Serba-serbi Tonsil
Akhir-akhir ini, saya banyak mendengar kabar teman-teman saya yang menderita tonsillitis dan direkomendasikan untuk melakukan tonsillectomy. Banyak yang khawatir ‘jadi sering sakit’ karena tonsilnya diangkat. Banyak juga yang mempertanyakan, penting tidak sih sebenarnya tonsillectomy itu?
Sebelumnya, mari kita mengenal tonsil lebih dalam.
Tonsil, alias amandel, merupakan organ kecil yang terletak di belakang tenggorokan. Walaupun berukuran kecil, ternyata tonsil memiliki peranan cukup penting untuk menjaga kesehatan kita. Tonsil berperan sebagai pencegah masuknya bakteri, virus, serta benda asing ke dalam tenggorokan kita. Tonsil juga berfungsi sebagai penghasil sel darah putih dan antibody yang merupakan senjata tubuh kita untuk memerangi infeksi.
Tonsil yang kita kenal sebagai amandel, sebenarnya merupakan tonsil palatina. Tonsil sendiri sebenarnya terdiri dari empat pasang, yaitu tonsil palatina, tonsil adenoid, tonsil lingual, dan tonsil tuba.
Ukuran tonsil bergantung pada usia dan kondisi tubuh seseorang. Ukuran tonsil pada anak-anak umumnya lebih besar jika dibandingkan dengan orang dewasa. Seiring pertambahan usia, ukuran tonsil memang akan mengecil. Berdasarkan penelitian, memang fungsi imunitas pada tonsil akan menurun pada orang dewasa karena orang dewasa sudah memiliki banyak sistem imun yang sudah ‘matang’. Dengan kata lain, peran dari tonsil adalah sebagai sistem imun saat imunitas tubuh kita belum sempurna.
Tonsil adalah penjaga garda depan sistem imun kita untuk melawan infeksi bakteri dan virus, terutama yang masuk melalui mulut. Oleh karena itu, tonsil memang sangat rentan untuk terkena infeksi dan peradangan. Infeksi dan peradangan pada tonsil umum dikenal dengan sebutan tonsillitis.
Tonsilitis dapat terjadi pada semua kelompok usia. Walaupun demikian, insidensi tonsillitis memang paling banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja. Tanda dan gejala dari tonsillitis umumnya mudah terdeteksi karena cenderung menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita, misalnya nyeri tenggorokan, susah menelan, demam, dan pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Pada kasus yang berat, tonsillitis bahkan bisa menyebabkan penderita menjadi sulit bernapas dan gangguan tidur.
Kalau sudah seperti di gambar no-4, bagaimana tidak jadi susah bernapas?
Tonsilitis dapat diobati dengan tindakan konservatif –seperti minum banyak cairan atau berkumur air garam- dan pengobatan dengan medikamentosa –seperti anti-nyeri, anti-radang, dan anti-biotik-. Namun jika dengan pengobatan tersebut peradangan tetap bertahan, maka dokter akan merekomendasikan tindakan pengangkatan tonsil yang disebut dengan tonsillectomy.
Ada beberapa kondisi yang membuat dokter merekomendasikan tindakan tonsillectomy:
- Infeksi tonsil terjadi secara terus menerus atau berulang (lebih dari tujuh episode tonsillitis
pertahun atau lebih dari empat episode tonsillitis pertahun yang terjadi selama dua tahun
berturut-turut)
- Adanya komplikasi yang berat, seperti gangguan bernapas atau sleep apnea
- Adanya abses pada area sekitar tonsil
- Tidak mampunya antibiotic meredakan tonsillitis
- Tonsillitis yang disertai dengan adanya tumor tonsil
Tonsillectomy dapat dilakukan dengan dua metode. Metode yang lebih sering digunakan adalah diseksi diatermi bipolar, karena metode ini dianggap dapat meminimalisir risiko pendarahan. Metode ini dilakukan dengan menggunakan forcep elektris yang bertujuan untuk menutup pembuluh darah yang ada di antara tonsil dan otot di sekitarnya. Tonsil kemudian akan diangkat satu persatu. Dengan metode ini, tonsil dapat diangkat secara total tanpa menyisakan sisa jaringan.
Metode lain yang dapat digunakan adalah metode intrakapsular. Metode ini menggunakan probe elektris untuk memecah dan menghancurkan protein di jaringan tonsil. Probe tersebut mengandung larutan garam yang dipanaskan dengan arus listrik, sehingga dapat menghancurkan kelenjar yang ada di lapisan tonsil. Sayangnya, metode ini dianggap berisiko membuat kerusakan pada otot dan pembuluh darah di sekitar tonsil.
Banyak yang khawatir kalau dengan tonsillectomy, kemampuan tubuh kita untuk menangkal infeksi –terutama infeksi yang masuk melalui mulut- menjadi menurun. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena tubuh kita memiliki banyak sistem kekebalan lain di sekitar mulut seperti adenoid, dinding faring, uvula, dll.
Gambar di atas menunjukkan sistem imun yang banyak pada tubuh manusia.
Jadi, kalau direkomendasikan untuk melakukan tonsillectomy tidak usah takut jadi mudah sakit, ya!
***