Helloooo~
Karena kemarin kita sudah mengulas tentang menopause, supaya kaum lelaki ngga iri, hari ini kita akan membahas tentang andropause yaa…
Apa sih andropause itu?
Menopause itu untuk wanita, tetapi apa pria tidak bisa mengalami menopause? Ternyata pria juga bisa mengalami menopause lho. Hanya saja, menopause pada pria lebih akrab dikenal dengan istilah andropause. Andropause adalah penurunan kadar hormone androgen (testosterone) pada pria yang terkait dengan pertambahan usia. Hormon testosterone pada pria berfungsi untuk mengatur metabolisme, membentuk protein, serta membantu menjaga stamina dan dorongan seksual.
Pada usia 40 tahun, kadar hormone androgen pada pria mulai menurun dan puncak penurunan tersebut terjadi pada usia sekitar 50 tahun. Andropause adalah kondisi yang alami terjadi seiring dengan pertambahan usia. Namun, pada beberapa kondisi seperti konsumsi alkohol berlebih, tingkat stress yang tinggi, konsumsi obat tertentu, penurunan kadar testosterone dapat terjadi pada usia muda dan berakibat pada andropause dini pada pria. Berbeda dengan menopause pada wanita yang begitu mudah terdeteksi (yaitu dengan berhentinya menstruasi), andropause pada pria cukup sulit terdeteksi. Pada pria, hormone androgen dan kesuburan akan menurun, tetapi pria tetap memiliki kemampuan untuk menghasilkan sperma. Oleh karena itu, pernah mendengar kana da berita kakek-kakek usia 80 tahun yang bisa menghamili istrinya dan memiliki keturunan?
Apa sih penyebab dari terjadinya andropause?
Penyebab utama terjadinya andropause sama seperti menopause, yaitu penurunan kadar hormon. Proses penurunan kadar hormone ini terjadi secara bertahap. Menurut Mayo Clinic, setelah melewati usia 30 tahun, pria mengalami penurunan kadar testosteronnya sebanyak 1% dalam setahun. Pada saat memasuki usia 70 tahun, kadar hormone testosterone pria kurang lebih hanya 50% dari jumlah normal. Hal inilah yang menyebabkan perubahan pada fisik, kejiwaan dan emosional pada pria.
Apa saja tanda-tanda kalau seorang pria mengalami andropause?
Berikut adalah tanda dan gejala dari pria yang mengalami andropause. Sebagai catatan, tidak semua pria mengalami tanda atau gejala yang sama.
Bagaimana cara pasti untuk mendiagnosis andropause pada pria?
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, andropause pada pria sulit dideteksi karena mungkin saja tidak tampak secara fisik. Oleh karena itu diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan kadar hormone. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes darah untuk mengetahui kadar testosterone dalam tubuh pria.
Adakah yang dapat kita lakukan untuk mencegah andropause?
Andropause, seperti halnya menopause, adalah suatu kondisi yang alamiah. Penurunan kadar hormone testosterone adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Yang membedakan antara seorang pria dengan pria lainnya adalah seberapa besar penurunan kadar testosterone yang terjadi? Seberapa besar dampak penurunan kadar testosterone tersebut bagi kehidupan si pria?
Untuk mengurangi dampak dari penurunan kadar testosterone, dapat dilakukan terapi penggantian hormone testosterone. Namun tentu saja, terapi hormone dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti kanker prostat, serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Oleh karena itu dokter lebih menyarankan untuk memodifikasi gaya hidup, seperti mengatur diet dan giat berolahraga, atau mengkonsumsi obat anti-depressant (tentunya di bawah pengawasan dokter yaa) untuk mengurangi dampak dari andropause pada pria.
*********