19 May 2022 2600
Life Reinsurance

Hepatitis Misterius

Belum lama kita merasa lega karena kasus Covid akhir-akhir ini telah relatif melandai, lagi-lagi, kita masih harus berhadapan dengan sebuah ‘penyakit baru’ yang menjadi topik perbincangan hangat di seluruh dunia selama beberapa minggu ke belakang. Penyakit ini dikenal sebagai ‘Hepatitis Misterius’, dan menjadi sangat menarik untuk dibahas karena penyakit ini telah menyerang ratusan anak di seluruh dunia, bahkan telah menimbulkan fatalitas serta komplikasi berat pada sebagian penderitanya.
 
Sebenarnya, apa sih, yang disebut dengan ‘Hepatitis Misterius’ ini?
 
Sesuai dengan namanya, hepatitis merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada liver. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk di antaranya adalah infeksi virus, infeksi parasit, konsumsi alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, serta gangguan imunitas. Beberapa jenis Hepatitis yang mungkin telah familiar bagi kita di antaranya adalah Hepatitis A, B, C, D, dan E, yang dibedakan berdasarkan jenis virus yang menginfeksinya. Misalnya, Hepatitis A disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis A (HAV) dan Hepatitis B disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B (HBV). Bagaimana dengan ‘Hepatitis Misterius’? Sepertinya, inilah salah satu alasan mengapa hepatitis ini mendapat gelar ‘misterius’, yakni, tak lain tak bukan lantaran kondisi ini bukan disebabkan oleh Virus Hepatitis A, B, C, D, maupun E.
 
Pada tanggal 15 April 2022, dilaporkan adanya kejadian luar biasa hepatitis akut dengan penyebab yang masih belum dapat dikonfirmasi di UK (Inggris dan Irlandia Utara). Tidak lama berselang, tepatnya pada tanggal 21 April 2022, dilaporkan adanya penambahan kejadian hepatitis yang terduga berjenis sama, sehingga total kasus per-21 April 2022 menjadi 169 kasus yang berasal dari 11 negara (UK, Spanyol, Israel, USA, Denmark, Belanda, Italia, Norwegia, Perancis, Romania, dan Belgia). Adapun pemberitaan terkini menyebutkan bahwa ‘hepatitis akut’ tersebut telah menyerang lebih dari 20 negara di seluruh dunia.

Kementerian Kesehatan Indonesia pada hari Rabu 11 Mei 2022 telah mengkonfirmasi adanya temuan 15 kasus terduga kuat ‘Hepatitis Misterius’, di mana, enam penderita anak diinformasikan meninggal dunia dan sisanya sedang menjalani perawatan intensif di ICU. Kasus-kasus tersebut diinformasikan tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.
 
Kasus ‘Hepatitis Misterius’ pertama di Indonesia diumumkan oleh Kemenkes pada tanggal 1 Mei 2022. Ketiga pasien anak diinformasikan datang ke RSCM dalam kondisi kritis, sehingga pada akhirnya tidak dapat terselamatkan. Temuan kasus berikutnya menyusul datang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung pada tanggal 7 Mei 2022; dari Solok pada tanggal 9 Mei 2022; dan dari Sumatera Utara pada tanggal 10 Mei 2022.
 
Kemenkes mengkhawatirkan terdapat ‘fenomena gunung es’ alias kasus-kasus ‘Hepatitis Misterius’ lainnya yang belum terlaporkan di Indonesia. Kekhawatiran tersebut diperkuat oleh cukup lamanya proses sequencing virus yang dibutuhkan untuk membantu menegakkan diagnosis. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun sangat menghimbau masyarakat untuk waspada dan senantiasa menjaga kebersihan serta protokol kesehatan, terutama apabila berada di tempat umum, serta segera melaporkan ke fasilitas/instansi kesehatan apabila anak kita mengalami gejala-gejala yang mengarah ke ‘Hepatitis Misterius’.
 
Mengapa kondisi hepatitis akut ini disebut sebagai ‘Hepatitis Misterius’?
 
Berdasarkan onset penyakitnya, hepatitis dapat dibedakan menjadi hepatitis akut maupun hepatitis kronis. Seorang pasien dikatakan menderita hepatitis akut apabila hepatitis yang dideritanya dapat menghilang dalam kurun waktu mingguan atau maksimum bulanan. Sementara itu, penderita hepatitis kronis dapat mengidap hepatitis selama berbulan-bulan ataupun bahkan tahunan. Beberapa jenis hepatitis yang dapat masuk ke dalam kategori hepatitis akut di antaranya adalah Hepatitis A dan Hepatitis E. Sementara itu, yang dapat masuk ke dalam kategori hepatitis kronis di antaranya adalah Hepatitis B dan Hepatitis C.
 
Bagaimana dengan ‘Hepatitis Misterius’ ini?
 
Jika ditilik berdasarkan onsetnya, ‘Hepatitis Misterius’ dapat masuk ke dalam kelompok hepatitis akut. Meskipun demikian, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan kepada para penderitanya, ‘Hepatitis Misterius’ ini bukan disebabkan oleh Virus Hepatitis A, B, C, D, maupun E. Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab dari ‘Hepatitis Misterius’ ini, meskipun beberapa hipotesis telah menunjukkan adanya dugaan virus yang terkait, yakni Adenovirus Type 41 dan SARS-CoV-2.
 
Adenovirus Type 41 sendiri memang merupakan salah satu virus penyebab gangguan pencernaan –seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut-, namun, sampai saat ini, belum pernah dilaporkan adanya penderita infeksi Adenovirus Type 41 usia anak yang mengalami hepatitis akut, kecuali anak tersebut memang telah memiliki kondisi komorbid atau gangguan imunitas sebelumnya. Meskipun infeksi dari Adenovirus dapat dikatakan sebagai salah satu ‘terduga’ penyebab dari ‘Hepatitis Misterius’, studi lebih lanjut masih perlu dilakukan lantaran Adenovirus sendiri memiliki puluhan tipe, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pada seluruh sistem dan bagian tubuh manusia, misalnya, mata, saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih.
 
SARS-CoV-2 sendiri telah familiar bagi kita lantaran virus inilah yang menjadi penyebab dari pandemi Covid. Pada sebagian penderita ‘Hepatitis Misterius’ memang ditemukan hasil positif pada pemeriksaan PCR SARS-CoV-2 yang dilakukan. Meskipun demikian, tidak semua penderita ‘Hepatitis Misterius’ memiliki riwayat infeksi Covid atau sedang menderita infeksi Covid pada saat terinfeksi ‘Hepatitis Misterius’ (koinfeksi). Oleh karena itu, SARS-CoV-2 belum dapat dikatakan sebagai penyebab dari ‘Hepatitis Misterius’, dan keberadaannya pada penderita lebih merupakan sebuah koinfeksi.
 
Masih terkait dengan Covid, mungkin teman-teman juga pernah mendengar pemberitaan yang beredar, bahwa ‘Hepatitis Misterius’ ini berkaitan dengan riwayat pemberian Vaksin AstraZeneca yang merupakan salah satu Vaksin Covid. Pemberitaan tersebut sepertinya beredar karena memang Vaksin AstraZeneca dikembangkan melalui vektor Adenovirus dari simpanse (ChAdOx1) yang telah disisipi oleh gen yang merupakan bagian dari protein spike SARS-CoV-2. Adenovirus yang telah disisipi oleh gen protein ini akan memasuki sel manusia, dan kemudian akan memproduksi protein spike yang dapat memicu terbentuknya kekebalan (berupa antibodi dan sel memori) terhadap SARS-CoV-2.
 
Meskipun demikian, dapat dipastikan bahwa kabar ini hanyalah hoax dikarenakan Adenovirus yang diduga menjadi penyebab dari ‘Hepatitis Misterius’ ini adalah Adenovirus Type 41, dan bukan Adenovirus ChAdOx1 yang dimanfaatkan dalam pengembangan Vaksin Covid AstraZeneca. Selain itu, berdasarkan data yang ada, sebagian besar penderita ‘Hepatitis Misterius’ ini adalah anak berusia kurang dari lima tahun, yang mana belum eligible untuk menerima Vaksin Covid jenis apapun.
 
Hal lainnya yang menarik perhatian masyarakat adalah bahwa ‘Hepatitis Misterius’ ini hanya dialami oleh kelompok anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun. Sampai saat ini, belum ada laporan terkait adanya kasus ‘Hepatitis Misterius’ yang terjadi pada orang dewasa. Selain itu, ‘Hepatitis Misterius’ ini disebutkan menimbulkan fatalitas dan potensi komplikasi yang cukup berat bagi penderitanya, di antaranya adalah gagal liver yang membuat penderitanya membutuhkan transplantasi liver. Data di USA menunjukkan bahwa sebanyak 90% dari penderita ‘Hepatitis Misterius’ di USA membutuhkan perawatan di RS, serta 14% dari penderita tersebut menunjukkan adanya tanda gagal liver dan membutuhkan transplantasi liver.
 
Bagaimanakah gejala dari ‘Hepatitis Misterius’ ini?
 
Pada awal penyakit, penderita akan mengalami beberapa gejala dan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Selanjutnya, penderita juga akan mulai menunjukkan adanya gangguan fungsi liver, yang tampak melalui kekuningan (ikterus) pada mukosa mata, mukosa mulut, dan kulitnya, serta adanya perubahan pada warna urine –menjadi lebih gelap, seperti warna teh- dan warna feses –menjadi pucat-. Selain itu, apabila dilakukan pemeriksaan fungsi liver, maka ditemukan adanya peningkatan yang sangat signifikan pada kadar SGOT dan SGPT penderita, yang mana dapat melebihi 500 IU/L, atau lebih dari 10 kali lipat nilai normalnya.
 
Nah, bagaimana cara kita untuk melindungi anak dan keluarga kita dari ‘Hepatitis Misterius’ ini?
 
Yang pertama, kita harus mengingat bahwa ‘Hepatitis Misterius’ ini disebabkan oleh virus dan sangat terkait dengan kebersihan/higienitas. Oleh karena itu, kita dapat membantu melindungi anak dan keluarga kita dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan, misalnya, dengan senantiasa menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan terutama setelah memegang benda di tempat umum, serta menghindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang belum matang ataupun belum dapat terjamin kebersihannya.
 
Kita harus mengingat bahwa walaupun ‘Hepatitis Misterius’ sampai saat ini dikatakan ‘hanya’ menyerang kelompok usia anak, masih ada kemungkinan bahwa orang dewasa pun dapat terinfeksi, terutama yang memang memiliki kondisi immunocompromised. Selain itu, harus diingat pula bahwa meskipun orang dewasa sehat mungkin tidak dapat terinfeksi penyakit ini, orang dewasa sehat masih mungkin untuk terpapar virus ini dan dapat membuat anak-anak atau kelompok rentan di sekitarnya menjadi turut terinfeksi.
 
Yang kedua, meskipun bukan disebabkan oleh Virus Hepatitis A, B, C, D, maupun E, akan sangat baik apabila kita melengkapi status imunisasi/vaksinasi anak kita, termasuk di antaranya Vaksinasi Hepatitis. Hal ini untuk mencegah lebih buruknya kondisi apabila terjadi koinfeksi dengan penyakit hepatitis maupun penyakit-penyakit lainnya.
 
Yang ketiga, kita harus lihai untuk dapat mewaspadai potensi gejala-gejala dari ‘Hepatitis Misterius’ ini. Misalnya, apabila anak kita mengalami mual, muntah, nyeri perut, ataupun diare, apalagi yang disertai dengan gejala Flu, kita harus segera melakukan observasi secara ketat atau bahkan memeriksakan anak kita ke dokter/fasilitas kesehatan. Apabila akan melakukan observasi secara mandiri di rumah, pastikan bahwa anak kita dapat terpenuhi kebutuhan cairan dan nutrisinya, serta masih memiliki nafsu makan dan minum yang baik. Pemberian obat-obatan dapat dilakukan atas anjuran dokter, yang bisa didapatkan melalui konsultasi secara tatap muka maupun online/telemedicine.
 
Apabila gejala tidak menunjukkan perbaikan, ataupun malah menunjukkan perburukan –misalnya, muntah dan diare tidak berhenti, anak tampak dehidrasi atau lemas-, maka kita harus segera membawa anak kita ke RS atau fasilitas kesehatan lainnya agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih adekuat. Ingatlah, ‘Hepatitis Misterius’ ini tetaplah hepatitis, yang juga telah ada obatnya. Oleh karena itu, selama penyakit ini dapat terdeteksi secara dini dan anak mendapatkan penanganan yang adekuat, maka Insya Allah kondisi anak pun akan aman dan dapat pulih kembali.
 
Stay safe and healthy, semuanya!

Author

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id