Mengenal Rambut
Rambut adalah salah satu adneksa kulit yang terdapat di seluruh tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan kuku. Walaupun rambut bisa tumbuh di seluruh tubuh, jenis-jenis rambut tersebut berbeda. Yang pertama adalah rambut tipe terminal, yaitu rambut dengan tekstur kasar yang mengandung banyak pigmen. Rambut tipe terminal ini tumbuh di area kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan area genitalia. Rambut tipe terminal ini diproduksi oleh folikel-folikel rambut berukuran besar yang ada di lapisan subkutis. Oleh karena itu, diameter rambut tipe terminal ini cenderung besar, yaitu lebih dari 0.03 mm.
Selain itu, ada juga rambut tipe vellus, yaitu rambut dengan tekstur halus yang mengandung sedikit pigmen. Rambut tipe vellus ini diproduksi oleh folikel-folikel rambut berukuran sangat kecil yang berada di lapisan kutis. Oleh karena itu, diameter rambut tipe velus ini relatif kecil, yaitu lebih kecil dari 0.03 mm.
Secara umum, rambut terdiri dari akar rambut dan batang rambut. Akar rambut alias folikel, terletak di dalam lapisan dermis kulit. Akar rambut ini dikelilingi oleh pembuluh darah yang bertugas memberikan asupan nutrisi untuk rambut. Akar rambut terdiri dari dua bagian, yaitu umbi rambut dan papil rambut. Umbi rambut adalah bagian luar dari akar rambut, yang mana akan ikut tercabut jika kita mencabut rambut. Sedangkan papil rambut adalah bagian dari akar rambut yang akan tertinggal di dalam kulit meskipun kita mencabut rambut sampai ke bagian akar. Papil rambut inilah yang akan terus hidup untuk menstimulasi pertumbuhan rambut. Namun demikian, papil rambut dapat rusak jika terkena arus listrik atau bahan kimia.
Jika kita memotong rambut secara melintang, maka kita akan melihat tiga lapisan rambut. Lapisan terluar batang rambut adalah kutikula, yang terdiri dari sel-sel keratin yang datar, pipih, dan saling bertumpuk. Lapisan ini cukup keras dan berfungsi melindungi rambut dari kekeringan serta masuknya senyawa-senyawa berbahaya yang dapat merusak rambut.
Lapisan batang rambut yang kedua adalah korteks rambut. Lapisan korteks terdiri dari serabut polipeptida yang memanjang dan tersusun rapat. Sebagian besar lapisan korteks terdiri dari pigmen rambut dan rongga udara. Korteks inilah yang akan menentukan apakah rambut kita akan lurus, berombak, atau keriting.
Lapisan terdalam dari batang rambut adalah medulla. Lapisan ini terdiri dari tiga atau empat lapis sel kubus yang berisi keratohyalin, butiran lemak, dan rongga udara. Lapisan medulla hanya dimiliki oleh rambut tipe vellus.
Rambut dan folikel rambut mulai terbentuk sejak awal masa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pertumbuhan tersebut kemudian akan terhenti sementara pada bulan kelima kehamilan, di mana pertumbuhan rambut dan folikelnya akan memasuki fase ‘istirahat’ sebelum akhirnya beraktivitas kembali. Fase ini akan terus berulang sepanjang umur kita.
Fase pertumbuhan dan ‘istirahat’ rambut ini sebenarnya terjadi berulang-ulang selama kita hidup. Secara garis besar, pertumbuhan rambut terjadi melalui fase-fase berikut:
1. Fase anagen
Fase ini disebut juga sebagai fase pertumbuhan aktif, di mana sel-sel matriks melalui proses mitosis untuk membentuk sel-sel baru yang kemudian akan mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Fase ini berlangsung sekitar 2 – 6 tahun dengan kecepatan tumbuh rambut sekitar 0,35mm per-hari.
2. Fase katagen
Fase ini merupakan masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Fase ini berlangsung sekitar 2 – 3 minggu.
3. Fase telogen
Fase ini merupakan masa ‘istirahat’ yang dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar. Fase ini berlangsung sekitar 100 hari. Setelah melalui fase telogen, pertumbuhan rambut akan kembali masuk ke fase anagen.
Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan patologis. Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut adalah hormon, nutrisi, pubertas, kehamilan, kelahiran, usia, dan vaskularisasi. Hormon-hormon yang mempengaruhi rambut antara lain adalah hormon androgen dan estrogen. Pada pria normal, hormon androgen yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan dan penebalan rambut pada area janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, dan tungkai. Sebaliknya, pada pria yang menderita alopesia androgenetik, hormon androgen yang tinggi justru dapat memperkecil diameter batang rambut dan memperlambat proses regenerasi rambut. Kondisi ini dapat membuat rambut menjadi rapuh dan mudah rontok, sehingga mempercepat terjadinya kebotakan pada pria. Pada wanita, aktivitas hormon androgen dapat menyebabkan hirsutisme. Sedangkan hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut.
Asupan nutrisi juga mempengaruhi pertumbuhan rambut. Pada kondisi malnutrisi dan kekurangan asupan protein, struktur rambut menjadi lebih kering dan rapuh. Rambut juga dapat mengalami kehilangan pigmen sehingga warnanya menjadi lebih terang. Selain itu, defisiensi vitamin B12, asam folat, dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Fase pubertas adalah fase pertumbuhan rambut mengalami akselerasi. Dengan meningkatnya produksi hormon seks, pertumbuhan rambut pada area ketiak dan kemaluan dapat mengalami peningkatan. Namun sebaliknya, rambut pada kepala berpotensi mengalami kerontokan.
Di kepala, kita memiliki sekitar 100.000 folikel rambut. Dalam sehari, rambut kita dapat rontok sekitar 100 helai. Kerontokan rambut adalah hal yang normal terjadi, namun, jika jumlahnya sudah lebih dari 120 helai perharinya, kerontokan tersebut sudah dapat dikatakan sebagai kerontokan yang patologis dan harus diinvestigasi lebih lanjut apa penyebabnya. Secara etiopatogenesis, kerontokan rambut dapat disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan rambut, abnormalitas batang rambut, abnormalitas siklus rambut, dan kerusakan folikel rambut.
Pada usia tua, pria dan wanita sama-sama mengalami kerontokan rambut. kerontokan rambut akan dimulai di ubun-ubun, dahi, pelipis, lalu kemudian bergeser di belakang. Meskipun rambut-rambut yang rontok akan tergantikan oleh rambut-rambut halus, namun rambut-rambut halus tersebut tidak berjumlah banyak, tidak akan tumbuh menjadi rambut yang ‘matang’, dan akan cepat rontok kembali.
Pada penyakit tertentu, pertumbuhan rambut juga akan mengalami gangguan. Misalnya, pada penyakit eritematosis sifilis, rambut akan mengalami penipisan pada beberapa area tertentu. Kondisi ini dikenal sebagai moth eaten appearance. Infeksi jamur dan parasite pada kulit kepala juga dapat menyebabkan batang rambut menjadi rusak, sehingga rambut akan mudah patah dan rontok.
Moth eaten appearance
Infeksi Parasite Pada Kulit Kepala
***