • Pemeriksaan pendengaran: merupakan prosedur pengecekan kemampuan pasien untuk mendengar suara bernada tinggi dan rendah
  • Anamnesa: merupakan prosedur penggalian riwayat kesehatan dahulu, riwayat pengobatan, dan riwayat kesehatan yang ada pada keluarga. Pada anamnesa juga ditanyakan tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien
  • Pemeriksaan fisik: pemeriksaan fisik secara umum, termasuk memeriksa adanya tanda-tanda penyakit seperti pembengkakan limfonodi pada leher
  • Pemeriksaan saraf: merupakan rangkaian anamnesa dan pemeriksaan untuk mengecek fungsi dari otak, spinal cord, dan fungsi saraf. Pada pemeriksaan ini dilihat status mental, kemampuan koordinasi, kemampuan berjalan, serta seberapa baik kerja dari otot dan reflex dari pasien.
  • Biopsy: merupakan pemeriksaan pada sample sel atau jaringan yang diteliti di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya tanda-tanda perubahan sel menuju keganasan. Sample dari biopsy dapat diperoleh dari prosedur nasoscopy maupun endoscopy
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): merupakan prosedur yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan computer untuk membuat rangkaian gambaran detail dari area tertentu pada tubuh
  • CT scan: merupakan prosedur untuk menghasilkan serangkaian gambaran detail dari area tertantu pada tubuh dari angle tertentu. Pemeriksaan ini dapat menggunakan kontras yang disuntikan melalui vena atau ditelan untuk membantu melihat organ atau jaringan dengan lebih jelas
  • PET scan (Positron Emission Tomography scan): merupakan prosedur untuk mencari sel tumor ganas pada tubuh dengan cara menginjeksikan sejumlah kecil radioactive glucose ke dalam vena dan melakukan monitoring penggunaan glukosa tersebut dalam tubuh. Sel tumor ganas akan tampak lebih terang dalam gambar karena mereka lebih aktif dan mengambil lebih banyak glukosa daripada sel normal.

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa sajakah stage atau tahapan dari kanker nasofaring?

Stage merupakan proses yang digunakan untuk menentukan apakah sel kanker masih terlokalisir pada lokasi awal atau sudah menyebar. Berikut adalah stage dari kanker nasofaring:

  • Stage 0

Disebut juga carcinoma-in-situ, yaitu kondisi di mana sel kanker masih terbatas pada tepian nasofaring. Sel kanker yang ganas masih sangat terlokalisir dari jaringan normal.

  • Stage I

Pada stage ini, kanker telah ditemukan secara jelas pada nasofaring, jika menyebar hanya pada wilayah orofaring atau cavum nasi. Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker nasofaring stage 0 adalah terapi radiasi pada tumor dan limfonodi pada leher

  • Stage II

Pada stage ini, kanker dapat menyebar pada limfonodi leher atau belakang faring. Limfonodi yang timbul maksimum berukuran 6 cm. Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker nasofaring stage II adalah kemoterapi dan terapi radiasi.

  • Stage III

Pada stage ini, kanker dapat menyebar pada tulang atau sinus sekitar. Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker nasofaring stage III adalah kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi pembedahan termasuk pembedahan limfonodi leher.

  • Stage IV

Kanker nasofaring stage IV dibagi menjadi beberapa subtype, yaitu:

  • Stage IVA:

Kanker dapat menyebar ke saraf kranialis, hipofaring, tulang area mata, serta tulang area rahang.

  • Stage IVB:

Kanker dapat menyebar ke area tulang selangka dan puncak bahu

  • Stage IVC:

Kanker dapat menyebar ke limfonodi yang jauh dari lokasi kanker primer

Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker nasofaring stage IV umumnya bersifat paliatif, yaitu pengobatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit dan membuat pasien tidak kesakitan atau merasa nyaman, dibanding berusaha untuk menyembuhkan dan memperlambat keparahan atau penyebaran penyakit. Pengobatan yang dapat diberikan meliputi kemoterapi, terapi radiasi, serta pembedahan (jika memungkinkan).

Apakah kanker nasofaring dapat menyebar?

Ya, seperti yang telah dibahas pada bagian staging di atas, kanker nasofaring dapat menyebar baik ke jaringan sekitar lokasi primer, limfonodi, maupun penyebaran ke organ lain melalui aliran darah. Biasanya, penyebaran kanker nasofaring terjadi pada tulang dan paru-paru.

Bagaimanakah prognosis dari penderita kanker nasofaring?

Prognosis dari kanker nasofaring bervariasi antara penderita. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh:

  • Stage dari kanker
  • Tipe dari kanker nasofaring
  • Ukuran tumor
  • Usia dan tingkat kesehatan pasien

Penderita kanker nasofaring yang menjalani terapi radiasi dan kemoterapi secara simultan relative memiliki long-time-survival cukup baik, yaitu sekitar 50-80%. Sedangkan 5-years-survival pada penderita yang hanya menjalani terapi radiasi adalah 42%.

Apakah kanker nasofaring dapat dicegah?

Ya, ada beberapa cara untuk meminimalisir risiko kita terkena kanker nasofaring, di antaranya:

  • Mengurangi konsumsi makanan yang asin
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Menghentikan kebiasaan minum alkohol
  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayur.


 

 

*******

Penulis

Admin