10 December 2021
3282
3282
Life Reinsurance
Sumber: www.freepik.com
Berdasarkan data yang ada, sejak kehadiran Varian Omicron, Afrika Selatan telah mengalami peningkatan kasus Covid yang cukup signifikan dan terus meningkat selama beberapa minggu ini. Pada 26 November 2021 lalu, Afrika Selatan mencatatkan kasus baru sebanyak 3,402 kasus. Tidak lama setelahnya, tepatnya pada tanggal 1 Desember 2021, Afrika Selatan mencatatkan kasus baru sebanyak 8,561 kasus, di mana hanya dalam waktu beberapa hari saja, jumlah kasus harian baru telah meningkat sebanyak lebih dari 200%. Inilah yang menjadi cikal bakal asumsi bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan transmisi yang sangat hebat.
Bagaimana cara kita dapat mengestimasikan kemampuan transmisi dari suatu virus?
Salah satu metode untuk mengestimasikan kemampuan transmisi virus adalah dengan melihat nilai R-nya. Nilai R di sini merupakan angka reproduksi Virus Covid, yang dapat dianggap sebagai parameter kemampuan transmisibilitas Virus Covid. Pandemi Covid di suatu daerah dapat dikatakan telah terkendali apabila nilai R pada daerah tersebut kurang dari satu. Hal tersebut berarti bahwa satu orang penderita Covid ‘tidak memiliki kemampuan’ untuk menularkan infeksinya kepada orang lainnya.
Varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Gauteng, Afrika Selatan. Pada bulan September, Gauteng masih mencatatkan nilai R < 1. Namun, pada akhir November lalu, Gauteng telah mencatatkan nilai R > 2. Nilai R tersebut menunjukkan bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk dapat menginfeksi orang, bahkan, disinyalir penderita Covid dengan Varian Omicron berpotensi untuk menularkan infeksinya sebanyak 3 – 6 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita Covid dengan Varian Delta.
Dicky Budiman selaku Epidemiolog dari Griffith University Australia menyebutkan bahwa Varian Omicron memang disinyalir memiliki kemampuan transmisi yang jauh melebihi Virus Covid Varian Alpha, bahkan juga melebihi kemampuan transmisi dari Varian Delta yang sebelumnya telah meluluhlantakkan sistem kesehatan di seluruh belahan dunia. Berdasarkan data yang ada, Varian Omicron disebut memiliki kemampuan transmisi lima kali lipat jika dibandingkan dengan Varian Alpha, dan kemampuan transmisi empat kali lipat jika dibandingkan dengan Varian Delta. Melihat potensi dari Varian Omicron ini, segera setelah kemunculannya atau tepatnya pada tanggal 26 November 2021, berdasarkan rekomendasi dari WHO’s Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE), WHO mengumumkan bahwa Varian Omicron masuk ke dalam kategori Variant of Concern (VoC), tanpa harus melalui kategori Variant of Interest (VoI) sebelumnya.
Selain dari kemampuan transmisinya, WHO umumnya akan memasukkan suatu varian ke dalam VoC apabila mutasi dari varian tersebut memiliki kemampuan virulensi yang lebih tinggi, berpotensi untuk menurunkan kemampuan deteksi alat diagnostik, memiliki kemampuan immune escape, lebih ‘kebal’ terhadap regimen pengobatan, menimbulkan severity penyakit yang lebih berat, dan dapat meningkatkan kemungkinan fatalitas. Hingga saat ini memang, selain dari kemampuan transmisinya, belum ada pembuktian bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan yang lebih ‘advance’ dalam hal-hal di atas.
Berdasarkan data sementara yang ada, Varian Omicron masih dapat terdeteksi melalui pemeriksaan RT-PCR, masih menyebabkan gejala yang sama dengan varian-varian lainnya, masih dapat diobati dengan regimen pengobatan ‘standar’, serta belum menimbulkan peningkatan angka fatalitas yang berarti.
Meskipun demikian, sebuah early-limited study di Afrika Selatan menunjukkan bahwa sejak kehadiran Varian Omicron, angka reinfeksi di Afrika Selatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa studi lain di Eropa juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari penderita Covid Varian Omicron merupakan orang-orang yang telah menerima Vaksin Covid dosis lengkap, bahkan beberapa di antara mereka telah menerima vaksin booster. Oleh karena itu, sangat terlalu dini bagi kita untuk bersikap abai terhadap Varian Omicron, hanya karena belum ada bukti bahwa varian tersebut memiliki kemampuan yang lebih ‘advance’.
Senada dengan studi-studi tersebut, Dicky Budiman juga menyampaikan bahwa langsung ‘lompatnya’ Varian Omicron ke dalam kategori VoC menunjukkan bahwa varian ini memang memiliki potensi ancaman yang sangat besar dalam upaya pengendalian pandemi Covid ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa WHO dan para ilmuwan di seluruh belahan dunia menganggap bahwa kehadiran Varian Omicron ini harus ditanggapi secara serius dan segera.
Lalu, bagaimana kita harus menyikapi kehadiran Varian Omicron?
Sampai saat ini, memang belum ada publikasi resmi yang menyatakan bahwa Varian Omicron telah teridentifikasi di Indonesia. Meskipun demikian, sudah banyak negara-negara yang mengumumkan temuan Varian Omicron di negaranya, seperti Belanda, Jerman, italia, Belgia, Prancis, Portugal, Spanyol, Ceko, Denmark, UK, USA, Kanada, dan Israel. Bahkan, kabar terbaru menunjukkan bahwa Varian Omicron juga telah terdeteksi di Benua Asia dan negara-negara tetangga terdekat seperti Jepang, Malaysia, Singapura (preliminary cases), dan Australia.
Kita memang tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran Varian Omicron secara berlebihan. Meskipun demikian, kita harus mengingat bahwa kita dapat mencegah terinfeksi Virus Covid varian apapun dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan konsisten. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita kembali mengencangkan penerapan protokol kesehatan kita dengan kembali menggunakan masker berkualitas baik dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Selain dari protokol kesehatan, Pemerintah Indonesia pada awal Desember ini juga telah mengambil suatu kebijakan antisipatif yang baik dengan memperpanjang masa karantina pendatang WNI-WNA dari luar negeri menjadi 10 hari. Kebijakan tersebut layak diapresiasi, mengingat, semua negara-negara yang melaporkan temuan Varian Omicron memiliki rekam jejak kedatangan pendatang dari Afrika Selatan sebelumnya.
Sumber: www.freepik.com
Hal yang tak kalah penting dari protokol kesehatan dan karantina pendatang adalah Program Vaksinasi Covid. Meskipun memang untuk saat ini belum ada bukti bahwa Varian Omicron menimbulkan gejala penyakit yang lebih berat atau lebih berpotensi menimbulkan fatalitas, ada baiknya kita melengkapi Vaksin Covid kita untuk mengantisipasi mengalami gejala berat apabila nantinya kita ternyata terinfeksi.
Sebagaimana yang kita ketahui, awalnya Varian Delta juga tidak menimbulkan gejala yang berat. Namun, seiring dengan penuhnya kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, banyak penderita yang terlambat mendapatkan penanganan, sehingga gejalanya memburuk dan harus meregang nyawa sebelum sempat mendapatkan pertolongan. Overcapacity rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah yang harus kita antisipasi, untuk memastikan bahwa orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan dapat segera mendapatkan penanganan yang adekuat.
Stay safe and healthy, semuanya!
***
Tentang Varian Omicron
Setelah beberapa bulan ke belakang dunia dapat sedikit bernafas lega karena kondisi pandemi Covid nampaknya telah mulai terkendali, lagi-lagi, kita masih harus kembali waspada karena sebuah Virus Covid varian baru telah teridentifikasi. Pada akhir November lalu, peneliti beserta otoritas kesehatan Afrika Selatan menginformasikan bahwa mereka telah mengidentifikasi SARS-CoV-2 varian baru. Varian tersebut bernama Varian B.1.1.529, atau yang kemudian lebih kita kenal sebagai Varian Omicron. Pertanyaan yang terpenting adalah, apakah Varian Omicron ini merupakan salah satu varian yang patut diwaspadai karena akan kembali menimbulkan krisis kesehatan seperti yang disebabkan oleh Varian Delta pada pertengahan tahun lalu?
Sumber: www.freepik.com
Berdasarkan data yang ada, sejak kehadiran Varian Omicron, Afrika Selatan telah mengalami peningkatan kasus Covid yang cukup signifikan dan terus meningkat selama beberapa minggu ini. Pada 26 November 2021 lalu, Afrika Selatan mencatatkan kasus baru sebanyak 3,402 kasus. Tidak lama setelahnya, tepatnya pada tanggal 1 Desember 2021, Afrika Selatan mencatatkan kasus baru sebanyak 8,561 kasus, di mana hanya dalam waktu beberapa hari saja, jumlah kasus harian baru telah meningkat sebanyak lebih dari 200%. Inilah yang menjadi cikal bakal asumsi bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan transmisi yang sangat hebat.
Bagaimana cara kita dapat mengestimasikan kemampuan transmisi dari suatu virus?
Salah satu metode untuk mengestimasikan kemampuan transmisi virus adalah dengan melihat nilai R-nya. Nilai R di sini merupakan angka reproduksi Virus Covid, yang dapat dianggap sebagai parameter kemampuan transmisibilitas Virus Covid. Pandemi Covid di suatu daerah dapat dikatakan telah terkendali apabila nilai R pada daerah tersebut kurang dari satu. Hal tersebut berarti bahwa satu orang penderita Covid ‘tidak memiliki kemampuan’ untuk menularkan infeksinya kepada orang lainnya.
Sumber: www.freepik.com
Varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Gauteng, Afrika Selatan. Pada bulan September, Gauteng masih mencatatkan nilai R < 1. Namun, pada akhir November lalu, Gauteng telah mencatatkan nilai R > 2. Nilai R tersebut menunjukkan bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk dapat menginfeksi orang, bahkan, disinyalir penderita Covid dengan Varian Omicron berpotensi untuk menularkan infeksinya sebanyak 3 – 6 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita Covid dengan Varian Delta.
Dicky Budiman selaku Epidemiolog dari Griffith University Australia menyebutkan bahwa Varian Omicron memang disinyalir memiliki kemampuan transmisi yang jauh melebihi Virus Covid Varian Alpha, bahkan juga melebihi kemampuan transmisi dari Varian Delta yang sebelumnya telah meluluhlantakkan sistem kesehatan di seluruh belahan dunia. Berdasarkan data yang ada, Varian Omicron disebut memiliki kemampuan transmisi lima kali lipat jika dibandingkan dengan Varian Alpha, dan kemampuan transmisi empat kali lipat jika dibandingkan dengan Varian Delta. Melihat potensi dari Varian Omicron ini, segera setelah kemunculannya atau tepatnya pada tanggal 26 November 2021, berdasarkan rekomendasi dari WHO’s Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE), WHO mengumumkan bahwa Varian Omicron masuk ke dalam kategori Variant of Concern (VoC), tanpa harus melalui kategori Variant of Interest (VoI) sebelumnya.
Selain dari kemampuan transmisinya, WHO umumnya akan memasukkan suatu varian ke dalam VoC apabila mutasi dari varian tersebut memiliki kemampuan virulensi yang lebih tinggi, berpotensi untuk menurunkan kemampuan deteksi alat diagnostik, memiliki kemampuan immune escape, lebih ‘kebal’ terhadap regimen pengobatan, menimbulkan severity penyakit yang lebih berat, dan dapat meningkatkan kemungkinan fatalitas. Hingga saat ini memang, selain dari kemampuan transmisinya, belum ada pembuktian bahwa Varian Omicron memiliki kemampuan yang lebih ‘advance’ dalam hal-hal di atas.
Berdasarkan data sementara yang ada, Varian Omicron masih dapat terdeteksi melalui pemeriksaan RT-PCR, masih menyebabkan gejala yang sama dengan varian-varian lainnya, masih dapat diobati dengan regimen pengobatan ‘standar’, serta belum menimbulkan peningkatan angka fatalitas yang berarti.
Meskipun demikian, sebuah early-limited study di Afrika Selatan menunjukkan bahwa sejak kehadiran Varian Omicron, angka reinfeksi di Afrika Selatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa studi lain di Eropa juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari penderita Covid Varian Omicron merupakan orang-orang yang telah menerima Vaksin Covid dosis lengkap, bahkan beberapa di antara mereka telah menerima vaksin booster. Oleh karena itu, sangat terlalu dini bagi kita untuk bersikap abai terhadap Varian Omicron, hanya karena belum ada bukti bahwa varian tersebut memiliki kemampuan yang lebih ‘advance’.
Senada dengan studi-studi tersebut, Dicky Budiman juga menyampaikan bahwa langsung ‘lompatnya’ Varian Omicron ke dalam kategori VoC menunjukkan bahwa varian ini memang memiliki potensi ancaman yang sangat besar dalam upaya pengendalian pandemi Covid ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa WHO dan para ilmuwan di seluruh belahan dunia menganggap bahwa kehadiran Varian Omicron ini harus ditanggapi secara serius dan segera.
Lalu, bagaimana kita harus menyikapi kehadiran Varian Omicron?
Sampai saat ini, memang belum ada publikasi resmi yang menyatakan bahwa Varian Omicron telah teridentifikasi di Indonesia. Meskipun demikian, sudah banyak negara-negara yang mengumumkan temuan Varian Omicron di negaranya, seperti Belanda, Jerman, italia, Belgia, Prancis, Portugal, Spanyol, Ceko, Denmark, UK, USA, Kanada, dan Israel. Bahkan, kabar terbaru menunjukkan bahwa Varian Omicron juga telah terdeteksi di Benua Asia dan negara-negara tetangga terdekat seperti Jepang, Malaysia, Singapura (preliminary cases), dan Australia.
Kita memang tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran Varian Omicron secara berlebihan. Meskipun demikian, kita harus mengingat bahwa kita dapat mencegah terinfeksi Virus Covid varian apapun dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan konsisten. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita kembali mengencangkan penerapan protokol kesehatan kita dengan kembali menggunakan masker berkualitas baik dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Selain dari protokol kesehatan, Pemerintah Indonesia pada awal Desember ini juga telah mengambil suatu kebijakan antisipatif yang baik dengan memperpanjang masa karantina pendatang WNI-WNA dari luar negeri menjadi 10 hari. Kebijakan tersebut layak diapresiasi, mengingat, semua negara-negara yang melaporkan temuan Varian Omicron memiliki rekam jejak kedatangan pendatang dari Afrika Selatan sebelumnya.
Sumber: www.freepik.com
Hal yang tak kalah penting dari protokol kesehatan dan karantina pendatang adalah Program Vaksinasi Covid. Meskipun memang untuk saat ini belum ada bukti bahwa Varian Omicron menimbulkan gejala penyakit yang lebih berat atau lebih berpotensi menimbulkan fatalitas, ada baiknya kita melengkapi Vaksin Covid kita untuk mengantisipasi mengalami gejala berat apabila nantinya kita ternyata terinfeksi.
Sebagaimana yang kita ketahui, awalnya Varian Delta juga tidak menimbulkan gejala yang berat. Namun, seiring dengan penuhnya kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, banyak penderita yang terlambat mendapatkan penanganan, sehingga gejalanya memburuk dan harus meregang nyawa sebelum sempat mendapatkan pertolongan. Overcapacity rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah yang harus kita antisipasi, untuk memastikan bahwa orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan dapat segera mendapatkan penanganan yang adekuat.
Stay safe and healthy, semuanya!
***
Author
dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ
Email: laras@indonesiare.co.id
Artikel
- InsurTech: A Growing Synergy Between Insurance, Technology, and Healthcare
13 Sep 2024
1748 kali - Sepak Terjang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS)09 Jul 20241672 kali
- Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor terhadap Gangguan Kandung Empedu27 Jun 20242120 kali
- Mengenal ‘Disease X’, The Future Next Pandemic?06 May 20242397 kali
- Vertigo dan Meniere’s Disease02 Apr 20242146 kali
- Potensi dan Langkah Mitigasi Bahaya Rokok Elektrik07 Feb 20242085 kali
- Kebangkitan Infeksi Polio di Indonesia23 Jan 20242118 kali
- Mengenal COVID-19 Varian JN.122 Dec 20234571 kali
- Lonjakan Kasus COVID-19 di Akhir Tahun 202320 Dec 20234520 kali
- Potret Wabah ‘Pneumonia Misterius’ di Indonesia dan Dunia07 Dec 20234875 kali
- Infeksi HPV, Kanker Cervix, dan Metode Pencegahannya04 Dec 20234909 kali
- Perspektif Kepemilikan Asuransi Penyakit Kritis bagi Kelompok Usia Muda21 Nov 20234788 kali
- Kemunculan Kasus Mpox Kedua: Apakah Berpotensi Menjadi Epidemi Baru di Indonesia?30 Oct 20234271 kali
- Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya10 Oct 20234124 kali
- Penggunaan Air Purifier: Apakah Merupakan Solusi Efektif untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan akibat Kualitas Udara Buruk?03 Oct 20233961 kali
- Fenomena Peningkatan Insidensi HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga12 Jun 202310362 kali
- Marburg Virus Disease24 May 20236850 kali
- Sudden Sensorineural Hearing Loss26 Apr 20239422 kali
- Tuberculosis pada Anak10 Apr 202310169 kali
- Flu Burung Clade 2.3.4.4b28 Mar 202311637 kali
- Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasional Industri Perasuransian Nasional20 Feb 202316536 kali
- Memahami Fenomena Bonus Demografi dan Pengaruhnya pada Industri Asuransi Jiwa26 Jan 202320841 kali
- Vaksin Inavac12 Jan 202316515 kali
- Stroke Batang Otak06 Jan 202319923 kali
- Ada Apa dengan China?28 Dec 202212378 kali
- Gonorrhea Superbug21 Dec 202212232 kali
- Crimean-Congo Hemorrhagic Fever14 Dec 20227315 kali
- Vaksin IndoVac29 Nov 20226083 kali
- Cedera Sambaran Petir24 Nov 20225483 kali
- Emboli Paru dan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon11 Nov 20225258 kali
- Covid Subvarian XBB dan XBC03 Nov 20224549 kali
- Fenomena Resistensi Antibiotik dan Infeksi Superbug26 Oct 20225414 kali
- Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak18 Oct 20226054 kali
- Penggunaan Kendaraan Listrik dari Perspektif Kesehatan dan Lingkungan04 Oct 20229782 kali
- Zero Covid Policy22 Sep 20225583 kali
- Fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada Sistem Imun31 Aug 20226495 kali
- Mengenal Batuk Berdarah22 Aug 20229661 kali
- Mengenal Virus Langya dan Potensi Emerging Disease12 Aug 20223140 kali
- Long Covid dalam Perspektif Asuransi Jiwa dan Kesehatan05 Aug 20223441 kali
- Covid Centaurus26 Jul 20223441 kali
- Menyikapi Penghapusan Ketentuan Waiting Period pada SEOJK PAYDI11 Jul 20225256 kali
- Telaah Ganja Medis sebagai Alternatif Pengobatan07 Jul 20224392 kali
- Ada Apa dengan BA.4 dan BA.5?24 Jun 20222936 kali
- Ramsay-Hunt Syndrome20 Jun 20223130 kali
- Keterkaitan Asma dengan GERD10 Jun 20225419 kali
- Penyakit Virus Hendra03 Jun 20223528 kali
- Mengenal Cacar Monyet26 May 20222995 kali
- Keterkaitan Infeksi Covid dengan Hepatitis Misterius19 May 20223139 kali
- Hepatitis Misterius19 May 20223203 kali
- Serba-Serbi Sakit Pinggang11 May 20225111 kali
- Evidence Based Medicine22 Apr 202218626 kali
- Mewaspadai Potensi Penyakit Ginjal pada Penyintas Covid07 Apr 20223659 kali
- Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia31 Mar 20225767 kali
- Menilik Kesiapan Indonesia vs Negara Tetangga Dalam Melangkah Ke Status Endemi29 Mar 20223223 kali
- Riwayat Pandemi Flu Spanyol 191816 Mar 20228018 kali
- Son of Omricon09 Mar 20222654 kali
- Vaksin Zifivax22 Feb 20226897 kali
- Bahaya Strobo Bagi Kesehatan15 Feb 20226118 kali
- Flurona, Infeksi Apakah Itu?02 Feb 20222957 kali
- Pentingnya Warna Urine Sebagai Indikator Kesehatan25 Jan 202235376 kali
- Spinal Cord Injury17 Jan 202212490 kali
- Mengenal Gerd03 Jan 20226540 kali
- Mengenal Nyeri Dada06 Dec 20215182 kali
- Mengenal Insomnia dan Sleep Deprivation29 Nov 202114319 kali
- Mental Health Awareness Di Lingkungan Kerja23 Nov 20218704 kali
- Dampak Kemunculan Virus Covid Subvarian Delta Plus12 Nov 20213598 kali
- Pemberian Vaksin Pfizer Pada Anak29 Oct 20214309 kali
- Risiko Myokarditis Pada Penerima Vaksin MRNA19 Oct 20217554 kali
- Pengajuan Asuransi Jiwa dan Kesehatan Bagi Penyintas Covid06 Oct 20213310 kali
- Tentang Varian MU28 Sep 20213219 kali
- Tentang Vaksin Sputnik-V15 Sep 20214264 kali
- Badai Sitokin pada Penderita Covid01 Sep 202110297 kali
- Vaksin Moderna Di Indonesia25 Aug 20216086 kali
- Amunisi Pandemi Anak Bangsa09 Aug 20213935 kali
- Pemberian Dosis Booster pada Program Vaksinasi Covid di Indonesia05 Aug 20214411 kali
- Telaah Penggunaan Azithromycin dalam Pengobatan COVID-1928 Jul 202110776 kali
- Peranan Vitamin D dalam Imunitas23 Jul 20217688 kali
- Polemik Ivermectin dalam Pengobatan COVID-1914 Jul 20214738 kali
- Peningkatan Kasus COVID-19 pada Anak di Indonesia28 Jun 20213869 kali
- Peranan Varian Mutasi dalam Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia18 Jun 20213901 kali
- Wacana Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-1914 Jun 20218446 kali
- Infeksi Jamur Hitam pada Penderita COVID-1910 Jun 20215127 kali
- Program Vaksinasi Gotong Royong09 Jun 20214133 kali
- Faedah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen bagi Penderita COVID-1904 Jun 20215013 kali
- Fenomena Long Covid pada Penyintas18 May 20216552 kali
- Mengenal Varian P1 dari SARS-CoV-230 Apr 20214331 kali
- Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil19 Apr 20214014 kali
- Mengenal Varian Trégor16 Apr 20213527 kali
- Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (Mis-C)24 Mar 202114062 kali
- Polemik Vaksin Astrazeneca19 Mar 20216258 kali
- Tentang Varian Mutasi B 117 Yang hadir di Indonesia15 Mar 20213117 kali
- Pengembangan Vaksin Covid-19 Di Indonesia26 Feb 20215501 kali
- Rekomendasi Terbaru Kemenkes Untuk Vaksinasi Covid-1918 Feb 20215677 kali
- Proses Pengelolaan Masker Medis Bekas Pakai15 Feb 20214543 kali
- Pandemic Fatigue11 Feb 20213722 kali
- TELAAH IMUNITAS DALAM DISIPLIN ILMU PSIKONEUROIMUNOLOGI01 Feb 20217041 kali
- Fakta-Fakta Terkait Kejadian Kematian Penerima Vaksin Pfizer22 Jan 20214896 kali
- Kesiapan Edar Vaksin Sinovac di Indonesia15 Jan 20214725 kali
- ISOLASI MANDIRI PADA COVID-1908 Jan 20214795 kali
- Mengenal Mutasi VUI-202012/0104 Jan 20213695 kali
- Delirium pada Penderita COVID-1923 Dec 20206662 kali
- Wacana Dimulainya Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Kembali23 Dec 20203415 kali
- Gangguan Pencernaan Pada Kasus Covid-1922 Dec 20207085 kali
- Potensi Terjadinya Cross-Reactive-Immunity Terhadap Individu Yang Belum Terekspos Sars-Cov-221 Dec 20204558 kali
- Get to Know The Pfizer Vaccine27 Nov 20208345 kali
- Chloroquine in Covid-19 Treatment20 Nov 20205023 kali
- Domination of Office Clusters on The COVID-19 Pandemic20 Nov 20204086 kali
- In-Flight Risks of Covid-19 Transmission17 Nov 20203863 kali
- ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT02 Nov 202010926 kali
- About The Herd Immunity24 Jul 20204845 kali
- Could COVID-19 occur in animals?20 Jul 20204276 kali
- Virus Flu Babi G4 EA H1N1, Akankan Menjadi Pandemi Baru Di Tahun Ini ?03 Jul 20204743 kali
- Penggunaan Masker Dalam Kehidupan ‘Normal Baru’26 Jun 20204407 kali
- A Flashback of Handling COVID-19 in Indonesia28 May 20203756 kali
- COVID-19 dan Penyakit Kardiovaskular11 May 20204284 kali
- Proses Pembuatan Vaksin05 May 202079871 kali
- COVID-19 dan Demam Dengue28 Apr 20204527 kali
- Mitos dan Fakta tentang COVID-1923 Mar 20204483 kali
- Menangani Gigitan Ular02 Mar 20208112 kali
- Mengenal GERD24 Feb 20208236 kali
- Serba-Serbi Jamu17 Feb 20204254 kali
- Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh10 Feb 20203619 kali
- 2019 - Novel Coronavirus28 Jan 20204571 kali
- Vegan vs Vegetarian20 Jan 20204739 kali
- Banjir, Penyakit Pes, dan Leptospirosis13 Jan 202010901 kali
- Serba-Serbi Vitamin D06 Jan 20203468 kali
- Hyperventilation Syndrome30 Dec 201924819 kali
- Pentingnya Kalsium untuk Tubuh26 Dec 20198486 kali
- Serba-Serbi Keluarga Berencana17 Dec 20197139 kali
- Chronic Fatigue Syndrome09 Dec 20199066 kali
- Hipnosis dan Diet Hipnoterapi03 Dec 20197830 kali
- Manfaat Ikan Salmon25 Nov 20198700 kali
- Ulkus Lambung18 Nov 201916661 kali
- Sifilis12 Nov 201921467 kali
- Mengkonsumsi Vitamin C05 Nov 20197453 kali
- Skizofrenia28 Oct 20198516 kali
- Overdosis Kafein21 Oct 20193985 kali
- Bahaya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Panas16 Oct 201917057 kali
- Peran Kolesterol bagi Kesehatan Tubuh27 Aug 20198949 kali
- Penyebab Bau Badan14 Aug 20195814 kali
- Social Drinker05 Aug 201917890 kali
- Mengenal Kandung Empedu30 Jul 201960228 kali
- Nutrisi untuk Rambut15 Jul 20193622 kali
- Mengenal Rambut08 Jul 201948724 kali
- Apakah Menguap Itu Selalu Pertanda Mengantuk01 Jul 20199128 kali
- Serba Serbi Warna Ingus28 Jun 201923940 kali
- Mengenal Cacar Monyet21 May 20195546 kali
- Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan06 May 20193771 kali
- Mengapa Garam Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Meningkat?29 Apr 201929530 kali
- Mengapa Kita Mengalami Cegukan?22 Apr 201912671 kali
- Manfaat Bawang Putih15 Apr 20199560 kali
- Mau tidur siang? Ternyata ada aturannya, lho!26 Mar 20199423 kali
- Extrapulmonary Tuberculosis18 Mar 201912439 kali
- Manfaat Zat Besi untuk Tubuh14 Mar 20198568 kali
- Hipertensi pada Anak06 Mar 201928630 kali
- Gangguan Psikosomatis04 Mar 201912233 kali
- Pentingnya Tidur Untuk Kesehatan18 Feb 20198951 kali
- Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)!12 Feb 20199565 kali
- Fungsi Usus Buntu04 Feb 201917798 kali
- Serba-serbi Tonsil28 Jan 201934863 kali
- Protein dan Asam Amino21 Jan 201984143 kali
- Mengenal IQOS14 Jan 201938151 kali
- Mengenal Diet Keto07 Jan 20199932 kali
- Serba-Serbi Kurang Tidur31 Dec 20185337 kali
- Kolesterol yang Terlalu Rendah26 Dec 20184521 kali
- Ada Apa dengan Nasi?26 Dec 20185641 kali
- Benarkah Vape Tidak Berbahaya?11 Dec 20187549 kali
- Efusi Pleura12 Nov 201821311 kali
- Pneumonia06 Nov 20189340 kali
- Encephalitis29 Oct 20187786 kali
- Meningitis22 Oct 201810052 kali
- Imunisasi Rotavirus15 Oct 201816311 kali
- Prostatitis11 Jul 20188694 kali
- Cystitis02 Jul 201816087 kali
- Tahan Banting Selama Puasa04 Jun 20184265 kali
- Vaksin untuk anak : Iya atau Tidak?21 May 20184161 kali
- Vaksin Cacar Air, Penting atau Tidak ?30 Apr 201816271 kali
- Eclampsia23 Apr 20185423 kali
- Chikungunya12 Mar 201813785 kali
- Rubeola05 Mar 201813213 kali
- Benign Prostatic Hyperplasia05 Feb 20189803 kali
- Transplantasi Liver06 Mar 20178112 kali
- Diet sehat itu seperti apa?06 Mar 20175958 kali
- Sirosis Hati06 Mar 201718758 kali
- Pre-Diabetes, akankah menjadi Diabetes?06 Mar 201710919 kali
- Pancreatic Cancer03 Mar 20178709 kali
- Kanker Lambung03 Mar 201712021 kali
- HFMD02 Mar 201710581 kali
- Cholelithiasis02 Mar 201764615 kali
- Alcohol-Related Liver Disease02 Mar 20177327 kali
- Rokok Elektronik: Penolong dari Ketergantungan atau Alternatif Baru Merokok?10 Dec 20167012 kali
Follow Us
