Kalau kita diberikan pertanyaan tentang berapakah usia kita, tentunya akan kita jawab dengan usia kita menurut KTP, akte kelahiran, atau identitas lain kita kan? Tapi tahukah anda kalau sebenarnya ada 3 jenis usia?
Usia kronologis
Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. Usia kronologis ditentukan berdasarkan perhitungan kalender, sehingga tidak dapat dicegah maupun dikurangi.
Usia biologis
Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki oleh seseorang. Usia biologis dilihat dari kondisi jaringan tubuh seseorang yang sangat tergantung dari faktor nutrisi maupun lingkungan.
Usia mental
Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu tahun.
Apakah usia kronologis selalu sejalan dengan usia biologis?
Usia kronologis tidak selalu sejalan dengan usia biologis. Usia biologis Anda bisa saja lebih muda atau lebih tua dari usia kronologis dan demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh seseorang secara kronologis berusia 40 tahun, namun penampilan secara biologis bisa tampak lebih ‘segar’ dan muda dibanding usianya, sehingga seringkali dia dianggap baru berusia 30 tahun. Demikian pula dengan seseorang yang masih berusia 30 tahun, namun usia tubuh sebenarnya adalah 50 tahun.
Terdapat suatu penelitian yang membaca signature/gen pada 150 orang. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan usia biologis seseorang. Usia biologis ini berbeda dengan usia kalender yang sesuai dengan tahun kelahirannya. Menurut penelitian itu, usia biologis merupakan ukuran lebih baik dalam menentukan kesehatan seseorang daripada usia kalender. "Sebagian besar dari kita mengakui tidak semua orang berusia 60 tahun itu sama," kata James Timmons, peneliti sekaligus profesor Precision Medicine dari King's CollegeLondon. Namun, usia kronologis masih diperlukan mulai untuk kepentingan premi asuransi sampai apakah mereka butuh prosedur medis tertentu.
Dalam studi yang baru diterbitkan di Genome Biology Journal tersebut, para peneliti menganalisa materi gen dari orang-orang sehat berusia 65 dan mencari gen yang mengindikasikan mereka tetap sehat meski bertambah umur. Di situ, peneliti menemukan 150 gen yang digunakan untuk menghitung sesuatu yang disebut skor gen usia sehat.
Untuk memastikan apakah skor ini benar-benar sesuai dengan kesehatan seseorang, peneliti menguji metode mereka dalam kelompok peserta berbeda yang semua berusia 70 tahun. Peneliti menemukan bahwa tingginya skor memiliki hubungan yang erat dengan tingkat kesehatan yang lebih baik, termasuk kesehatan kognitif lebih baik.
Secara khusus, mereka menemukan pasien yang didiagnosa terkena Alzheimer's dengan skor gen usia sehat lebih rendah. "Hal ini memberikan bukti kuat bahwa demensia pada manusia dapat disebut jenis 'penuaan yang dipercepat' atau 'kegagalan untuk mengaktifkan program penuaan sehat'," kata Timmons.
Berbicara tentang usia, tentu saja erat kaitannya dengan tua dan penuaan. Sebenarnya, apa sih penuaan itu?
Penuaan adalah hasil akumulasi dari perubahan organisme atau objek karena waktu. Penuaan pada manusia berkaitan dengan proses multidimensional baik secara fisik, psikologis dan perubahan sosial. Perubahan yang terjadi di dalam tubuh contohnya adalah menurunnya massa otot, meningkatnya komposisi lemak, menurunnya metabolisme, penurunan frekuensi denyut jantung, penurunan massa tulang, peningkatan tekanan darah, berkurangnya kelenturan otot, menurunnya kapasitas oksigen paru-paru, serta penurunan fungsi motorik dan koordinasi.
Proses penuaan adalah adalah hal lumrah yang akan dialami oleh semua orang. Setelah usia 30 tahun, bentuk, komposisi, dan fungsi organ-organ dalam tubuh akan mulai mengalami penurunan. Namun kecepatan penuaan setiap orang tidaklah sama. Jika seseorang mengalami proses penuaan yang lebih cepat, maka usia biologisnya akan lebih besar daripada usia kronologisnya. Hal inilah yang dinamakan penuaan dini.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penuaan. Namun pada dasarnya, proses tersebut dapat dipercepat oleh proses inflamasi atau peradangan di dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan proses penuaan ditentukan oleh genetik sebesar 25-35%. Sisanya tergantung dari pola hidup kita sehari-hari.
Berikut adalah beberapa teori yang terkait dengan proses penuaan:
Sering rasanya mendengar tentang radikal bebas. Sebenarnya apa sih radikal bebas itu?
Radikal bebas merupakan senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Elektron-elektron yang tidak berpasangan tersebut akan mencari elektron lain untuk membentuk pasangan supaya menjadi stabil. Oleh karena itu radikal bebas bersifat sangat reaktif, merusak dan mudah bereaksi dengan senyawa lain yang ada di dalam tubuh, seperti DNA (Deoxy Nucleic Acid), asam lemak tak jenuh (banyak terdapat pada membran sel) dan senyawa protein dalam tubuh. Akibatnya sel-sel tubuh akan menjadi cepat rusak dan menua.
Untuk menetralisir radikal bebas, tubuh membentuk zat yang disebut antioksidan dengan tujuan agar radikal bebas tidak lagi berbahaya bagi tubuh. Walaupun terdapat berbagai sistem peredam radikal bebas dalam tubuh, masih ada saja radikal bebas yang lolos dan merusak molekul sel sehingga sel menjadi aus, rusak dan mati.
Bagaimana hubungan antara radikal bebas dan gangguan kesehatan?
Molekul radikal bebas kehilangan satu atau lebih elektron dimana elektron yang hilang ini bertanggung jawab untuk proses oksidasi biologis. Molekul-molekul yang tidak lengkap tersebut secara agresif menyerang molekul lain untuk menggantikan elektron mereka yang hilang melalui suatu reaksi ini yang disebut disebut oksidasi. Oksidasi disebut juga sebagai “berkarat secara biologis,” sebuah efek yang disebabkan oleh terlalu banyak oksigen dalam jaringan Anda.
Radikal bebas mencuri elektron dari protein dalam tubuh, yang efek buruknya dapat merusak struktur DNA dan sel lainnya. Dan lebih buruk lagi, kejadian dapat menciptakan efek bola salju – dimana molekul yang diambil elektronnya akan menjadi radikal bebas sehingga mereka harus mencuri elektron dari molekul lain. Barangkali mirip dengan cerita vampir; ketika mereka menggigit manusia, si korban akan bermutasi menjadi vampir dan menggigit manusia lainnya.
Radikal bebas memiliki kecenderungan untuk berkumpul pada membran sel (peroksidasi lipid), yang membuat sel lipid rentan terhadap kerusakan oksidatif. Ketika hal ini terjadi, membran sel menjadi rapuh dan bocor, menyebabkan sel pada akhirnya berantakan dan mati.
Radikal bebas mempengaruhi DNA dengan mengganggu duplikasi DNA, mengganggu pemeliharaan DNA atau merusak DNA itu sendiri dengan mengubah struktur DNA lewat reaksi dengan inti DNA. Radikal bebas bertanggung jawab terhadap lebih dari 60 penyakit, termasuk: kanker, parkinson, alzhemier, katarak dan aterosklerosis.
Penyakit jantung koroner
Umumnya penyakit jantung koroner dimulai dari proses aterosklerosis pembuluh darah jantung. Banyak studi membuktikan proses oksidasi kolesterol LDL oleh radikal bebas memegang peranan utama dalam pembentukan, perkembangan, dan pelepasan plak dari aterosklerosis yang dapat berakibat fatal, yaitu tersumbatnya pembuluh darah jantung, dikenal sebagai serangan jantung. Antioksidan terbukti mampu menghambat perusakan sel oleh radikal bebas (Tran, 2001)
Gangguan pada otak
Sel-sel otak merupakan sasaran empuk serangan senyawa radikal bebas, karena unsur penyusun dinding sel terdiri atas asam lemak tak jenuh ganda. Radikal bebas yang terbentuk akan memutuskan ikatan ganda dan membentuk senyawa radikal bebas baru, yang merusak sel otak secara beruntun dan bersifat permanen. Akibatnya sel otak akan mengalami penuaan dini, sehingga terjadi gejala seperti mudah lupa, susah mengingat sampai dementia. Bila tidak cepat diatasi akan mempercepat kepikunan, serta munculnya berbagai penyakit seperti Parkinson atau Alzheimer.
Menopause
Dalam pembicaraan sehari-hari sering kali menopause (berhentinya haid) diidentikkan dengan proses penuaan pada perempuan, sehingga datangnya menopause merupakan ‘momok’ bagi mereka. Oleh karena itu penelitian untuk memperlambat menopause saat ini banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan di Jepang (Nagata,2000). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa perempuan yang banyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau dan kuning (kaya akan antioksidan) akan lebih lambat mengalami menopause dibandingkan yang kurang mengkonsumsi. Hal ini terjadi karena antioksidan akan memperlambat proses penuaan pada sistem hipotalamus otak yang berperan penting dalam siklus menstruasi (gambar 1).
Osteoporosis
Dalam tubuh, tulang selalu mengalami proses pembentukan dan perombakan. Proses pembentukan dan perombakan ini berjalan seimbang. Pada osteoporosis proses perombakan tulang terjadi lebih besar daripada pembentukannya sehingga tulang menjadi keropos, rapuh dan mudah patah. Akibatnya akan menghambat produktivitas serta kualitas hidup saat memasuki usia tua. Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan untuk mencegah osteoporosis, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Australia (Pasco J.A. et al, 2006), yang menyatakan bahwa konsumsi antioksidan akan menurunkan proses pembongkaran tulang dalam tubuh sehingga kejadian osteoporosis dapat dicegah.
Radikal bebas tampak begitu berbahaya! Adakah cara untuk menangkalnya?
Seperti telah disebutkan di atas, peran radikal bebas yang bersifat merusak dapat dicegah ataupun dihambat dengan antioksidan. Berdasarkan sumbernya ada 2 macam antioksidan yang dikenal yaitu antioksidan endogen dan antioksidan eksogen.
Antioksidan endogen merupakan antioksidan yang dibentuk oleh tubuh sendiri, sedangkan antioksidan eksogen dapat diperoleh dari makanan sehari-hari terutama dari sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, E, seng (Zn), selenium (Se), dll.
Aku tidak mau menuaaaaa! Adakah cara untuk memperlambat proses penuaan?
Dahulu orang berpendapat bahwa menjadi tua merupakan hal yang wajar, alamiah dan tidak dapat dicegah. Namun sejak adanya penelitian yang dilakukan oleh Dr. Daniel Rudman, pendapat tersebut menjadi luntur. Saat ini para ahli banyak melakukan penelitian untuk memperlambat usia biologis yang dikenal dengan anti penuaan (anti-aging). Dengan memperlambat penuaan, seseorang diharapkan akan mengalami hidup produktif dan berkualitas dengan kesehatan prima.
Adakah tips bagi kita agar tetap awet muda?
Tips agar tetap awet muda tentunya dengan menjaga kesehatan kita sebaik-baiknya. Anda harus memperhatikan masukan makanan yang Anda konsumsi. Makanan yang tinggi lemak jahat yang terdapat pada makanan yang digoreng, makanan cepat saji, makanan olahan, dan makanan tinggi gula harus Anda hindari. Sebaliknya, perbanyaklah konsumsi ikan, sayur, buah, dan kacang-kacangan.
Aktivitas fisik juga penting dilakukan agar Anda tetap awet muda. Berolahraga secara teratur setidaknya tiga kali dalam seminggu dapat membuat tubuh tetap fit dan menghambat proses penuaan. Berat badan yang ideal dan sehat juga penting untuk dijaga, karena orang yang memiliki berat badan berlebih umumnya memiliki lebih banyak penyakit dibanding orang dengan berat badan ideal.
Lama Anda tidur setiap harinya juga berpengaruh. Tidur adalah ketika tubuh Anda beristirahat dan beregenerasi. Kurang tidur akan menyebabkan tubuh lelah, regenerasi tidak sempurna, dan membuat tubuh rentan terhadap penyakit. Selain itu, Anda juga harus melakukan pemeriksaan secara teratur untuk dapat mengontrol kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah dalam level yang optimal, agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Untuk Anda yang ingin sehat dan awet muda, tidak merokok adalah hal yang wajib dilakukan. Karena rokok dapat menyebabkan proses peradangan yang dapat membawa segudang penyakit. Dan yang terakhir, merasa bahagia dalam hidup juga berperan penting, yaitu kebahagiaan dalam hubungan suami-istri, keluarga, pertemanan, dan pekerjaan.
********